Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️
Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻
.....
⚠️WARNING ⚠️
mengandung unsur yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur 18 tahun
mohon pengertiannya bagi pembaca sekalian
jangan menyangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan nyata pemeran yang bersangkutan
terima kasih atas pengertiannya
*****
Perjalan yang cukup jauh membuat Chika bertanya-tanya kemanakan Ara akan membawanya pergi. Perasaan tadi Ara hanya mengajaknya berjalan-jalan dan mencari es krim. Namun apakah perjalanan ini tidak terlihat cukup jauh, batin Chika.
Menempuh jarak sekitar satu jam setengah akhirnya Ara menghentikan mobilnya di area parkir sebuah pabrik yang Chika sediri juga tak tau pabrik apa itu sebenarnya. Ara melepas sabuk pengamannya dan segera turun. Setelah menutup pintu mobilnya Ara langsung berlari ke arah pintu mobil Chika dan membukakannya untuk Chika. Satu perhatian kecil seperti ini yang sangat membuat Chika senang, karena memang Ara selalu saja melakukan dirinya seperti ratu.
"Silahkan turun ibu peri,"
"Lah kan biasanya tuan putri?"
"Idih mau dipanggil tuan putri?"
"Ngga deh, nyonya besar aja," canda Chika yang kemudian diikuti tawa Ara.
Setelahnya Chika pun turun dan Ara langsung menggandeng tangan kekasihnya. Ini juga sudah menjadi kebiasaan Ara untuk terus menggandeng kemanapun mereka pergi bersama. Chika masih bertanya-tanya mengapa Ara mengajaknya ke sebuah pabrik, hingga Ara tiba-tiba bertanya kepadanya.
"Sayang kamu inget ngga waktu awal aku gendong kamu?"
"Oh waktu aku pingsan gegera kamu lempar bola?" jawab Chika sambil terkekeh kemudian karena mengingat kenangan semasa dibangku SMA itu.
"Ih bukan itu sayang, itu loh yang jalan ke kelas abis kamu pingsan," jelas Ara.
"Oh iya yang awal kita bisa ngobrol banyak itu, inget inget kenapa emang?"
"Aku pernah bilang kalo aku bakal beliin es krim sepabrik-pabriknya kan ya?"
"huum, terus?"
"Nih udah aku beliin pabriknya, sekarang kamu kalo mau es krim tinggal telepon karyawan disini aja ntar bakal dikirim ke rumah,"
Chika dibuat menganga saat Ara mengucapkan hal itu. Dia yakin jika dulu Ara pasti hanya sedang bercanda, tetapi siapa sangka ternyata peryataan itu dibuat serius oleh kekasihnya ini.
"Raa gausah main-main deh, ga lucu," ujar Chika yang masih belum bisa percaya.
"Ih beneran sayang aku ngga bohong, kan aku bilang kalo udah bisa cari uang sendiri bakal beliin kamu es krim sepabriknya,"
Belum sempat Chika menjawab tiba-tiba ada salah satu pegawai menhampiri Ara dengan sedikit berlari dari kejauhan. Setelah itu Ara yang melihatnya langsung memberikan tanda untuk pelan-pelan saja.
"Bu Ara kenapa kok datang tiba-tiba dan tidak memberi tau sebelumnya, jadi tidak ada sambutan untuk ibu," ucap pegawai itu dengan sopan saat sudah sampai di dekat Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Milikku 2 [END]
Teen FictionKehidupan memang tidak pernah bisa ditebak, bahkan takdir tidak akan pernah bisa diubah. Namun aku akan terus berusaha dan berdoa, agar takdirku selamanya berada disisimu. Mencintaimu bukanlah sebuah keharusan, melainkan suatu kewajiban yang harus s...