1

10.2K 800 41
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻

.....

Ara Pov

Semua terasa seperti mimpi yang begitu indah. Hingga saat tiba waktunya untukku membuka mata, tak akan ada kata izin dariku untuk membukanya. Seperti itulah diriku saat wanitaku memberikan jawaban atas pertanyaan yang ku tanyakan. Ajakan yang terus ku simpan selama hampir dua tahun lamanya kini berhasil keluar langsung dari mulutku dan sampai ke dalam telinganya. 

Satu anggukan darinya berhasil membuat ujung bibirku terangkat begitu tinggi hingga rasanya mati sekarang pun tak ada rasa penyesalan dalam diriku. Namun pikiran itu langsung ku buang jauh-jauh karena aku tidak akan bisa membahagiakannya jika aku harus menghilang dari hidupnya. Perasaan bahagia yang entah sampai kapan akan terus berada di dalam dadaku tak kunjung hilang sampai ku berada persis di depan rumahnya. Dia masih saja melihat jari manisnya yang dilingkari sebuah cicin yang beberapa saat lalu ku berikan. Hingga aku tak menyadari senyumku sudah terukir sempurna saat ku lihat dia.

"Ih gila senyum-senyum sendiri," ucapnya saat mendapatiku tersenyum begitu lebar saat melihatnya.

"E-eh hehehe, habis kamu gemes banget waktu liatin cincinnya," ucapku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Makasih ya Raa,"

"Sama-sama cantik,"

"Emang cantik wlee,"

"Kok? Dih gajadi,"

"Ih.. masa gajadi," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Cup..

Satu kecupanku berhasil mendarat tepat dibibirnya yang sedang mengerucut gemas. Tak pernah tahan dengan sifatnya yang begitu menggemaskan sehingga membuat naluriku bergerak begitu saja untuk menciumnya. Dia yang semula kesal dan mengerucutkan bibirnya tiba-tiba mengulum bibirnya ke dalam dan menjadi malu-malu karena ciuman tiba-tiba dariku. Semakin gemas aku dibuatnya hingga ku perintahkan tanganku untuk mengacak rambutnya yang rapi sampai menjadi sedikit berantakan.

"Ih berantakan Araaa," kesalnya lagi sembari membenarkan rambutnya.

"Gapapa lah, kan udah selesai sidang,"

"Hm.."

"Loh kok marah,"

"Ga,"

"Sayang maaf yaa?" ucapku sambil menangkup wajahnya dan menatap lekat manik hitam miliknya. 

"Raa jangan gini kalo aku lagi ngambek,"

"Hm?" bingungku.

"Aku jadi gabisa kesel ke kamu kalo kamu selembut ini minta maafnya,"

Aku tertawa sebentar saat mendengar perkatkaanya. Setelah itu ku kecup singkat keningnya dan dia spontan menutup matanya. Ku rapikan kembali rambunya yang tadi sempat berantakan karena ulahku.

"Yaudah masuk gih," ucapku setelah merapikan rambutnya.

"Ga masuk dulu?"

"Ngga deh mau mempersiapkan diri dulu,"

"Buat apa?"

"Ngelamar kamu lah Chika sayangku cintaku,"

"Oh iya udah ngajak nikah ya," ucapnya sambil memamerkan cincin di jari manisnya.

Kamu, Milikku 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang