Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️
Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻
.....
⚠️WARNING ⚠️
mengandung unsur yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur 18 tahun
mohon pengertiannya bagi pembaca sekalianjangan menyangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan nyata pemeran yang bersangkutan
terima kasih atas pengertiannya
*****
Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa sudah hampir 6 bulan lamanya sejak saat Chika dinyatakan hamil oleh dokter William. Prosedur yang saat itu dilakukan oleh Chika dan Ara berhasil dilakukan sehingga dapat membuahkan hasil. Untuk menjaga kesehatan calon bayi yang ada di dalam kandungan Chika dokter William memang meminta Chika untuk tidak begitu banyak beraktifitas. Itu sebabnya Ara tidak mengizinkan istrinya untuk bekerja dan turun langsung ke lapangan. Ara meminta istrinya untuk menangani semua masalah pekerjaannya dari rumah. Hal itu juga tidak mempengaruhi butik milik Chika.
Saat ini usia kanduangan Chika sudah memasuki bulan kelima yang mana dirinya sudah terbiasa. Waktu awal kehamilannya dia merasa sangat tertekan karena penyesuaian janin yang ada di dalam tubuhnya. Mual selalu dia rasakan bahkan untuk makan sesuap nasi saja rasanya tidak bisa dia lakukan. Namun beruntung dia memiliki Ara yang selalu dengan telaten menyuapi dan menyuruhnya makan. Seiring berjalannya waktu rasa mual itu hilang dengan sendirinya.
Saat ini Chika sedang berada di rumah dengan Ara istrinya. Ya sekarang adalah hari Sabtu yang mana Ara juga sedang libur bekerja. Chika tengah duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi dan sesekali mengelus perutnya yang sudah cukup besar. Ara yang datang dari arah dapur sambil membawa potongan buah duduk tepat di sebelah istri tercintanya.
"Gimana debaynya?" tanya Ara sembari meletakkan buah yang dibawanya.
"Ga gimana gimana," jawab Chika sambil memakan buah yang dibawa Ara.
Ara mendekatkan kepalanya pada perut Chika dan mengelus pelan perut itu sambil mengucapkan beberapa kalimat.
"Sayangnya mama jangan nakal ya di perut bunda kasian bunda kalo dedek gamau makan. Terus kalo dedek mau minta apa-apa jangan yang susah-susah ya dek, mama ntar bingung nyariinnya dimana. Dedek sehat-sehat yaa biar cepet ketemu mama sama bunda," ucap Ara sambil mengusap lembut perut Chika.
Chika yang melihat Ara seperti itu langsung tersenyum karena memang Ara selalu menenangkan hatinya ketika sedang berbicara dengan calon anaknya. Setelah berbicara dengan calon anaknya, Ara langsung menaikan kepalanya dan menyederkannya pada bahu Chika. Chika tidak menolak dan malah mengelus dengan lembut pipi Ara.
"Loh ini kenapa yang jadi manja yang gede," goda Chika pada Ara yang saat ini semakin menduselkan kepalanya pada ceruk leher Chika.
"Pengen aja, aku dah puasa lama banget tau. Dah lima bulan aku puasa," rengek Ara pada Chika sambil sesekali mengecup lembut leher istrinya.
Chika yang mengerti arah pembicaraan Ara hanya terkekeh.
"Ih malah ketawa," kesal Ara yang kemudian menarik kepalanya dan langsung menyenderkan punggunya dengan kasar pada senderan sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Milikku 2 [END]
Teen FictionKehidupan memang tidak pernah bisa ditebak, bahkan takdir tidak akan pernah bisa diubah. Namun aku akan terus berusaha dan berdoa, agar takdirku selamanya berada disisimu. Mencintaimu bukanlah sebuah keharusan, melainkan suatu kewajiban yang harus s...