Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️
Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻
.....
Kini Ara sudah membawa dua kantung plastik penuh bahan-bahan makanan yang akan Chika gunakan untuk memasak. Tetapi Chika masih heran dengan semua yang Ara beli, karena memang seperti bukan bunda Ara saja jika harus kehabisan bahan masakan itu. Bahkan seperti bahan dasar seperti gula dan garam saja kehabisan. Chika benar-benar berpikir keras, hingga ketika sudah berada di dalam mobil dan Ara melajukan mobilnya Chika baru bertanya kepada Ara.
"Raa,"
"Hm?"
"Kok tumben sih bunda kehabisan bahan sebanyak ini? Bukannya bunda selalu punya cadangan ya di gudang bahan makanan?" tanya Chika heran dan hanya di balas tawa kecil oleh Ara.
"Ih Raa aku beneran tanya tau," ucap Chika sambil memukul pelan lengan Ara dan tak lupa tatapan seram milik Chika pun ikut keluar.
"Ih ih iya iya sayang ini mau jawab jangan dipukul dong," pinta Ara sambil tertawa renyah.
Chika pun menghentikan aksinya dan mulai mendengarkan kekasihnya untuk berbicara.
"Kan aku bilang mau mampir ke rumahku kan?"
"Heem ke rumah kamu," jawab Chika cepat dengan anggukan.
"Ya kalo di rumah aku emang belum ada apa-apa, cuma ada barang doang,"
Chika masih belum bisa mencerna kalimat yang Ara ucapkan. Ara sudah menebak jika kekasihnya akan bereaksi seperti itu, itulah mengapa dengan sedikit tertawa Ara memberi tau yang sebenarnya kepada Chika.
"Rumah kita sayang, rumah kita nanti kalo udah nikah. Gimana? Mau mampir?" jelas Ara kemudian.
"Ha?"
"Iya sayang, aku beli rumah itu baru dua minggu yang lalu,"
"Waktu kamu tanya mau model rumah yang mana ke aku?"
"Iyaa, kan aku tanya dulu ke kamu,"
"Terus kamu beli yang aku pilih?"
"Iyaa lah, kan aku maunya istri aku nyaman disana,"
Dengan segera Chika membuka hp nya dan melihat kembali gambar yang Ara berikan waktu itu. Chika pikir saat itu Ara hanya merencanakan saja dan akan mencari rumah dengan harga yang menurutnya mampu untuk dibeli, meskipun tidak mahal asal nyaman. Jadi saat itu Chika tidak melihat harga yang tertera dan langsung saja memilih model rumah yang Chika idamkan. Setelah berhasil menemukan gambar yang Ara berikan Chika langsung tertegun dengan nominal yang tertera pada gambar itu.
"Raa beneran segini harganya?" tanya Chika sambil memperlihatkan gambar di hp nya.
"Iyaa sayang, ga kurang ga lebih langsung aku bayar cash,"
"Ya ampun sayang, padahal kalo dicari lagi ada yang harganya lebih murah dari ini terus modelnya sama," keluh Chika.
"Apapun buat istri aku mah sanggup aku dapetin sayang,"
"Tapi ini.."
"Ngga suka yaa? Mau beli yang kamu mau aja?" tanya Ara dengan nada yang merasa sangat bersalah.
"Gausah ngadi-ngadi yaa, terus rumah yang ini mau dikemanain. Aku suka kok, suka banget malah tapi aku kadang suka lupa kalo calonku nih sultan," ucap Chika sambil sedikit mendrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Milikku 2 [END]
Novela JuvenilKehidupan memang tidak pernah bisa ditebak, bahkan takdir tidak akan pernah bisa diubah. Namun aku akan terus berusaha dan berdoa, agar takdirku selamanya berada disisimu. Mencintaimu bukanlah sebuah keharusan, melainkan suatu kewajiban yang harus s...