12

3.9K 444 17
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻

.....

Beberapa bulan kemudian...

hueekkk... hueekkk...

Mendengar suara di kala tidurnya Ara langsung bangkit dan mengusap mukanya kasar. Bukannya marah atau bagaimana, tetapi dia memang baru tidur sekitar 3 jam-an karena laporan yang harus dia selesaikan sehingga membuatnya lembur. Di saat baru saja terlelap telinga Ara mendengar suara yang tak jauh dari kamarnya. Ara langsung bangun dan melihat keadaan sekitar dan benar saja istrinya yang sebelum saat hendak tidur dia lihat di atas ranjang sekarang sudah hilang tak tau kemana. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka Ara melirik jam di nakas dekat tempat tidurnya.

04.39

Ini masih terlalu pagi untuk dirinya bangun, lebih-lebih karena dia baru saja tertidur karena lemburnya. Ara yang masih setengah sadar langsung memanggil istrinya dari atas tempat tidur.

"Sayaaaang," panggil Ara dengan suara serak khas bangun tidur dan menggaruk kepalanya.

Tak ada jawaban dan malah suara yang tadi membangunkannya itu terdengar kembali. Pelan-pelan Ara mencoba mencerna suara apa yang sedang didengarnya dengan seksama. Setelah cukup sadar dan menyadari suara itu Ara langsung melompat dari atas tempat tidur dengan mata yang terbuka sangat lebar. Perasaan khawatir langsung menyelimuti dirinya mana kala suara Chika yang sepertinya sedang muntah-muntah itu terdengar kembali.

"Sayang kamu gapapa?" ucap Ara sedetik setelah memasuki kamar mandi dan memegang bahu istrinya sembari mengelus pelan punggungnya.

Chika hanya mengangguk dan membasuh mulutnya. Kemudian Chika berjalan kembali ke tempat tidur sembari merangkul pinggang Ara dan menyandarkan kepalanya pada dada Ara. Ara memapah istrinya dengan perlahan hingga tidur kembali di tempat tidur mereka. Setelah itu Ara mengambil satu gelas air putih dan memberikannya kepada Chika untuk diminumnya agar istri kesayangannya merasa lebih enakan.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Ara setelah memposisikan dirinya di sebelah Chika.

"Gatau mual banget, tapi ngga bisa di muntahin," ucap Chika sambil memposisikan kepalanya untuk tertidur di atas lengan Ara.

"Hamil kali yaa?"

"Kali yaa?"

"Cek ga?"

"Cek aja kali ya?"

"Cek lah masa ngga sapa tau jackpot kan?" ucap Ara sambil sedikit bercanda kepada istrinya.

Ntahlah semakin lama mereka menjalin rumah tangga semakin tidak jelas juga percakapan mereka. Mungkin ini yang dinamakan satu frekuensi dengan pasangan?

"Yaudah besok cek yaa?" tanya Ara lagi kepada Chika.

"Iya deh, tapi anterin," rengek Chika sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Ara yang terlihat begitu lelah.

"Iyaa lah aku anter, kalo ngga bisa-bisa aku di cap jadi istri tidak bertanggung jawab,"

"Kan emang?"

"Ha?"

"Tadi istrinya tidur malah ditinggal lembur ngerjain laporan,"

"Ya kalo ngga aku kerjain ntar aku dipecat, trus kamu sama anak kita makan apa nanti?" ucap Ara sambil mencubit hidung istrinya gemas.

Kamu, Milikku 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang