4

4.7K 659 34
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻

.....

Malam sudah menampakkan dirinya dan langit sudah dihiasi oleh bulan beserta bintang-bintang yang saling bersinar satu sama lain. Setelah menghabiskan waktu berdua di tepian danau Ara dan juga Chika memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat berjalan menuju mobil miliknya tiba-tiba Ara melihat ada sebuah kapal yang diikat di kayu yang tertancap di tanah. Dengan sedikit berlari Ara menghampiri kapal itu dan dengan semangat dia mulai berakting di sana.

"Yuk kita naik kapal ke danau!" ucap Ara dengan nada yang begitu mendrama.

"Ha?" jawab Chika bingung dengan tingkah kekasihnya.

"Kalau kau lelah mendayung tidurlah dalam dekapanku, karena di dalam mimpi kita akan terus saling mencinta," lanjut Ara setelahnya.

"Gila kamu Raa?"

"Ih itu tuh monolog kesukaan aku tau," kesal Ara karena Chika tidak mengikuti cara mainnya.

"Ya briefing dulu dong biar bisa jawab akunya," kekeh Chika kemudian karena gemas dengan tingkah kekasihnya.

"Tauk deh," ucap Ara yang masih kesal lalu pergi berjalan menuju mobilnya, tetapi tak lupa dia menggandeng tangan kekasihnya karena hari sudah malam dan dia tidak ingin kekasihnya kenapa-napa.

Chika tersenyum mendapatkan perlakuan hangat dari Ara, karena meskipun dirinya membuat kekasihnya itu kesal tetapi kekasihnya tetap memperlakukannya dengan hangat. Mengikuti langkah kekasihnya akhirnya Chika sudah duduk di sebelah kursi kemudi dan tak lama Ara juga duduk di balik kursi kemudi. CHika menatap wajah Ara yang masih cemberut dan itu membuatnya begitu bersalah. Niat hati Ara mengajaknya ke tempat ini adalah untuk menenangkan pikirin Ara yang baru saja ditolak saat melamarnya, tetapi dirinya malah membuat kekasihnya ini kesal.

"Araa,"

"Hm?"

"Liat aku," ucap Chika dengan nada yang sangat lembut.

"Aku lagi nyetir sayang, kenapa?" ucapnya sambil salah satu tanganya mencari keberadaan tangan Chika dan menggenggamnya.

"Maaf ya,"

"Buat?"

"Ya kan kamu ngajak aku ke sana tadi buat nenangin pikiran sama hati kamu, tapi aku malah buat kamu kesel,"

Ara terkekeh mendengar tuturan dari kekasihnya yang menurutnya sangat menggemaskan ini. Dengan mengusap pelan punggung tangan kekasihnya yang tengah dia pegang, Ara berusaha menenangkan kekasihnya yang sepertinya terlihat sedikit sedih.

"Kamu sedih ya aku kesel?" ujar Ara lembut.

"Huum,"

"Sayang aku kesel ya udah cuma kesel gitu aja, terus sekarang juga udah ilang," ucap Ara masih dengan nada yang begitu menenangkan.

"Tapi kan kamu jadi sedih lagi,"

"Kata siapa?"

"Nih sekarang pasti lagi sedih,"

"Iya sih, coba cium dulu siapa tau bisa seneng lagi," ucap Ara sambil mendekatkan pipinya kepada Chika.

Cup...

Satu kecupan Chika berikan pada pipi Ara karena memang sekarang dirinya sangat merasa bersalah. Ara yang mendapatkan kecupan itu langsung tersenyum dan mencoba menyembunyikan kesenangannya. 

Kamu, Milikku 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang