5

4.7K 643 24
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻

.....

Banyak orang pernah bilang bahwa menunggu waktu sidang sama seperti orang sedang bermain wahana roller coaster, karena mood kita seperti dibawa naik turun. Bisa naik begitu cepat dan turun secara tiba-tiba. Seperti itulah Ara sekarang, bahkan hanya dengan melihat seekor kucing mengeong di sebelahnya dan membuatnya terkejut dapat membuat mood Ara benar-benar turun. Tetapi untungnya disana juga ada Chika kekasihnya yang setia berada di sampingnya. Bahkan Chika menyempatkan datang, padahal sebenarnya hari ini dia ada rapat penting dengan klien di butiknya. 

Benar sekali, semenjak lulus dan mendapatkan gelarnya Chika memutuskan untuk membuka butiknya sendiri. Padahal bunda Ara selalu meminta Chika untuk mengambil alih beberapa cabang butiknya di berbagai kota yang tersebar di Indonesia. Namun Chika selalu menolak dan berkata jika dirinya ingin membuka butiknya sendiri. Bunda Ara pun tidak bisa memaksanya dan sangat merasa bangga dengan calon menantunya itu. Bukan hanya Ara yang ingin mempunyai bisnisnya sendiri, tetapi calon menantunya ini juga berkeras dengan pendiriannya yang ingin membuka butiknya sendiri.

Melihat Ara yang sedang kesal dan memarahi kucing, Chika yang heran dengan tingkah kekasihnya ini mencoba menangkannya dengan menariknya kembali untuk duduk. Tangan dingin milik Ara digenggam dengan begitu erat sambil menunggu giliran kekasihnya ini untuk sidang. 

"Gausah gugup ih, masa anak jenius kek kamu mau sidang gini aja sampe dingin gini tangannya," ucap Chika yang berusaha menenangkan kekasihnya itu.

"Plis ya sayang, aku juga manusia biasa asal kamu tau. Degdegan tau ga, nih coba deh rasain," ucap Ara yang kemudian mengarahkan tangan Chika pada dadanya.

"Hahahaha, sampe segitunya yaa. Udah sekarang tarik nafas terus buang,"

Ara mengikuti apa yang Chika katakan. Pelan tapi pasti Ara mencoba untuk menangkan dirinya sendiri. setelah beberapa saat dirinya menengkan diri, tiba-tiba datanglah waktu dimana dirinya untuk melakukan langkah terakhirnya menuju kelulusan. Ara berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan, lalu masuk ke dalam ruang sidang. Sebelum itu dia memeluk Chika untuk mengisi energinya yang dirasanya masih kurang. Chika membalas pelukan Ara dan mengelus pelan punggung Ara sambil sesekali menepuk pelan punggung kekasihnya.

"Semangat ya sayang, nanti kalo lulus aku kasih hadiah spesial hehehe," bisik Chika di dalam pelukan kekasihnya itu.

Mendengar hal itu sudah jelas Ara semakin semangat untuk segera lulus dari studinya ini. Dengan cepat Ara melepaskan pelukannya sambil tersenyum menatap kekasihnya. Setelah itu Ara mencium sekilas kening kekasihnya dan berjalan menuju ruang sidang sambil sesekali mengehembuskan nafas kasar.

Chika sekarang hanya bisa menunggu hasil sidang Ara sambil terus berdoa untuk kelancaran kekasihnya. Jika tidak lulus bisa-bisa dirinya tidak jadi nikah, batin Chika. Ntahlah mengapa Chika sekarang malah memikirkan hal itu, bahkan Chika sendiri sampai dibuat tertawa dengan pikirannya sendiri kala itu.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Chika melihat kekasihnya berjalan ke arahnya dengan langkah yang cukup gontai. Padahal firasat Chika mengatakan bahwa kekasihnya ini akan lulus dengan nilai sempurna, tetapi mengapa kekasihnya berjalan dengan gontai ke arahnya? Dengan sedikit berlari Chika menghampiri Ara yang masih berjalan gontai.

"Sayang kenapa? Hei?" tanya Chika yang sudah berada di depan kekasihnya.

Ara hanya menunduk lesu dan tak menjawab Chika. Chika dibuat bingung dengan tingkah kekasihnya. Tanpa pikir panjang Chika langsung memeluk erat raga kekasihnya itu. Mungkin ini bukan hari bahagia untuk kekasihnya, sehingga dia bersikap seperti ini saat keluar dari ruang sidang, batin Chika.

Kamu, Milikku 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang