14

3.9K 429 4
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻

.....

Waktu berjalan cukup cepat, hingga tak terasa jika sesuai perkiraan dokter William anak Ara dan Chika akan lahir pada bulan ini. Sudah jelas bahwa Chika telah menyiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukannya jika suatu saat tiba-tiba perutnya mengalami kontraksi. Semua itu sudah Chika persiapkan dalam satu tas agar tidak merepotkan katanya.

Hari ini Chika sedang duduk santai di ruang tengah sambil menonton acara di televisi. Untung hari ini sedang weekend, jadi sudah pasti Ara juga sedang berada di rumah. Dengan semakin besarnya perut Chika membuat Chika semakin malas untuk melakukan banyak aktivitas. Beruntungnya dia memiliki istri yang bernama Ara, karena dengan siap siaga Ara akan menuruti apapun kemauan Chika dan calon anaknya.

Setelah membuat camilan Ara langsung duduk disebelah istrinya dan mulai mengelus pelan perut istrinya yang sudah terlihat begitu besar.

"Kesayangan mama bentar lagi keluar yaa," ucap Ara sambil mengelus perut istrinya.

Chika hanya tersenyum melihat tingkah Ara yang selalu mengajak bicara calon anak mereka. Dengan tersenyum Chika mengelus pelan rambut Ara yang saat ini sedang berasa di atas perutnya karena Ara memang selalu mendekatkan telinganya pada perut Chika saat sedang berdialog dengan calon anak mereka.

"Sayang," panggil Ara seraya sedikit mendongak untuk melihat wajah Chika.

"Hm?"

"Kay sama Key kapan keluarnya?"

"Gasabar banget ya mau main sama mereka?"

"Iyaa, pengen aku ajak jalan-jalan,"

"Ya kan perkiraan dokter minggu ini kalo ngga minggu depan,"

"Makin ga sabar,"

"Sama aku ju-"

Chika yang belum menyelesaikan kalimatnya langsung terdiam. Ara yang tidak mendengar suara Chika langsung  duduk dan melihat istri tercintanya. Terlihat Chika sudah membelakan mata dan berusaha mengatur nafasnya.

"Sayang kamu?" tanya Ara yang terlihat mulai panik melihat istrinya.

"Huum, kayaknya udah mau. Kamu jangan panik ambil tas yang udah aku siapin, terus kita buruan ke rumah sakit. INI SAKIT ARAAAA BURUANNN," teriak Chika di kalimat terakhir yang dia ucapkan.

"I-iyaa, oke bentar tunggu ya sayang," ucap Ara dan langsung bergegas mencari apa yang dikatakan istrinya tadi.

Ara berlari ke kamar dan mencari tas yang dimaksud oleh Chika. Matanya mulai menjelajahi setiap sudut kamar untuk mencari tas yang Chika maksud. Sebenarnya Chika sudah memberi tahu Ara dimana letak tas itu sebelumnya. Karena panik ingatan Ara mendadak hilang dan sekarang dia sedang bingung mencari keberadaan tasnya.

Ara mulai menenangkan diri dan berusaha mengatur nafasnya. Perlahan dirinya mengingat dimana Chika pernah memberi tahunya letak tas yang dimaksud istri tercintanya itu. Setelah berpikir sejenak Ara teringat sesuatu.

"Lemari, iyaa di lemari," ucap Ara sambil berlari kemudian.

Semua dirasa sudah siap Ara pun langsung membopong Chika untuk keluar dan masuk ke dalam mobil. Untung saja hari ini supirnya memilih untuk tetap bekerja di hari liburnya. Jadi Ara dapat meminta tolong untuk diantarkan menuju rumah sakit. Ara sungguh bangga kepada istrinya karena disituasi seperti ini istrinya masih saja tenang. Meskipun sesekali berteriak karena kontraksi dari sang buah hati yang sudah tidak sabar ingin menghirup udara luar.

Kamu, Milikku 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang