8 : Extra (Suicidal Attack)

1K 47 11
                                    

"Apa yang harus kupakai?"

Di kamar besarnya yang ber-Ac dengan tegangan enam ratus watt, Luna sedang berdiri di depan cermin setinggi manusia dewasa dengan beberapa pakaian di kedua tangannya.

"Pilihanku sangat terbatas."

Tumpukan pakaian bukan hanya ada di kedua tangannya, tapi di kasur besarnya dan juga di meja serta kursinya.

"Ini terlalu kekanakan!"

Dia melemparkan sebuah pakaian lagi dan lagi. Proses itu terus berulang dan berulang sampai lemari pakaiannya tanpa sadar sudah kosong dan semua isinya berpindah ke luar.

"Ini agak gawat."

Gara-gara kakaknya yang overprotective, pilihan pakaian yang bisa dia kenakan jadi sangat terbatas. Barang-barang itu tidak jelek dia tahu itu, meski yang memilihkannya adalah kakaknya yang mengaku-ngaku sangat tahu apa yang akan kelihatan pas dengannya.

Dia tidak menggunakanya hanya karena bukan mereka yang sedang dia butuhkan, bukan karena dia tidak menyukai pilihan kakaknya.

Luna tidak mengetahui dari mana tepatnya Ricky mendapat uang, tapi dari tindakan kakaknya yang selalu mengecek komputer dan internet gadis itu menebak kalau mungkin kakaknya dapat uang dari blog atau yang sejenisnya.

Dari mana kakaknya dapat uang sama sekali bukan masalah, sebab Luna percaya kalau kakaknya tidak akan melakukan apapun yang bisa melukai atau merugikan orang lain. Yang jadi masalah adalah selera kakaknya.

Pakaian yang dibelikan kakaknya hanya bisa dibagi dalam dua kategori yang hampir tidak ada bedanya.

Imut dan manis.

Sebelum bisa masuk ke lemari pakaiannya, benda-benda itu harus melewati berbagai macam inspeksi serta filtering. Dan syarat utama untuk bisa lolos adalah, mereka tidak boleh terlalu banyak memperlihatkan kulit. Mereka harus memiliki lengan walau cuma sedikit, tidak boleh memperlihatkan pahanya lebih dari standart yang ditetapkan kakaknya, dan yang terakhir.

Bentuk tubuhnya tidak boleh kelihatan dengan jelas.

Persyaratan terakhir memang agak aneh, mengingat jika lekuk tubuh wanita milik adik perempuannya itu bahkan masih belum terbentuk.

Ketika dia memakai pakaian yang dipilihkan kakaknya, dia sering mendapatkan pujian tentang betapa manis dan imutnya dia. Dia suka dipuji, tapi dia agak kecewa karena manis yang orang-orang maksud bukan kata manis yang ditujukan pada seorang gadis melainkan anak-anak.

Tatapan dari kebanyakan orang yang melihat Luna bisa disamakan dengan seseorang yang melihat anak empat tahun yang masih sangat lucu.

Kakaknya selalu bilang kalau dia itu manis tapi sesekali dia ingin kakaknya bilang kalau Luna itu cantik, sebagai seorang gadis dan bukannya anak-anak. Dan juga bukan karena dia adalah adiknya.

Sebagai seorang gadis, sangat normal kalau dia ingin kelihatan cantik. Bahkan teman-teman perempuannya juga banyak yang sudah mulai mempraktikan apa yang disebut dengan berdandan.

Dia tidak ingin memamerkan penampilannya pada orang-orang di luar agar dipuji, tapi sesekali dia juga ingin berdandan. Dia ingin kelihatan cantik di depan kakaknya, tapi kesempatan untuk melakukannya tidak pernah datang.

Jika tiba-tiba dia berdandan dia tidak tahu harus menjawab apa saat kakaknya bertanya kenapa dia melakukannya.

Berdandan ketika sedang berada di rumah akan kelihatan aneh. Lalu, kalau dia bilang berdandan karena ingin keluar bisa dipastikan kakaknya malah akan menyuruhnya kembali masuk ke kamar dan tidak membolehkannya keluar sebelum mengembalikan penampilannya jadi normal.

DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang