16 : The Shadow Of Giants

477 34 19
                                    

Jika ada kerancuan, atau nama karakter yang salah langsung dikomen aja. Cerita ini di porting dari fic, jadi mungkin ada yang kelewatan belum diedit.

***

Misiku dan Maya berakhir dengan kegagalan. Tapi meski begitu aku sama sekali tidak kecewa. Jika ada hal yang membuatku kecewa, hal itu hanyalah kenyataan kalau aku mau melakukan misi bodoh itu.

Aku bukan orang dengan kepala sekeras batu, aku bukan orang dengan tekad sekuat baja, dan yang terakhir aku bukan pahlawan yang mau mengorbankan diri demi sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya orang biasa lemah yang takut mati, orang biasa yang penakut yang akan bersembunyi jika ada bahaya, dan orang biasa yang akan menyesali keputusanya dulu yang sekarang dianggap bodoh.

Jika Maya tidak ada di sampingku dan keberuntungan tidak memihaku, pasti sekarang aku sudah mati. Tidak perduli seberapa banyakpun plot armor yang diberikan padaku, nyawaku tetap akan melayang saat musuh datang.

Dengan rasio keuntungan dan kerugian yang sudah berat sebelah seperti itu. Tindakan paling logis untuk diambil adalah segera pergi dan tidak lagi berurusan dengan siapapun yang punya hubungan dengan orang-orang yang dulu pernah kutemui.

Hindari orang yang bekerja sebagai anggota perusahaan militer privat, hindari orang-orang yang mengaku pahlawan pembela kebenaran tapi membawa senjata, hindari pulau terioslasi yang tidak ada di peta, hindari pergi jauh menggunakan alat transportasi ilegal, dan hindari situasi di mana aku dipaksa harus menuruti perintah dari seseorang yang tidak kukenal.

Jika aku bisa melakukan semua hal itu harusnya aku bisa aman.

Aku tidak ingin lagi membahayakan diriku sendiri, dan aku juga sama sekali tidak ingin membuat Maya harus menghadapi bahaya. Oleh sebab itulah sekarang aku kabur. Begitu keluar dari rumah sakit aku langsung memesan tiket pesawat menuju London untuk menemui Luna, Veronica, dan Lina yang sedang berlibur.

Aku benar-benar ingin segera bertemu Luna. Bisa dibilang keinginan terbesarku saat ini adalah segera menemuinya lalu memeluknya seerat mungkin.

Aku belum bertemu dengan Eric setelah keluar dari rumah sakit, tapi jika dia berani protes dan menyuruhku untuk melakukan misi bunuh diri semacam itu lagi aku benar-benar akan meninju wajahnya. Kalau masih belum cukup aku bahkan akan memerintahkan Maya untuk melemparnya ke laut.

Mungkin kau menganggapku plin-plan, dan anggapanmu memang tidak salah. Aku ini memang plin-plan. Sebelumnya aku sudah sok membicarakan masalah tanggung jawab dan tugas tapi sekarang aku kabur karena bertemu masalah.

Tapi akan kuingatkan sekali lagi kalau tujuanku ke merryland adalah untuk mencegah reaktor HDlevel dibuat supaya sejarah tidak terulang. Aku sendiri tidak perduli dengan sejarah, tapi aku tidak mau kalau Luna dan orang-orang yang nomornya tersimpan di kontak ponselku mengalami kesulitan. Oleh karena itulah aku mau pergi.

Aku ini orang yang akan bicara A di situasi A dan bicara B di situasi B. Asalkan situasinya mempengaruhi nasib dari orang-orang di sekitarku, aku tidak akan ragu untuk berubah. Aku akan melakukan apapun. Membuang harga diri, menipu, dan menyakiti orang lainpun akan kulakukan.

Jadi kesimpulannya adalah, jika sebuah situasi tidak ada hubungannya dengan orang-orang itu atau diriku sendiri. Aku tidak akan memperdulikannya. Aku akan kabur dan menghindari masalah.

Sekarang aku benar-benar kedengaran seperti orang jahat. Hanya saja sekarang pikirkan dengan baik. Tujuanku sama sekali tidak tersentuh dan di jalan aku bertemu dengan masalah lalu gara-gara keadaan memaksa, akhirnya aku malah di bawa ke bagian barat asia di mana aku kembali diberi misi bunuh diri yang hampir benar-benar membunuhku.

DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang