1
Sejak Ricky pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui Luna. Gadis kecil itu jadi punya kebiasaan baru. Sebab saat pulang ke rumah dia tidak akan menemukan siapapun di dalam karena ayah dan Ibunya bekerja, dia jadi lebih suka menghabiskan waktu di sekolah.
Dia mengikuti sebuah ekstrakulikuler, tapi kegiatan itu hanya berlangsung beberapa jam selama seminggu. Dan sekarangpun kegiatan itu sedang diliburkan karena ada ujian. Oleh itulah selain di hari itu, kadang dia pergi ke perpustakaan untuk membaca dan kadang dia juga menunggu kedua temannya yang masih berada di sekolah.
Untuk hari ini dia sedang menunggu Bea dan Rio yang mendapatkan remidial.
Sebelum kakaknya datang, dia selalu sendiri dan terisolasi sehingga meski bisa dibilang sekarang dia sedang mengalami apa yang namanya 'menganggur' dia sama sekali tidak kehabisan akal untuk membuat dirinya mampu membuang waktu tanpa jadi bosan. Dia adalah expert dalam menyendiri.
Dan usahanya berhasil. Dua jam berlangsung bahkan tanpa dia sadari.
Mereka bertiga pulang bersama, hanya saja setelah Luna sampai di rumahnya sendiri. Dia memutuskan mencari-cari alasan untuk membuat keduanya mampir. Sekali lagi, usahanya berhasil dan sekarang ketiganya sedang duduk di lantai kamar Luna.
"Ini pertama kalinya aku masuk kamar anak perempuan."
Di antara mereka bertiga, Riolah yang paling tegang sekaligus penasaran.
"Bukankah kau sering masuk ke kamarku, dan tanpa ijin."
"Itu tidak dihitung."
Bea dan Rio adalah tetangga dekat, jadi dari kecil mereka sudah sering bersama. Karena itulah tentu saja sekedar mengunjungi kamar masing-masing sudah bukan lagi hal yang aneh dan malah dianggap normal.
"Jadi kau tidak menganggapku perempuan?"
"Tentu saja tidak! kalau kau tidak kuanggap perempuan mana mungkin aku mencoba mengintipmu saat mandi."
"Ho. . ."
Tidak merasa bersalah sedikitpun, Rio kembali melanjutkan kalimatnya.
"Milikmu adalah miliku."
"Dan milikmu?"
"Tentu saja hanya miliku!."
Dengan begitu keduanyapun langsung masuk mode perang. Bea menyerang Rio dan Rio merespon dengan berbagai macam cara. Mereka memang bertengkar, tapi pertengkaran mereka itu tidak berisi niat buruk. Kalau harus disamakan mungkin mereka sama dengan dua kucing kecil yang sedang main gigit-gigitan.
"Aku akan menyiapkan teh."
Luna pergi menuju dapur dan menyiapkan minuman dingin untuk kedua temannya. Dia sengaja mengulur waktu agar bisa memberikan waktu untuk Rio dan Bea untuk menyelesaikan pertengkaranannya dulu.
Setelah sekitar sepuluh menit dia kembali ke dalam kamar dan menemukan keduanya sudah lebih tenang.
"Kau tidak perlu tegang Rio, kamar ini juga ditempati kakaku jadi tidak bisa disebut kamar perempuan."
"Jadi setiap malam . . . . kau tidur dengan kakakmu?"
Selama kamar Ricky masih rusak mereka berdua selalu tidur bersama.
"Tentu saja, memangnya kenapa? aku tidak mungkin menyuruhnya tidur di luar kan?."
Rio menyemprotkan tehnya ke badan Bea, hanya saja si korban sendiri sedang tidak terlalu memperdulikan apa yang terjadi padanya sebab dia sedang agak sedikit shock mendengar jawaban Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOLL
Ciencia FicciónRicky Axioo memicu perang dunia ke tiga pecah, dan hal itu membuatnya jadi target untuk dibunuh. Untuk melindunginya, sebuah DOLL (Digital prOgrammed Long Lasting android) bernama Maya dikirimkan untuk melindunginya.