11 : Extra (Absolutely Unsafe Zone)

760 45 17
                                    

1.

Tiga bulan yang lalu, ada sebuah kejadian besar yang sudah mengubah kehidupan Luna. Tapi kejadian besar yang gadis kecil itu maksud bukanlah kejadian di mana ada sebuah benda raksasa yang memporak-porandakan kota serta menghancurkan kamar kakaknya beserta seluruh isinya.

Yang pada akhirnya memaksa Luna harus menghadapi sebuah dilema.

Selain rumahnya, ada sangat banyak orang lain yang rumahnya juga rusak atau harta bendanya hancur dan lenyap. Sehingga membuat yang namanya bank, pegadaian, serta kantor asuransi menjadi buka dua puluh empat jam.

Sebab antrian orang yang menunggu dilayani sudah melebihi antrian bahan bakar di stasiun pengisian.

Selain kekacauan administrasi besar-besaran itu, perbaikan kamar Ricky juga mengalami penundaan terus-menerus karena ketidak inginan kedua orang tuanya menghabiskan uang untuk kakaknya itu.

Yang sekali lagi harus memaksa Luna harus menghadapi sebuah dilema.

Dia harus membagi kamarnya, atau lebih tepatnya lagi kasurnya dengan Ricky.

"Tenang Luna kau akan baik-baik saja."

Di wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi macam apapun, dan hal itu akan cukup untuk membuat yang melihatnya menganggap kalau gadis itu baik-baik saja. Meski sebenarnya dia sedang mengalami sebuah perasaan antara malu dan mau.

Tidur bersama kakaknya sebenarnya sama sekali bukan pengalaman baru. Meski dia sama sekali tidak akan mau mengakuinya, tapi sampai umurnya genap sepuluh tahun dia masih sering tidur meringkuk pada kakaknya. Dan bukan hanya itu, mandi bersamapun sudah jadi kegiatan rutin.

Dengan alasan efisiensi waktu.

Meski Ricky terus-terusan bilang cinta dan Luna memperlihatkan seluruh tubuhnya pada lawan jenis. Tapi berhubung saat itu mereka berdua masih kecil, tentu hal yang mereka lakukan bukanlah sekedar mandi tapi juga main-main air.

"Ada yang salah denganku, kurasa dulu tidak seperti ini."

Sedekat apapun dia melakukan kontak dengan kakak angkatnya itu, saat itu dia tidak merasakan apapun kecuali senang. Senangnya seseorang yang mendapat teman untuk bermain. Tidak kurang apalagi lebih.

Tapi sekarang, gadis kecil itu merasa jantungnya berdetak sangat kencang.

Dia ingin menganggap kalau dia tidak mengetahui kenapa jantungnya bisa bereaksi seperti itu, tapi sayangnya meskipun dia mencoba melupakan alasannya. Tetap saja dia masih bisa ingat dengan jelas kapan perasaan anehnya itu mulai muncul.

Dia mulai sadar kalau Ricky itu punya banyak sekali status.

Pertama. Teman. Seorang teman yang selalu menemani dan menghiburnya. Seorang teman yang bisa diandalkan dan seorang teman yang selalu ada ketika dia kesepian.

Kedua. Kakak. Ricky adalah seorang kakak yang selalu melindunginya, menjaganya, dan mementingkannya lebih dari siapapun. Seorang kakak yang selalu menomorsatukannya.

Lalu yang ketiga. Ricky adalah seorang remaja laki-laki, dengan kata lain. Lawan jenis. Sumber ketertarikan normal bagi seorang gadis.Luna ingin berteriak, tapi daripada mengeluarkan suaranya dia malah mengambil bantal lalu menempelkannya ke wajahnya.

"Apa kau sudah ngantuk Luna?"

Luna melirik Ricky yang berada di ujung kasurnya, atau lebih tepatnya pada bibirnya. Melirik bibir kakaknya.

"Luna?"

"Ah. . . iya?"

Lalu, alasan Luna tiba-tiba menyadari semua hal di atas adalah kejadian besar yang dia alami tiga bulan yang lalu.

DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang