0 : Prologue

5.5K 142 49
                                    

Tahu tidak? Di dunia ini ada yang lebih menyebalkan dari jalan macet atau ngantri tapi diserobot orang. Dalam kasusku, hal itu adalah ketika seorang gadis jatuh di beranda kamarku lalu bilang.

"Namaku Maya, aku datang dari masa depan untuk melindungmu."

Seperti itu.

Hal itu terjadi dua minggu yang lalu. Dan sejak dua minggu yang lalu pula, orang yang kusebut di atas mulai menghuni kamarku seakan hal itu sudah jadi sesuatu yang alami.

Tentu saja aku tidak langsung percaya dan mengijinkan gadis jadi-jadian itu tinggal di rumahku. Tapi, setelah melihat sendiri apa yang akan bisa terjadi kalau dia tidak ada, aku memutuskan untuk memegang kata-katanya dan membiarkan dia melindungiku.

Kau tanya kenapa dia kusebut jadi-jadian? jawabannya adalah karena dia bahkan bukan manusia. Dia menyebut dirinya DOLL, kependekan dari Digital prOgrammed Long Lasting Android. Aku tidak tahu detailnya tapi mari kita anggap saja kalau dia itu saudaranya terminator.

Aku sendiri sulit percaya kalau kulit putihnya, rambut lembut panjangnya, mata cemerlang, dan wajah manis itu adalah buatan tangan manusia. Orang di masa depan! selera kalian benar-benar kelas tinggi.

Ngomong-ngomong tentang masa depan. Dia bilang kalau tiga tahun dari sekarang akan terjadi perang dunia ke tiga yang melibatkan negara-negara super power dan teknologi yang katanya harusnya baru bisa ditemui tiga puluh tahun lagi.

Hal itu sendiri tidak terlalu mengejutkanku, mengingat manusia memang suka mementingkan diri dan orang lain itu belakangan. Yang mengejutkanku adalah omonganya yang bilang kalau penyebab kejadian itu adalah aku.

Lucu sekali. Hanya saja fakta kalau ada banyak benda aneh dan orang yang dikirimkan untuk membunuhku sama sekali tidak bisa membuatku tertawa.

Namaku adalah Ricky Axio, seorang anak yang ditinggal orang tuanya karena hutang.

Sampai dua tahun yang lalu aku tinggal di panti asuhan, tapi untuk sekarang aku menumpang di rumah adik Ayahku yang tiap hari mengeluh di kamarnya saat mau tidur.

Secara sederhana, hidupku selama dua tahun numpang bisa dibilang damai. Meski di rumah aku sering diganggu adik perempuan angkatku, di jalan aku dikerjai adik kelas maniak FPS, dan di sekolah aku dimarahi ketua OSIS. Tapi itu masih sangat jauh lebih nyaman daripada pengalamanku yang sebelum-sebelumnya.

Harusnya aku sih tidak punya alasan untuk memulai perang sebab aku juga tidak mau kehidupan tenangku jadi berantakan.

Sayangnya. Dua minggu yang lalu, kehidupan damaiku itu dijungkirbalikan seratus delapan puluh derajat.

Sejak Maya datang, yang namanya di serempet peluru, dilempari granat, ditodong pistol, atau dikejar-kejar benda mekanik bersenjata sudah seperti kegiatan sehari-hari. Pulang dengan baju kotor dan baret-baret adalah oleh-oleh minimal yang biasanya kubawa ke rumah kalau aku sudah kena masalah.

Hanya saja, sekarang aku sedang tidak mood untuk memikirkan hal semcam itu. Sebab sebuah benda kecil yang bisa meledak baru saja jatuh beberapa meter di depanku.

"Ricky!!!.."

Kakiku yang tadi menapak ke tanah kini tidak bisa merasakan lagi adanya pijakan. Sebuah ledakan di bawah kakiku membuatku terlempar beberapa meter ke udara, walau aku tidak terkena langsung tapi tetap saja badanku masih merasa sakit.

Lalu, di udara. Maya menangkap dan membawaku seperti seorang pengantin membawa mempelainya. Biasanya yang melakukan hal itu adalah laki-laki, tapi di masa depan sepertinya yang namanya emansipasi wanita sudah ada di level yang berbeda.

Dengan sebuah penarik portable berkecepatan tinggi dengan panjang kabel tiga puluh meter yang ada di pinggangnya, dia membawa badan kami berdua ke sebuah tembok gedung bertingkat. Dalam pose bergelantung seperti laba-laba. Atau mungkin spiderman.

DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang