1
"B-brokoli dan kubis saja sudah hampir lima euro? apa ini yang namanya harga khusus turis? apa aku perlu mengecat rambutku dulu sebelum belanja?."
"Tidak akan kuijinkaaann!!! bagaimana nanti kalau rambutmu rusak Luna?."
Selain itu, kau mengecat rambutmupun sepertinya tidak akan ada gunanya jika tujuanmu adalah untuk menyambar. Pertama, hidungmu terlalu kecil untuk ukuran orang barat, posturmu terlalu kecil untuk ukuran gadis seumuranmu, dan wajah super imutmu itu juga sudah kelihatan jelas khasnya orang timur. Kemudian bahasa Inggris patah-patahmu sama sekali tidak akan membantumu mengelabui siapapun.
"Tapi lihat ini, harganya sangat mahal, apa memang taraf kehidupan orang di sini setinggi itu.?."
Alasan pertama Luna merasa kalau belanjaannya terasa sangat mahal adalah karena rasio perbandingan mata uang kami dan mata uang di sini agak jauh nilainya. Dan alasan keduanya adalah. . .
"Kurasa bukan itu alasannya."
Mungkin memang harga dari belanjaan kami memang sedang naik. Aku bisa melihat ada beberapa orang di sekitar kami juga sedang mengeluhkan harga. Dengan kata lain, bagi mereka yang sudah biasa belanja di sinipun harga yang kami lihat tadi juga masih dianggap terlalu tinggi.
"Bagaimana in. . . . . . aku akan kembali untuk mengambil tambahan."
Tentu saja kami sudah menyiapkan uang lebih sebelum keluar untuk berbelanja. Dan sebab Luna serta yang lainnya sudah beberapa hari di negara ini, sedikit banyak mereka sudah tahu harga rata-rata barang yang mereka perlukan. Tapi hari ini, sepertinya kenaikan yang kami temui di luar perkiraan sehingga mungkin uang yang dibawa Luna tidak cukup untuk rencana belanjanya.
"Tunggu dulu Luna. . "
Sebelum dia mulai berjalan aku memegang tangan kanannya.
"Kenapa kau bertingkah jauh seperti itu, di saat seperti ini bukankah kau harusnya mengandalkanku! tolong jangan lupa kalau aku ini kakak tersayangmu."
Aku mengangkat tangan kananku lalu menunjuk dadaku sendiri menggunakan jempol. Dan sebagai reaksinya Luna hanya. . . . .
". . . . . . . . .Kakak tersayang?."
Sakit. Rasanya sakit sekali. Dadaku rasanya jadi sakit. Melihatnya tidak berekspresi memang sudah jadi hal biasa, dan dimarahi olehnya karena mengatakan hal aneh juga biasa. Tapi ditatap bingung karena aku bilang jika aku ini kakak tersayangnya entah kenapa membuat dadaku rasanya baru saja dipanah seseorang.
"Ser-serahkan saja padaku Luna! kau tidak perlu kembali, aku yang akan membayarnya."
"Tapi apa kau punya uang kak Ricky? maksudku kau kan baru saja. . . ."
"Tentu saja! kalau tentang itu tenang saja, kartu kredit itu anti air dan juga bank yang kugunakan itu bank internasional jadi aku bisa melakukan penarikan di mana saja."
Lagipula backbone sistem semua kartu kredit itu satu jaringan.
Meski tidak banyak bicara dan jarang berkespresi, tapi Luna itu adalah tipe orang yang suka banyak berpikir. Dan biasanya yang dia pikirkan itu adalah orang-orang di sekitarnya. Dan meski memikirkan orang lain terlebih dulu daripada dirinya sendiri adalah hal baik, tapi hal itu juga adalah sebuah hal buruk.
Sebab dia memikirkan terlalu banyak hal di saat bersamaan dia tidak akan bisa melakukan jawaban spontan. Dan jawaban spontan itu penting saat seseorang masih kecil. Kalau sedang ada pertengkaran dan Luna ditanya dia memihak siapa dia tidak akan langsung menjawab karena dia ingin membuat anak yang bersalah minta maaf tanpa harus melukai perasaannya. Jika dia diajak main sesuatu dia akan melihat sekelilingnya dulu dan melihat apakah semua yang ada di sekitarnya bisa memainkan permainan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOLL
Science FictionRicky Axioo memicu perang dunia ke tiga pecah, dan hal itu membuatnya jadi target untuk dibunuh. Untuk melindunginya, sebuah DOLL (Digital prOgrammed Long Lasting android) bernama Maya dikirimkan untuk melindunginya.