Hai gaess!!
Maaf ya gaes td malem gk up. Habis paket dan aku lupa. Baru ini dah beli paket..
Tanpa buang waktu. Langsung aja dibaca~~
Nadya meremat jarinya yang berada dibawah meja. Dia menatap satu-satu orang yang ada di ruangan itu. Kenapa dari tadi tidak ada yang memulai perbincangan? Dia mulai merasa dingin sekarang karena hawa yang dipancarkan Dimas dan juga ayahnya.
Setelah mengetahui orang didepannya ini adalah kedua orang tua Dimas dia langsung diseret Dimas setelah mendapat perintah dari ayahnya untuk masuk kedalam. Ayolah Nadya tidak ingin ikut campur dalam masalah keluarga orang lain.
Lalu pandangan Nadya beralih menatap wanita muda disana. Wanita itu terus menatap dirinya dengan tatapan sinis. Memang apa salah dirinya sampai mendapat tatapan seperti itu? Menghiraukan itu Nadya mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Nina. Dia harus memberitahu berita besar ini.
"Jadi.. Kamu ini pacarnya Dimas?" Pertanyaan ibu Dimas membuat Nadya tersentak. Dia segera memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.
Nadya menatap kearah Dimas yang kini menatap cangkir yang ada dihadapannya. "Iya tante." Nadya tak yakin harus memanggil ibu Dimas dengan sebutan apa.
"Begitu ya. Dimas, akhirnya kamu memiliki pacar. Ibu senang mendengarnya." Ibu Dimas tersenyum tulus pada anaknya. Nadya menatap kembali kearah Dimas yang kini duduk disampingnya. Dimas hanya menatap kebawah tanpa ada ekspresi apapun.
"Sudah berapa lama kalian berpacaran?" Kini ayah Dimas yang bersuara. Tapi sepertinya dia sudah dari tadi ingin menanyakan itu.
Pandangan Dimas terangkat. Dia menatap nyalang ayahnya. Seperti tidak suka bila ayahnya menanyakan sesuatu.
"Kami--"
"Kenapa ayah perduli?" Dimas memotong ucapan Nadya dengan cepat.
"Aku tidak bertanya padamu." Terlihat sekali ayah Dimas berusaha bersabar.
"Itu urusanku. Aku berhak berkomentar karena dia pacarku."
"Tidak bisakah ayah menanyakan itu padanya?!"
"Tidak. Karena aku bukan lagi bagian dari keluarga kalian!"
Nadya terkejut berkali-kali mendengar perdebatan ayah dan anak itu. Baru kali ini Nadya melihat Dimas bersuara keras seperti itu.
Dimas pun berdiri lalu meraih tangan Nadya. Nadya mendongakkan kepalanya menatap Dimas. Dia menatap ayahnya itu dengan tatapan penuh benci.
"Sepertinya kami tidak ada urusan lagi disini. Kalau begitu kami pergi dari sini." Setelah berucap seperti itu Dimas langsung menarik Nadya. Nadya hanya bisa menundukkan kepalanya kepada kedua orang tua Dimas sebelum benar-benar keluar dari sana.
"Yah. Bukan sudah seharusnya ayah mengakhiri ini?" Ucap Ibu Dimas.
Ayah Dimas menghela nafas. Dia sebenarnya sudah berpikir seperti itu dari lama. Tapi dia belum menemukan waktu yang tepat. Dan hari ini sebenarnya mereka mau makan malam bersama calon yang akan dikenalkan pada Dimas. Siapa sangka kalau sekarang Dimas sudah memiliki pacar?
"Maaf om, tante sebelumnya. Tapi sepertinya saya mengenal pacarnya Dimas tadi." Kedua orang tua Dimas langsung menatap wanita muda yang bersama mereka sejak tadi.
"Benarkah?" Tanya ibu Dimas sambil tersenyum.
"Iya tante. Dia itu Michela Nadya, queen negri ini. Artis papan atas yang selalu naik daun." Jelasnya.
"Apa? Artis?!"
☆☆☆☆
Dimas menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya yang diletakkan distir mobil. Mereka berdua masih di dalam mobil diparkiran restoran tadi. Nadya mencoba diam, dia tidak mau ikut campur dalam urusan keluarga Dimas. Dia bisa apa? Dia kan hanya pacar pura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]
Romance[LENGKAP] "Hiks!" Perempuan itu berjongkok sambil menangis di kegelapan. Seorang pria yang baru selesai makan malam saat itu mendengar suara aneh berasal dari kegelapan disamping restoran itu. Pria itu mulai mendekat keasal suara. Dia terkejut melih...