Hai gaes!!!
Sorry banget lama update. Entah kenapa belakangan ini aku buntu banget sama book ini akhirnya aku alihin ke Fame. Eh malah kelupaan 😥
Sekali lagi i'm sorry gaes🙏🙏
Janjinya mau update semalem eh malah ketiduran. Maaf gaes🙏🙏
Aku hanya bisa meminta maaf pada kalian🙏🙏🙏
Udah yah langsung aja dibaca. Hehe
Selamat membaca~~
Dimas sudah selesai bersiap. Tak lupa juga dia memakai style yang Nadya mau. Hari ini ada jadwal wawancara majalah untuk Nadya. Jadi datangnya harus pagi-pagi karena Nadya akan melakukan pemotretan dulu sebelum wawancara.
Dimas keluar kamar tapi belum melihat tanda-tanda gadis itu keluar. Dimas kembali melihat jam. Ini tidak terlalu pagi untuknya keluar. Karena mereka akan berangkat sekitar pukul 8. Tapi gadis itu belum keluar di jam setengah 8 ini.
Saat ingin melangkah mendekati kamar Nadya, terdengar suara seseorang menekan tombol password pintu rumah. Itu pasti Nina.
"Nadya udah siap?" Tanya gadis itu saat berhasil masuk kedalam. Dimas menggeleng. Sejak tadi dia tidak mendengar suara pergerakan dari kamar gadis itu.
"Astaga. Dia ngapain sih?" Nina segera menuju kamar Nadya. Dia tidak mau terlambat hari ini.
Sampai dikamar Nina melihat Nadya masih terbaring diatas kasurnya. "Ya ampun! Belum bangun? Nadya! Ayo bangun sekarang. Kau ada jadwal pagi ini!" Nina berjalan mendekati
"Arhh.." erang Nadya.
"Kau kenapa?" Nina pun memegang dahi Nadya.
"Ngghh gak tau nih. Badan aku dari tadi malam nggak enak." Ucap Nadya. Dia berusa bangkit dan duduk bersandar.
"Dimas tau nggak?" Nadya menggeleng.
"Gimana sih. Ada orang lain padahal di rumah tapi kau diam aja. Tunggu bentar aku mau kasih tau agensi dulu kalau kau sakit. Tunggu disini." Nina segera keluar membawa ponselnya.
Nadya menghela nafas berat. Kepalanya sakit sekali. Dia pun menutup matanya agar mengurangi rasa sakit kepalanya itu. Beberapa saat kemudian seseorang masuk ke kamarnya.
"Gimana? Udah dibatali kan jadwal hari ini?" Tanya Nadya tanpa membuka mata.
"Kok kamu nggak kasih tau aku?" Nadya langsung membuka matanya begitu mendengar suara berat itu.
Dimas berjalan mendekati ranjang Nadya. Dia memilih duduk dipinggir ranjang sebelah Nadya. Tangannya terulur menyentuh dahi gadis itu. "Panas banget. Dari kapan begini." Dia meletakkan baskom berisi air dan kompres yang dibawanya dari luar.
"Dari malam." Ucap Nadya pelan. Dia sama sekali gak ada tenaga lagi sekarang.
"Udah kamu baringan aja." Dimas pun membantu Nadya kembali berbaring.
Nadya melihat Dimas menggulung lengan kemejanya. Tangannya sibuk memeras kain kompres yang sudah di rendam dengan air dingin tadi.
"Ini akan mengurangi panasnya." Dimas meletakkan kain basah itu diatas dahi Nadya. Dia menyingkirkan rambut Nadya agar tidak basah karena kain itu.
"Kalau bilang dari tadi malam kan harusnya udah diobati. Kenapa diam saja? Kayak orang bodoh saja." Omel Dimas.
"Aku nggak tau kamu bisa bawel juga." Dimas terdiam. Dia sedikit berdeham dan menatap kearah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]
Romance[LENGKAP] "Hiks!" Perempuan itu berjongkok sambil menangis di kegelapan. Seorang pria yang baru selesai makan malam saat itu mendengar suara aneh berasal dari kegelapan disamping restoran itu. Pria itu mulai mendekat keasal suara. Dia terkejut melih...