Hai gaes!! 🤗🤗
Maaf ya nunggu lama. Book ini aku udh kasih jadwal. Selasa dan jumat. Ingat ya say😉😉
Lanjut dibaca yaaa
"Mau ke kamarku?"
Karena ajakkan Dimas jadilah sekarang Nadya berada di kamar pria itu. Dia sedikit terkejut mendengar ajakan Dimas. Dia tidak tahu kalau Dimas tahu hal dasar seperti itu. Maksudnya setiap berpacaran pasti ada rasa ingin mengajak pacar ke kamarnya kan? Walau hanya sebatas menunjukkan kamarnya.
Dimas terlihat terduduk di meja belajarnya. Dia menyentuh satu persatu barang yang ada disana. Sudah 2 tahun dia meninggalkan kamar itu. Tapi semuanya masih terlihat sama seperti terakhir kali dia tinggalkan.
Nadya masih berdiri canggung di dekat pintu. Dia bingung harus berbuat apa di ruangan itu. Karena Dimas sepertinya masih bernostalgia dengan kamarnya, yang bisa Nadya lakukan hanyalah melihat sekeliling. Dia juga melihat beberapa figur foto dan figur patung yang terpajang disana.
"Semua masih sama.." gumam Dimas. Karena terlalu sunyi Nadya pun bisa mendengar suara Dimas.
"Memangnya sudah berapa lama kau meninggalkan rumah?" Dia tidak tahu berapa lama pastinya Dimas memilih untuk tinggal diluar.
"Sudah 2 tahun. Aku tidak menyangka kalau aku akan kembali lagi kesini. Aku pikir..." dia pikir setelah ayahnya mengusir dirinya dia tidak akan pernah kembali lagi ke rumahnya.
"Kenapa? Kau tidak kepikiran ingin kembali gitu sebelumnya?" Kini Nadya mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur Dimas.
"Ya begitu. Tapi, kenapa kau selalu banyak tanya tentang masalahku? Kenapa kau begitu perduli?" Dimas pun berdiri ke hadapan Nadya. Dimas merasa tidak suka masalah pribadinya diketahui orang lain.
"Aku ini bukan orang lain. Aku ini pacar kamu mas. Kenapa kalau aku tau?" Dahi Dimas berkerut. Kenapa tiba-tiba Nadya menyebutkan panggilan itu? Kenapa? Dimas pun membalikkan tubuhnya kearah pintu. Ternyata...
Ibu Dimas pun keluar dari balik pintu dan berjalan masuk. Nadya pun berdiri saat ibu Dimas mendekat. "Maaf ya. Ibu bukan ingin ganggu kalian. Ibu hanya ingin memanggil kalian saja."
"Eh nggak tante. Nggak ganggu kok." Ucap Nadya sambil tersenyum. Dia sedikit mencubit pinggang Dimas yang berada disampingnya.
"Ah! Ah iya ayo bu kita turun. Dimas sudah lapar." Sepertinya dia sedikit kesakitan tadi. Dimas pun merangkul ibunya dan menggiringnya keluar. "Ayo.. sayang? Kita turun." Euhh sepertinya Dimas tidak berbakat dalam ber-akting.
"Iya mas." Nadya tersenyum manis dan mengikuti keduanya keluar.
☆☆☆☆
Suara dentingan sendok berbunyi ditengah acara makan mereka. Ayah Dimas sudah selesai makan. Dia mengambil serbet dan mengusap ujung bibirnya. Lalu perhatiannya beralih pada sepasang pasangan muda dihadapannya.
"Sudah berapa lama kalian berpacaran?" Suara ayah Dimas menghentikan pergerakan keduanya. Mereka berdua kini saling pandang. Mereka belum membahas ini sebelumnya.
Tapi sepertinya Dimas tidak suka dengan pertanyaan ayahnya itu. Saat ingin bicara dengan cepat Nadya menahan tangan Dimas. Dia tidak ingin kejadian sebelumnya terulang.
"Kami baru-baru ini pacaran om." Ucap Nadya sambil tersenyum. "Iyakan mas?" Dimas terbatuk saat itu juga. Makanan dimulutnya belum tertelan semua.
"Oh? Ini diminum dulu mas." Nadya memberikan Dimas segelas air. Langsung saja Dimas meminum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]
Romansa[LENGKAP] "Hiks!" Perempuan itu berjongkok sambil menangis di kegelapan. Seorang pria yang baru selesai makan malam saat itu mendengar suara aneh berasal dari kegelapan disamping restoran itu. Pria itu mulai mendekat keasal suara. Dia terkejut melih...