Hai gaes!!!
Mendekati ending. Huhu... sedihnya aku.. 😭😭
Makasih buat kalian yg udah mampir dan suka sama MAQ.
Terima kasih~~ 💕💕💕MAQ bakal end 2 chapter lagi. Harap ditunggu yaaa😘
Silahkan dibaca~~ 😉😉
ABIN Group sekarang sedang sibuk-sibuknya. Karena pergantian pemilik perusahaan raksasa itu harus mengubah hampir semua peraturan. Ayah Dimas tidak mempermasalahkan itu. Tapi sepertinya anaknya terlalu sibuk bekerja sampai lupa akan diri sendiri.
Pemilik nama Damar Abinaya itu datang kembali ke perusahaannya dulu. Walau pun putranya melarang dirinya untuk datang dia tetap datang karena ada yang ingin dia bicarakan.
Masalah kesehatannya masih seperti biasa yang kadang-kadang dia merasakan sakit di dadanya. Dan sepertinya baik dia maupun istrinya tidak tau alasan Dimas berubah pikiran itu karena apa.
"Selamat siang pak Damar." Sapa seorang karyawan senior yang telah bekerja dengannya cukup lama.
"Kalian tidak usah begini. Sekarang anakku bos kalian." Ucap ayah Dimas sambil tersenyum kecil.
"Tapi walau begitu..." dia merasa tidak enak pada bos mereka terdahulu.
"Ya sudah tunjukkan jalan ke ruangan bos baru kalian."
Orang itu mengangguk lalu mengantar ayah Dimas ke ruangan sang putra. Ruangan Dimas itu ruangan dia dulu. Tapi entah kenapa ada yang berubah. Dia sudah yakin kalau putranya itu akan sukses apapun itu bidangnya.
"Pak, pak Damar datang ingin berkunjung." Ucap orang itu saat mengetuk pintu.
"Suruh masuk." Ucap Dimas samar dari dalam.
Damar menyuruh orang tadi untuk kembali bekerja. Dan beliau membuka pintu. Kesan pertama pada ruangan itu.. berubah. Tidak seperti dulu.
Dimas yang tadinya duduk memegang beberapa berkas langsung berdiri melihat sang ayah.
"Kenapa ayah datang kesini? Dimas kan bisa datang kalau ayah panggil." Dia pergi mengikuti sang ayah untuk duduk disofa.
"Baru satu bulan dan kau sudah merubah segalanya." Ucap Damar bangga.
"Ah.. hanya ruangan ini yang berubah seratus derajat. Perusahaan masih.. 56%?" Dimas sedikit tertawa mengucapkan itu.
"Ayah nggak tau kau bisa berubah seperti ini. Sampai memikirkan ingin merubah segala hal di perusahaan ini." Ucap Damar. Sekretaris Dimas masuk dengan membawakan dua cangkir teh. "Dan kau masih terus bersama anak ini."
Roni. Sekretaris Dimas saat ini. "Ya ampun om. Apa saya nggak bisa bekerja bersama Dimas?" Ucap Roni dengan nada drama.
"Bukan nggak bisa. Tapi karena kalian berdua terus sampai ada rumor aneh tentang kalian." Damar meraih cangkir tehnya lalu meminumnya perlahan.
"Rumor? Jadi alasan ayah datang kesini karena itu?" Damar kembali meletakkan cangkirnya.
"Iya. Kapan kau menikah? Dan artis itu gimana? Ibumu terus bertanya tentangnya."
Ahh... sepertinya urusan keluarga dirinya tidak bisa ikut campur kan? Roni memilih untuk keluar dari ruangan bosnya itu.
"Nadya? Dia lagi sibuk yah." Dimas sama sekali tidak memberitahukan keluarganya kalau gadis impian ibunya itu telah meminta putus darinya.
"Seberapa sibuknya kalian sempatkan lah untuk menikah. Nggak baik berpacaran berlama-lama." Dimas menghela nafas.
"Iya yah. Ayah sama ibu tenang aja. Dimas udah rencanain semuanya. Dalam waktu dekat kami akan nikah kok." Mengingat rencananya tanpa sadar dia mengeluarkan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]
Romance[LENGKAP] "Hiks!" Perempuan itu berjongkok sambil menangis di kegelapan. Seorang pria yang baru selesai makan malam saat itu mendengar suara aneh berasal dari kegelapan disamping restoran itu. Pria itu mulai mendekat keasal suara. Dia terkejut melih...