25. Masalah Dimas

301 59 9
                                    

Hai gaes!!!

Sorry banget ya. Aku bilang mau sering update ternyata aku malah gak update 4 hari ini 😭😭

Oke lupakan itu. Kalian langsung baca aja karena aku tau kalian pasti skip ocehan gak pentingku ini hehe

Tapi kalau kalian baca, tolong lah tinggalkan komentar gitu. Biar aku sedikit semangat buat ngelanjutin ceritanya hehe

Selamat mambaca~~ 😄














Seperti kata Nadya. Mereka benar-benar kembali mengunjungi rumah masa kecilnya Dimas. Rumah ayah ibu Dimas. Walau sudah berbaikan tapi Dimas masih belum mengemas barangnya dan membawanya kembali pulang.

Alasan lainnya juga karena Dimas masih bekerja sebagai pengawal 24 jam di rumah Nadya. Untuk masalah itu Dimas masih harus bekerja mengawal Nadya sampai Minggu depan saja. Karena masalah dengan aktor Kevin, rekan kerjanya Nadya juga sudah selesai.

"Kita mau ngapain lagi sih kesini?" Tanya Dimas setelah mematikan mesin mobilnya.

Nadya menoleh kearah Dimas yang masih duduk di kursi kemudinya. "Kamu emang udah berbaikan dengan ayahmu. Tapi, kamu juga belum minta maafkan karena udah ninggalin rumah."

"Terus?"

"Kok pake tanya lagi sih? Kamu harus minta maaf sama ayah ibu mu. Terus kamu balik kerumah, jadi ayo keluar." Ucap Nadya. Dia membereskan tasnya lalu keluar mobil.

Dimas menatap gadis yang baru saja keluar dari mobilnya itu. Kenapa gadis itu begitu perduli pada masalah dirinya? Setelah menghela nafas berat sekali baru lah dia menyusul Nadya.

Setelah Dimas berdiri disampingnya, dengan antusias Nadya menekan bel rumah besar itu. Dia menatap interkom dengan senyuman manisnya. Sampai Dimas heran sendiri kenapa gadis itu begitu antusias seperti itu.

Selang beberapa menit seseorang membukakan pintu itu. "Eh, Michela? Ada apa ini? Bukannya baru kemarin kalian kesini ya?"

"Ada yang mau mas Dimas sampaikan katanya bu." Ucap Nadya. Dia melirik kearah sang pria yang baru saja disebutnya namanya.

Dimas tentu merasa tidak terima. Itu bukan keinginannya. "Haha.. iya nih bu.." suara Dimas terdengar canggung sekali sekarang.

"Ya sudah. Ayo masuk. Karena ini hari senin, ayah tadi sudah pergi ke kantor." Ucap ibu Dimas. Mereka berdua mengikuti beliau memasuki rumah. "Emang apa yang mau Dimas sampaikan nak?"

"Eum.. gini bu.. sebe--"

"Sebelum itu ada satu hal yang Nadya mau." Nadya dengan cepat memotong ucapan Dimas. Dia melihat kearah sang pria yang terlihat kebingungan. "Mas, aku mau pasta bikinan kamu. Boleh ya buatin untuk aku sama untuk ibu. Ya?" Nadya memasang wajah memelas pada Dimas. Ditambah dia bergelayut manja di lengan Dimas.

Ibu Dimas begitu senang melihat keakraban keduanya. Beliau tersenyum senang saat Dimas dengan mudahnya meng-iyakan permintaan Nadya.

"Ya udah. Tapi aku nggak jamin rasanya enak atau nggak." Nadya mengangguk cepat lalu segera menyuruh Dimas pergi ke dapur. "Bu, aku pakai ya dapurnya."

"Pakai aja, nak. Kamu ini kayak di rumah orang aja. Sana bikinin nanti anak kalian ileran lagi kalau nggak dituruti permintaannya." Mendengar itu Dimas langsung menatap Nadya.

Menurutnya sangat salah telah berbohong pada ibunya. Tapi karena kejadian tadi malam dia juga tidak bisa jujur karena bisa saja karena perbuatannya itu Nadya akan benar-benar hamil.

"Ya udah, aku kedapur dulu ya." Dimas langsung pergi menuju dapur. Semoga saja pasta buatannya cukup layak untuk dimakan.

Nadya menghela nafas sekali. Sekarang dia punya waktu berdua dengan calon mertuanya itu. Pertama-tama dia harus jujur dengan ibu mertuanya itu.

My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang