19. Suka

327 67 9
                                    

Hai gaes!!!

Udah lama gak update. Padahal chapter semalam aku janji mau update hari jumat.
Sorry ya gaes🙏🙏

Untuk book ini aku buat gak banyak chapternya. Palingan kayak camellia hanya sebatas 40 an chapter. Tapi belum tau lagi hehe

Oke langsung aja di baca ya
Selamat membaca~ 😄













Dimas pulang kerumah Nadya sekitar pukul sembilan malam. Dari luar rumah itu terlihat gelap. Kenapa gadis itu tidak menyalakan lampu? Apa dia pergi ke rumah sakit? Dimas memasuki rumah itu perlahan. Dia menghidupkan sebagian lampu rumah itu.

Rumah itu terasa kosong. Apa gadis itu sungguh pergi? "Nadya?" Panggilnya. Yang terdengar hanyalah detik jam yang terus berdetak.

Lalu Dimas berjalan kearah dapur. Disana lampu menyala terang. Seperti ada orang disana. Matanya melihat gadis itu sedang memanjat kursi dan mencoba mengambil sesuatu dari atas sana.

"Loh kamu ngapain?" Segera saja Dimas berjalan mendekati gadis itu.

"Itu.. aku mau masak makan malam. Aku tadi lihat mobil kamu masuk garasi jadi aku mau masak sekarang." Gadis itu pun mengeluarkan panci dari lemari diatas itu.

Dimas membantu gadis itu meletakkan panci yang baru dikeluarkannya keatas meja. "Udah nggak usah. Aku bisa masak sendiri. Bisa pesan antar juga dari restoran. Kamu kan masih sakit." Dimas memegang kursi yang Nadya pijak.

"Aku udah mendingan kok. Tadi cuma demam biasa." Ucap Nadya sambil menutup lemari.

"Udah turun dulu."

"Hmm." Nadya memegang bahu Dimas. Dia mencoba melangkah kebawah. Tapi tubuhnya malah terasa melayang karena Dimas mengangkat tubuhnya. "Eh? Makasih." Ucap Nadya saat kakinya berhasil menapak kelantai.

"Tubuh kamu emang seringan ini ya? Pantes aja mudah sakit." Ucap Dimas. Tangannya masih memeluk tubuh Nadya.

Mata Nadya menatap tangan Dimas yang melingkar dipinggangnya. "Ya-ya.. itu karena aku artis? Kan harus terlihat bagus di layar." Ucap Nadya gugup.

Dimas yang sadar situasi langsung melepaskan tangannya. "Ah.. gitu ya.." Dimas mengusap belakang kepalanya.

Dalam sekejap suasana menjadi canggung. Nadya tak berani menatap Dimas. Tangan kirinya malah sibuk menggosok lengannya.

"Ya udah kalau gitu. Aku bantuin ya, biar kamu nggak terlalu lelah." Tawar Dimas. Nadya hanya bisa mengangguk.


☆☆☆☆


Kini Nadya menatap punggung Dimas yang terlihat sibuk di depan wastafel pencuci piring. Dimas memaksa untuk melakukannya dan menyuruh Nadya untuk duduk saja di meja makan.

Mereka tadi makan dalam diam. Sesekali mereka mencuri pandang. Rasanya sangat tidak enak karena merasa canggung seperti itu.

"Kamu tadi kerja?" Tanya Nadya.

Dimas menoleh sebentar kebelakang lalu mengangguk. "Iya. Aku pikir kamu juga butuh istirahat dan ada Nina juga di rumah jadi aku pergi ke kantor." Dimas membilas piring satu persatu dengan hati-hati.

"Maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi ditugaskan mengawal aku." Ucap Nadya. Yah walaupun dia tak sepenuhnya merasa bersalah tapi tetap saja itu karena dia.

"Eh? Nggak kok. Aku yang setuju. Lagian pria itu yang mulai. Mana dia nggak bisa ditahan lagi." Karena perbuatannya tak cukup untuk membuatnya masuk penjara.

"Dia memang nggak mudah masuk penjara. Dia bersih soalnya. Nggak pernah terlibat masalah apapun sebelumnya." Mengingat itu membuat Nadya merasa kesal. Dia merasa Kevin itu sudah sakit jiwa. Pria yang terobsesi pada dirinya dan mulai kehilangan akal hingga berbuat seperti itu.

My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang