Hai gaes!!!
Udah lama gak up. Sorry..
Dan aku up karena emang lagi ada ide aja HAHAHAHASemoga kalian suka yaaa 😊
Selamat membacaa 😄
Saat ini Nina mengajak Nadya dan Dimas makan disebuah restoran. Tapi sepertinya Nina sedang menunggu seseorang. Dia pergi keluar untuk menelpon orang itu meninggalkan Nadya dan Dimas berdua saja.
"Tumben banget dia ngajak makan diluar." Ucap Nadya.
"Hm? Emang mbak Nina nggak pernah gitu ajak kamu makan di luar?" Ucap Dimas sambil menyusun peralatan makan di atas meja.
"Iya. Karena aku sering diet jadi makan di luar seperti ini hampir tidak pernah. Mungkin udah jadi larangan wajib untukku." Nadya menengguk air putih yang tersedia di hadapannya.
Dimas beralih menatap Nadya. Jadi itu yang membuat tubuhnya bisa seringan bulu. "Jangan sering-sering diet. Gak bagus buat kesehatan juga." Ucap Dimas.
Nadya terdiam. Baru kali ini ada orang yang menyuruhnya jangan diet. Selama dia menjadi artis orang-orang selalu berkomentar buruk tentang tubuhnya. Sampai dia harus melakukan diet ekstrim.
Tak lama kemudian Nina datang membawa dua orang. Nadya cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. Nadya dan Dimas pun berdiri menyambut kedatangan dua orang itu.
"Abang!!" Seru anak laki-laki itu saat berjalan menghampiri keduanya. Dimas hanya tersenyum menanggapi anak laki-laki itu.
"Mama? Kenapa bisa kesini?" Tanya Nadya.
"Jadi mama mu ini nggak bisa menemuimu lagi gitu?" Mereka pun duduk saling berhadapan.
"Bukan itu maksudku ma." Nadya dengan segera menuangkan segelas air untuk mamanya. Dan Dimas menuangkan segelas air untuk Nadhif.
"Makasih bang!" Lagi-lagi Nadhif berseru saat memberi reaksi pada Dimas.
"Kenapa kau berlebihan sekali?" Tanya Nadya gemas. Biasanya adiknya itu tidak pernah seperti itu padanya.
"Apaan sih kak?" Nadhif jelas tidak terima bila dikatai berlebihan oleh kakaknya.
"Udahlah." Dimas menyenggol lengan Nadya pelan.
"Lihat? Bang Dimas saja nggak masalah tuh." Nadya semakin sebal karena adiknya satu itu.
"Kau ini jarang dikasih pelajaran ya?! Sini kau, dipukuli dulu biar tau diri. Sini!" Nadya sudah ingin memanjat meja saja. Untung saja Nina memilih restoran yang menyediakan ruangan privasi.
Dimas menahan Nadya agar tidak memanjat Meja. Nadhif yang sepertinya ketakutan mulai menjauh dari meja. Dia tau sekali kakaknya itu pasti bisa saja menyerangnya sekarang.
"Udah-udah! Mama kesini mau makan. Bukan mau lihat kalian bertengkar." Ucap mama Nadya. Nina hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku temannya itu. "Nina tadi telpon mama. Katanya mau traktir kami makan. Ya mama terima saja, sekalian mau ketemu nak Dimas juga."
Mereka bertiga sedang lirik-lirikan setelah mendengar ucapan mama Nadya. Dimas melihat Nina dan Nadya satu persatu. Mereka sepertinya sedang perang mulut. Karena Nadya terus mengoceh pelan membelakangi Dimas.
"Maaf ya bu, seharusnya saya yang datang berkunjung." Ucap Dimas. Mendengar ucapan Dimas, Nina semakin yakin kalau memang mereka berdua ada sesuatu.
"Ah nggak masalah nak. Lagian kan Nina yang mengajak ibu keluar. Ya kan nak?" Kini mama Nadya beralih pada Nina yang sedari tadi memperhatikan interaksi Dimas dengan mama Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Queen ✔ | Takdir Mempertemukan Kita | [Wonsung]
Romance[LENGKAP] "Hiks!" Perempuan itu berjongkok sambil menangis di kegelapan. Seorang pria yang baru selesai makan malam saat itu mendengar suara aneh berasal dari kegelapan disamping restoran itu. Pria itu mulai mendekat keasal suara. Dia terkejut melih...