🌀 [Chapter_40]__Final Chapter

339 34 9
                                    

KEADAAN sudah stabil, mereka juga sudah bisa masuk ke sekolah khusus mereka tanpa membuat orang-orang curiga. Keadaan sudah terkendali, para hollow dan makhluk yang sempat keluar dari gehenna juga sudah dibersihkan. Sebagai besar juga sudah dikembalikan.

Felix, Jisung, Seungmin dan Jeongin sudah mendapatkan lisensi berburu dari sekolah mereka untuk bisa berburu di luar kawasan supranatural seperti dunia manusia, walaupun mereka belum lulus atau mengikuti ujian kelayakan. Mereka berempat diberikan lisensi langsung dari choro, melihat kontribusi mereka sangat besar dalam penyerangan Megicula, banyak siswa juga mengakui kemampuan mereka berempat. Walaupun tiga diantaranya bukan dari kalangan klan atau keluarga yang cukup tinggi derajatnya.

Mengingat mereka berempat juga memiliki shinigami legenda yang tidak bisa dimiliki orang lain. Dalam usia yang muda memiliki kondisi hikari yang stabil dan sangat melimpah, itu adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Tapi mereka tidak pernah bersikap sombong.

Sudah hampir satu bulan dari pembakaran tubuh dan segel Megicula di sekolah yang dilakukan oleh para guru dan dipimpin langsung oleh choro, malam itu benar-benar panjang sampai prosesnya selesai. Banyak tahapan yang harus dilakukan agar abu itu benar-benar bersih dan hilang. Sunwoo dan ayahnya ditangkap dengan hukuman hikari mereka tersegel untuk beberapa tahun hingga mereka merenungi kesalahan mereka sendiri, Sunwoo sudah tidak berdaya. Tidak bisa mengancam orang lain lagi, dia juga tidak akan bisa manggil shinigami nya. Bahkan hanya sekedar menggunakan jimat, dia tidak akan mampu. Dia seperti orang-orang biasanya, menjalani kehidupan dengan normal.

Sang ayah diasingkan di sebuah pulau, bersamaan dengan Watanabe sensei. Mereka ditempatkan di pulau terpencil dengan penjagaan yang sangatlah ketat, dengan dinding pelindung yang cukup tebal. Benar-benar hukuman yang menakutkan, tapi itu agar mereka jera. Tidak tahu sampai kapan mereka akan di hukum.

Suasana cafe sangat ramai. Banyak pengunjung yang berdatangan menikmati makan siang, begitupun dengan delapan orang yang duduk berbarengan membuat semuanya melirik ke arah mereka. Aura keagungan terpancar dari wajah-wajah rupawan diatas rata-rata. Semuanya duduk berdampingan.

Felix mengingat terakhir kali dia datang ke cafe ini, hanya dirinya yang tidak memiliki partner. Tapi sekarang, ada Changbin bersama dirinya, dia keheranan bukan main. Changbin begitu posesif terhadap dirinya. Sejak memasuki cafe, dia terus menempel pada Felix. Merekuh pinggangnya dan akan melotot pada orang-orang yang memberikannya senyuman hangat atau sekedar ingin menyapa.

"Changbin wajahmu sangat seram, kau membuat para pengunjung ketakutan. Astaga, siapa yang akan berani mengambil tuanmu dari dirimu." goda Hyunjin yang langsung mendapat sikutan dari Jeongin.

Hyunjin hanya bisa tersenyum dengan mata yang melengkung ke bawah.

"Benar kata Hyunjin, bersikaplah senormal mungkin. Kau membuat suasana di cafe menjadi sangat dingin, hikarimu mempengaruhi suhu bin. Kontrol."

Bangchan memperingati, jika sudah sang ketua mengingatkan Changbin tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sangat patuh terhadap Bangchan, walaupun wajahnya lebih seram.

"Ini sudah lebih baik." Lee know mengayunkan tangannya untuk mengecek suhu di udara yang sudah terasa normal.

"Lee know suapi aku, tanganku masih sakit."

"Owww tentu saja!" Lee know dengan segera menyambar piring Jisung dan menyuapi Jisung dengan telaten, padahal lukanya sudah sembuh dari lama. Tapi memang Jisung ingin bermanja-manja, sekarang lihatlah. Lee know bukan hanya seorang penjaga tapi seorang pelayan bagi Jisung.

Seungmin memutar matanya malas, matanya terasa sakit melihat tingkah dua orang yang berada didekatnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Lee know bertanya dengan alis bertautan, ia menatap tajam ke arah Seungmin, begitupun dengan Seungmin. "Bilang saja kau juga ingin bermanja-manja dengan  Bangchan, kau cemburu melihatku dan Jisung berperilaku seperti ini satu sama lain."

Bangchan yang mendengarnya hampir tersedak, ia melirik ke arah Seungmin. "Apa kau ingin?" tanyanya denga mengangkat sendok yang berada di depannya.

"Tidak, aku tidak suka seperti itu. Jangan macam-macam!" Seungmin memperingatkan.

Sedang asyik mereka bercanda tiba-tiba saja lantai yang mereka pijak bergetar hebat seperti gempa bumi, orang-orang yang berada di dalam cafe seketika panik dan berhamburan keluar. Bangchan dan yang lainnya saling menatap, mereka tahu jika ini bukanlah gempa biasa. Karena mereka dapat merasakan adanya tekanan kekuatan spiritual yang cukup kuat.

Saat melihat suasana sudah sepi. Seungmin mengeluarkan sebuah jimat. Dia memejamkan matanya, seketika jimat itu terbakar dan mereka berpindah ruang. Dan benar saja mereka kini tengah dihadapakan dengan satu hollow yang sangat besar. Hollow itu tidak memiliki batang telinga ataupun mata. Wajahnya seperti tertutup tengkorak dengan gigi-gigi yang keluar.

"Makhluk buas lagi? Kenapa banyak sekali makhluk yang berkeliaran saat ini? Sunggy merepotkan. Kkami tidak bisa bekerja dengan benar." Hyunjin menggulung bajunya dengan malas.

PLAKKK

Satu pukulan mendarat di kepala Hyunjin dengan mulus. Hyunjin meringis ingin protes tapi tidak dia berani. Tentu saja tidak berani, karena dia akan mendapatkan omelan yang sangat panjang.

"Tidak semua bisa ditahan oleh Kkami. Bersyukur dia mau pergi ke gerbang untuk mengeceknya sesekali di sana! Kau selalu berburuk sangka padanya!" Jeongin hendak memukulnya lagi tapu diurungkan.

"Sudah, jangan bertengkar. Kalian bersiaplah, lihat itu. Dia sudah berteriak ingin dimusnahkan." ucap Felix, matanya sudah berubah. Baju seragamnya juga sudah berubah menjadi jubah pelindung.

"Kau benar." Changbin menimpali, dia mengeluarkan pedang hitamnya yang segelas arang.

Melihat itu, yang lainnya juga bersiaga. Mengubah diri mereka. Tapi tidak dalam mode shinigami. Karena setengah saja sudah cukup untuk melawan musuh seperti hollow berlevel middle tersebut.

"Apa kalian siap semuanya? Kuharap kalian tidak akan kelelahan." Lee know melebarkan sayapnya.

"Tidak akan." jawab Seungmin datar.

"Siapakan senjata kalian kita akan menyerang."

"Siap!" jawab semuanya serentak.

Dari itulah, mereka berdelapan selalu berburu bersama. Menghalau para hollow atau makhluk spiritual yang lainnya, baik itu di dimensi area sekolah ataupun di dimensi manusia. Mereka berdelapan bertarung dengan janji yang sudah dibuat.

∆ Sai shūshō ∆

💮 Bagian Terakhir 💮

[ TAMAT ]

Book nya udah resmi tamat.....
Terimakasih buat temen2 yg masih setia di book ini walau suka jarang update....
terimakasih semuanya.....
lope u all 💚💚💚

salam dwaekki…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
sekali lagi terimakasih banyak2

[02] Shinigami || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang