2

2.8K 313 11
                                    

Tersirat raut cemas dari wajah Midoriya, dia berlari sambil terus bergumam 'Bangunlah Kacchan, apa yang terjadi??'. Sesampainya diasrama, Midoriya segera menidurkan Bakugou di sofa ruang tamu. Teman temannya yang melihat pemandangan itu langsung menghampiri Bakugou. Raut cemas juga terlihat pada teman temannya.

CAT?¿

20 menit kemudian...

Sudah dua puluh menit Bakugou pingsan, dan akhirnya ia sadar dari pingsannya. Semua penghuni asrama mengucap syukur, Bakugou tak kenapa-kenapa itu melegakan. Midoriya orang yang pertama kali mendekati Bakugou, dan menanyakan kondisinya.

"Kacchan, bagaimana kondisi mu??" Tanya Midoriya dengan rasa cemas, ia meletakkan tangannya pada dahi Bakugou. Namun justru ditepis olehnya, kemudian Bakugou mendecih. Melihat sekelilingnya, banyak orang yang mengerumuni dirinya kemudian Bakugou kembali menatap Midoriya sebelum berbicara.

"Aku tak apa-apa, sialan!! Kau kira aku lemah, ha?!!" Ucap Bakugou tak suka.

"Oii Bakubroo, kau tadi pingsan!! Kemudian Midoriya membopong mu, berterimakasihlah padanya"  Kata pemuda dengan gigi taring diseluruh giginya, Kirishima. Mendengar itu, Bakugou menoleh kearah Kirishima kemudian merotasikan bola matanya.

"cihh... Aku tak pernah meminta bantuan pada deku sialan itu!! Aku tak mau berhutang budi padamu, sialan" Kini mata Bakugou menatap manik hijau Midoriya. Midoriya hanya menunduk, tak ingin membalas ucapan Bakugou.

Bakugou bangun dari sofa, kemudian pergi dari kerumunan itu. Ia lelah, ingin segera tidur jujur saja kepalanya masih terasa pusing. Bakugou berjalan menuju kamarnya dengan sedikit sempoyongan. Bakugou telah menghilang dibalik pintu lift.

"Deku, apa tidak apa membiarkan dia pergi sebelum makan malam?? Dia pasti lapar..." Tanya seorang gadis dibelakang Midoriya, gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat sebut saja Uraraka.

Midoriya mengangguk, "Tak apa, saat lapar mungkin dia akan keluar".

"Baiklah teman teman!! Saatnya kita makann!!" Perintah Uraraka pada seluruh temannya, dan disambut sorakan bersemangat. Mereka berjalan menuju meja makan, diatas meja makan tersaji berbagai makanan mulai dari sayur hingga daging. Terlihat sangat enak.

"SELAMAT MAKANNN!!" Sorak semuanya dengan penuh semangat. Makan malam itu diiringi canda tawa dan obrolan ringan seluruh penghuni asrama, kecuali Bakugou.

CAT?¿

Acara makan malam pun telah usai, kini para penghuni sedang duduk bersantai di ruang tamu. Mereka semua enggan untuk pergi ke kamar masing-masing, padahal sebentar lagi waktu tidur. Ada yang sibuk dengan handphone, sibuk dengan pikirannya, sibuk dengan gosip.

Di pinggir sofa, terlihat Midoriya yang sedang sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang dipikirkan oleh pemuda bersurai hijau itu, dari raut wajahnya terlihat ada keseriusan.

Midoriya POV

Aku terlalu asik beradu dengan pikiranku, ada hal yang sedang aku pikirkan. Ya, itu tentang Kacchan. Aku masih belum mengerti apa yang terjadi, kenapa Kacchan tiba-tiba jatuh pingsan?? Apa dia kelelahan?? Itu sepertinya tidak mungkin, Kacchan mempunyai tenaga berlebih jadi dia tak pernah merasa lelah.

Apa ini semua ada kaitannya dengan kucing yang kita jumpai tadi?? Tapi apa yang aneh dari kucing itu, yang aneh hanyalah kenapa wajah kucing itu mirip Kacchan. Ahh! Ini membuat kepala pusing.

Tapi kemungkinan itu benar, ada kaitannya dengan kucing itu. Saat aku mendengar suara Kacchan terjatuh, dan aku menoleh kebelakang aku sudah tak melihat kucing itu lagi. Dia menghilang begitu cepat, bagai dihembuskan oleh angin dan kemudian terbang. Aneh, itu benar-benar aneh!!

Aku perlu menanyakan hal ini pada Kacchan! Tak peduli jika dia memarahiku, aku harus bertanya. Ya harus!!

Midoriya POV end

Seorang gadis dengan surai sebahu berwarna cokelat, Uraraka Ochaco sahabat dari Midoriya. Uraraka sedang memperhatikan Midoriya yang fokus pada pikirannya, ia ingin bertanya pada dirnya apa yang sedang dipikirkannya. Akhirnya Uraraka memutuskan untuk menyentuh pundak Midoriya.

"Deku..." Panggilan pertama, Midoriya masih belum sadar ada yang memanggilnya

"Deku!..." Panggilan kedua dengan sedikit menaikkan suaranya, namun hanya dibalas deheman saja. Seperti dia sadar juga

"DEKU!!" Panggilan terakhir, dengan berteriak disamping Midoriya. Midoriya langsung tersadar dari lamunannya, dan terlihat raut wajah terkejut.

"ah, maafkan aku Deku... Kau terlalu fokus, melamun sampai tidak mendengar aku memanggilmu berkali-kali..." Kata Uraraka, sembari meminta maaf. Mungkin ia terlalu keras memanggil nama Midoriya, ah itu memalukan.

"eh?? Maafkan aku juga karena terlalu fokus... Ada apa Uraraka??" Tanya Midoriya, sambil menoleh kearah Uraraka. Menatap gadis bersurai cokelat itu, Uraraka hanya tersenyum canggung.

"Ah itu... Apa yang sedang kau pikirkan?? Apa ada yang mengganjal dipikiran mu??" Uraraka menjawab sambil memainkan jarinya. Sedikit canggung, setelah dia berteriak disamping Midoriya tadi. Itu kesalahan mu sendiri, Uraraka.

"T-tidak ada apa-apa... Kau tak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Kalau begitu, aku ingin pergi tidur dulu... Selamat malam semuaa!!" Setelah mengatakan itu, dan berpamitan dengan semuanya. Midoriya melangkahkan kakinya menuju lift, setelah itu punggung Midoriya sudah menghilang dibalik pintu lift yang mulai tertutup.

Melihat Midoriya yang mulai pergi menuju kamarnya, teman temannya yang lain juga akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, waktunya tidur.

TBC

gimana nih?? Kependekan engga??
Aku mau bikin yang agak panjang, tapi takut pada pegel bacanya hehe..

Jangan lupa vote sama komen!!

CAT?¿ | dekubaku [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang