Jungkook duduk dengan tangan yang sibuk memainkan handphone. Sesekali Jungkook menerima telpon yang menurutnya kurang penting tapi menurut Sekertaris Kim sangat penting. Sedangkan kepala sekolah dan Guru Lee duduk di lantai dengan menghadap kearah Jungkook yang sedang sibuk dengan Handphonenya.
Setengah jam berlalu, Jungkook akhirnya mengalihkan tatapannya bukan pada Handphone lagi melainkan pada Kepala sekolah dan Guru Lee. Jungkook menatap mereka dengan tatapan datar lalu Sekertaris Lee memberikan laporan mengenai mereka masing masing.
Jungkook menerimanya dengan tenang lalu membuka salah satu dari dua map tersebut, "Lee Sinyo, pekerjaan sebagai guru, orang tua masih ada, suami dan anak, catatan Kriminal, menjadi suruhan untuk membunuh seseorang!" ujar Jungkook, "waw!" lanjut Jungkook dengan senyum kecilnya, "belum diketahui oleh polisi, seru kali ya menyerahkan berkas ini!" ujar Jungkook dengan menatap Guru Lee yang gemetar, "kenapa gemetar? Takut? Oh, masih ada rasa takut. Saya kira karena berani menyinggung keluarga Jeon urat takutnya udah putus!" jelas Jungkook
Jungkook langsung melempar berkas itu pada Guru Lee, selanjutnya Jungkook membuka berkas yang kedua, "Dae-Ho, kepala sekolah, istri anak dan cucu. Catatan kriminal melakukan segala apapun untuk uang termasuk cara kotor yaitu korupsi!" ujar Jungkook, "ini pun tidak diketahui oleh polisi, Not bad!" lanjut Jungkook dengan melempar berkas tersebut pada Kepala sekolah
Jungkook menyalakan rokoknya dan menghisapnya hanya sekali. Lalu Jungkook berdiri dan mendekat ke Guru Lee dan kepala sekolah. Jungkook menyamakan tingginya dengan mereka. Jungkook mencengkam pipi Guru Lee, tanpa disangka Jungkook menempelkan rokok pada mata guru Lee dengan mengatakan, "saya tidak menyukai sorotan mata mu saat menatap mereka dengan berani!"
"akkkhhh...!"
Guru Lee berteriak bersamaan dengan Jungkook yang sedang berbicara. Detik itu pun darah keluar dengan sangat deras, bukannya mencabut rokok tersebut Jungkook malah menekan lebih dalam yang membuat Guru Lee berteriak lebih keras.
Di ruang itu pun tidak ada yang mau menghentikan aksi Jungkook. Kepala sekolah yang melihat itu gemetar ketakutan. Keringat dingin bercucuran dan wajahnya berubah menjadi pucat.
Lalu Jungkook memgambil sapu tangan disakunya kemudian dimasukan kedalam mulut Guru Lee dengan menekan terus menerus hingga wajah Guru Lee memerah, "mulut mu terlalu berisik!" gumam Jungkook yang masih menekan sapu tangan ke dalam mulut Guru Lee.
Beberapa menit berlalu, Jungkook melepaskan bungkemannya dan Guru Lee terkulai lemas. Jungkook berdiri dan menatap Kepala sekolah kali ini, tanpa kata Jungkook menginjang jari-jari nya dengan keras membuat Kepala sekolah menjerit dengan kuat.
Jungkook hanya diam mendengar suara nyaring kepala sekolah. Dan hanya menatap nya dengan datar tanpa mau mengatakan satu kata pun. Beberpa detik kemudian JUngkook mengangkat kakinya dan berjalan kembali ke kursinya.
"jawab dengan berpikir baik-baik. Kesalahan kalian apa ada sangkutannya dengan keluarga kalian masing-masing atau kalian sendiri?" tanya Jungkook dengan santai, "ingat, jawab dengan berfikir matang!" lanjut Jungkook
Peringatan Jungkook kali ini adalah mempermasalahkan mereka atau seluruh keluarga besarnya sampai dengan keturunannya. Karena Jungkook tidak akan segan-segan kalau udah menyangkut Istri dan anak-anaknya.
Kepala sekolah dan Guru Lee terdiam mendengar pilihan yang Jungkook ajukan. Mereka seperti memikirkan nyawanya atau keluarganya.
Selang beberapa detik, Guru Lee berkata, "saya sendiri!" yang di lanjut oleh Kepala sekolah dengan jawaban yang sama, "saya sendiri Presdir!"
Jungkook terdiam mendengar perkataan mereka yang diluar ekspetasinya. "tidak seru!" gumam Jungkook sambil berdiri, "Blacklist mereka!" lanjut Jungkook dengan meninggalkan ruangan kepala sekolah dengan wajah datar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! My Girl 2
أدب الهواةJungkook dan Lisa yang awalnya berstatus berpacaran, dan sekarang status mereka berganti menjadi suami istri. Dengan perjalanan yang begitu rumit dan saling menunggu. Itu masa-masa dimana Jungkook dan Lisa mempertahankan hatinya. Hati yang biasanya...