Jaehyun mengalihkan pandangannya kesamping, ia mati-matian menahan diri untuk tidak tersenyum. Ia tahu ini sangat aneh, dan salahkan Jisoo yang membuatnya menjadi seperti ini.
Setelah dirasa ia tidak akan tersenyum lagi Jaehyun akhirnya kembali menatap Jisoo, tentunya dengan wajah datar.
"Jisoo." Panggilnya, Jisoo hanya meliriknya kemudian berdeham singkat.
"Bangun." Jisoo meliriknya lagi, namun kali ini lebih tajam.
"Kan saya udah bilang gamau, Bapak." Kata Jisoo, sebenernya ini ngomongnya biasa aja sih tapi entah kenapa kok kedengerannya kaya ngegas gitu?
"Saya bukan nyuruh kamu buat lari, emang kamu ga haus?" Jaehyun lihat Jisoo yang mulai mengubah posisinya menjadi terduduk dengan sempurna.
"Bapak mau beliin saya minum?" Tanya Jisoo sembari menatap Jaehyun, Jaehyun balas menatapnya dan hanya mengangguk sebagai jawaban.
Jisoo lantas berdiri dari duduknya lalu mendekat kearah Jaehyun, Jisoo hanya menatap Jaehyun sekilas sebelum akhirnya meninggalkan pria itu dengan berjalan mendahuluinya.
Jaehyun berdecak, kemudian ia bergerak untuk menyusul Jisoo yang sudah jauh beberapa langkah darinya.
"Kamu orang pertama yang natap saya kaya gitu." Ujar Jaehyun ketika sudah berada disamping Jisoo, gadis itu terlihat menoleh kearahnya dengan dahinya yang berkerut heran.
"Maksud Bapak?"
"Ya, kamu orang pertama yang liatin saya kaya gitu." Kata Jaehyun lagi, ia sedikit ragu dengan kalimatnya.
"Emang saya liatin Bapak kaya gimana?" Tanya Jisoo, kini ia tidak lagi menatap kearah Jaehyun.
"Sinis? Saya gatau, tapi entah kenapa setiap kamu liatin orang itu kaya kamu ngajak mereka buat ribut." Ucap Jaehyun, oh benar, mungkin Jisoo menatap orang dengan biasa-biasa saja, namun pemikiran orang itu beda-beda. Kalau bukan Jaehyun pasti ia akan mengira bahwa Jisoo akan mengajaknya tubir sekarang juga.
"Emang muka saya, muka-muka ngajak ribut?" Tanya Jisoo lagi sembari menunjuk wajahnya sendiri.
"Ck, bukan. Saya bilang kalo kamu liat, liatin, berarti mata bukan muka, Jisoo." Jisoo hanya cengengesan tidak jelas sesudah mendengar penjelasan dari Jaehyun. Iya juga.
Astaga, lagi pula. Kenapa mereka bisa mengobrol dengan sesantai ini? Apa lagi obrolan itu terbilang sangat random, biasanya mereka tidak melakukan hal ini. Rasanya sangat aneh, biasanya kalo berduaan sama Jaehyun itu bawaannya pengen ribut mulu, alias adu mulut sepanjang perjalanan.
Makanya Jisoo suka kaget kalo tiba-tiba udah sampe tujuan, padahal Jisoo yakin banget tadi masih dilorong sama Jaehyun, eh tau-taunya udah sampe depan pintu ruangan Guru aja.
Kaya sekarang, tanpa sadar keduanya udah sampe didepan mini market. Cuma ini beda cerita aja, kalo kemaren sepanjang perjalanan mereka asik ribut, tapi kali ini disepanjang perjalanan mereka asik ngobrol.
Teacher And Me
Panas-panas gini emang enaknya ngemil sambil minumnya yang dingin-dingin sih, dan yang lebih enaknya lagi kalo dibayarin. Hehe.
Iyes, semua jajanan Jisoo itu Jaehyun yang bayarin. Jujur sih ya, Jaehyun kalo ga lagi nyebelin dan lagi baikーah engga-engga, Jaehyun emang baik, cuma ketutupan aja sama sifat nyebelinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐝 𝐌𝐞 | 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨 [𝟐]
Fanfiction°° ꒰ 𝐄𝐍𝐃 ꒱ °° Jisoo akui gurunya itu tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ© 𝐉𝐀𝐃𝐀𝐒𝐎𝐗𝐗