Jisoo terduduk dibawah pohon rindang yang berada ditaman belakang rumahnya. Ini salah satu kebiasaan Jisoo, duduk dibawah pohon sembari menikmati angin yang sepoi-sepoi mengenai wajah cantiknya.
Hampir setiap saat ia kesini, entah untuk menjernihkan pikirannya atau sekedar hanya ingin melihat pemandangan bunga-bunga yang terlihat sangat indah. Dara menjaga tanamannya dengan baik.
Jisoo memang sering melamun seperti ini. Namun ketika ia terdiam sembari menatap kearah depan, pikirannya tidak pernah kosong. Contohnya sekarang, ia benar-benar sedang memikirkan sesuatu.
"Ga ada yang mau sama saya, soalnya saya sukanya sama kamu."
Jisoo berdecak kesal saat kalimat Jaehyun kembali terngiang-ngiang di otaknya, akhir-akhir ini suara Jaehyun yang mengatakan jika ia menyukainya terus-terusan terdengar kembali ditelinganya.
Padahal ini sudah seminggu sejak kejadian diperpustakaan.
Jisoo tidak tahu itu benar atau tidak. Tapi saat melihat tatapan Jaehyun, ia bisa melihat bahwa tatapan pria itu tulus, seakan-akan Jaehyun memang menyukainya.
Jisoo tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Benar, ia tidak pernah dekat dengan lelaki manapun. Kenapa? Entahlah, Jisoo hanya merasa jika berdekatan dengan lelaki, ia bingung harus bersikap bagaimana. Karena sendari kecil Jisoo dikelilingi wanita, kecuali Ayah dan kedua kakak lelakinya, tentu saja.
Jika diingat-ingat, sudah lama ia sering berduaan dengan Jaehyun. Tapi rasanya biasa-biasa saja, namun ketika Jaehyun tiba-tiba berucap seperti itu membuatnya menjadi canggung sendiri.
Dan jika dihitung berapa hari ia sudah dekat dengan Jaehyun, sepertinya sudah ada empat bulan semenjak pria itu memasuki sekolahnya dan menjadi wali kelasnya.
Jaehyun memang masih muda, umurnya dua puluh empat tahun. Tapi jika memang benar ia menyukai Jisoo, apa wajar pria berumur dua puluh empat tahun menyukai gadis berusia delapan belas tahun?
Jisoo mengehela napasnya, memikirkan semua ini membuat kepalanya pusing.
"Bengong mulu, kesambet ntar." Ujar seseorang.
Jisoo terkejut dan tergeser beberapa senti dari tempat duduknya, saat melihat siapa yang mengejutkannya ia kembali menghela napas.
"Teh! Ngagetin aja." Seru Jisoo sembari memasang wajah cemberut.
Irene terlihat terkekeh, wanita itu kemudian mendudukan dirinya tepat disamping Jisoo. "Lagian bengong mulu, mikirin apa sih?"
"Engga mikirin apa-apa." Jawab Jisoo pelan.
"Boong, pasti mikirin cowo." Ujar Irene sembari tersenyum jahil menatap adik bungsunya.
Jisoo terkejut, ia membulatkan matanya lalu mengeleng cepat. "Mana ada! Ngawur, lagian siapa yang Jisoo pikirin." Sahut Jisoo sedikit sewot.
"Pak Jaehyun?"
"Teh, ngomong lagi Jisoo jejelin rumput nih."
Irene tertawa kecil menanggapi Jisoo, sepertinya adiknya itu sudah mulai kesal. Aneh memang, tapi saat melihat wajah kesalnya, itu tampak mengemaskan.
Irene aja yang cewe demen liat Jisoo, apa lagi cowo. Irene tau sebenernya banyak yang suka sama Jisoo, tapi dianya aja yang ga peka. Irene juga tau siapa aja yang suka sama Jisoo.
"Jis, teteh juga cewe." Ucap Irene.
"Ya, emang siapa yang bilang teteh cowo?" Balas Jisoo sambil menatap Irene heran, Irene yang mendengar itu hanya bisa menggeleng-gelengkankan kepalanya. Jisoo memang tidak bisa diajak bicara serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐝 𝐌𝐞 | 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨 [𝟐]
Fanfiction°° ꒰ 𝐄𝐍𝐃 ꒱ °° Jisoo akui gurunya itu tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ© 𝐉𝐀𝐃𝐀𝐒𝐎𝐗𝐗