Jisoo berlari menuruni tangga mengabaikan Irene yang marah-marah karena dirinya yang berlarian di anak tangga dengan sangat kencang sampai-sampai Kakak perempuannya itu hampir nyusruk karena tertubruk tubuhnya.
"ADEK NANTI JATOHHH!!" Histeris Bunda Dara saat dilihatnya Jisoo yang melewati tiga anak tangga sekaligus. Tuh liat kan? Jisoo cantik-cantik petakilan banget.
"Jisoo, nyari penyakit mulu anjir." Celetuk Suho saat melihat Jisoo hanya cengengesan sambil mengambil duduk disamping Bunda.
"Bukan nyari penyakit Bang, tapi mencoba pengalaman baru." Suho hanya mencebik, beberapa sekon kemudian Ayah datang, dan Jisoo langsung mendapatkan jitakan pelan dari pria paruh baya itu.
"Gaboleh kaya tadi lagi, kalo jatoh gimana? Patah tulang kamu." Kata Ayah yang kontan membuat Jisoo menundukan kepalanya sambil mengumamkan kata permintaan maaf. Tapi begitu Jin lewat sambil ngeledek, Jisoo langsung bangun dan menendang bokong laki-laki itu.
"Anjir begelud sini!" Seru Jin sambil mengusap bokongnya dan menatap Jisoo tajam, salahnya sendiri sih tapi seru gitu gelud sama Adek sendiri.
Jisoo baru saja hendak menampol Jin sekali lagi tapi tertahan kala Irene lewat diantara dirinya dan Jin.
"Ribut mulu, kalem dikit napa, kamu juga cewe jangan petakilan." Ujar Irene sambil berdecak.
"Abang duluan, Jisoo padahal diem tadi." Jisoo menatap tajam kearah Jin yang berada disebrangnya, Jin bukannya mengalah malah membalas tatapan tajam Jisoo.
"Udah-udah, ga baik ribut di meja makan, nanti aja ributnya dilapangan mau kalian saling bacok juga bebas." Cerca Suho yang mana langsung mendapat cubitan dari Irene.
"Sakit anjir!" Adu Suho sembari mengusap tangannya yang menjadi korban, saat dilihat tangannya memerah ia langsung menatap tajam kearah Irene.
"Lo harusnya sebagai Abang nyontohin yang baik-baik bukannya yang sesat." Irene membalas tatapan tajam Suho.
"Kok gua, kan yang ngajak gelud Bang Jin kenapa gua yang kena?" Protes Suho, mencoba untuk membela diri.
"Omongan elo tu tadi, gemes banget pengen gue banting lo!" Irene menoyor Suho dengan begitu lancar, tidak ada takut-takutnya sama sekali, padahal diantara mereka yang lebih tua itu Suho.
Kan-kan jadi mereka yang gelud, ini vibesnya kaya double gelud. Jin sama Jisoo dan Suho sama Irene, cocok banget udah.
"Harusnya dulu kita masukin mereka ke pesantren aja Bun." Celetuk Ayah yang langsung mendapat perhatian dari ke empat anaknya.
"Ayah sendiri yang bilang kalo mereka nantinya ga bakal betah, yaudah ga jadi Bunda daftarin." Balas Bunda sembari menyendokan nasi ke piring Jisoo.
"Tapi kayanya sekarang halal-halal aja kalo kita masukin mereka ke pesantren." Bunda tertawa dan hanya mengeleng-gelengkan kepalanya saja.
"Emang selama ini kita haram Yah?" Tanya Jisoo sembari menyomot ayam dan mencocolnya kesambel terasi buatan Bunda Dara.
Gatau titik lucunya dimana, seketika seisi ruangan makan penuh dengan suara ketawa. Entah itu dari Ayah, Bunda, Jin, Suho dan Irene. Dan Jisoo satu-satunya orang yang ga ketawa karena heran sama orang-orang ini.
Heran banget, Jisoo ngomong gitu aja pada ketawa. Tadi Pak Jaehyun sekarang keluarganya, dalem hati Jisoo mikir pada kenapa sih? Padahal Jisoo ga ada niatan ngelawak.
Jisoo baru ketawa saat Suho dengan iseng masukin tempe kedalam mulut Jin yang terbuka lebar dan alhasil laki-laki itu keselek, ketawa yang paling kenceng Jisoo sama Suho dan sisanya Ayah, Bunda sama Irene.
Jisoo pernah mikir, tetangga mereka apa ga keberisikan denger mereka yang tiap harinya ketawa-ketiwi, teriak-teriak, ribut tiap hari. Tapi pas tau mereka ga pernah dapet protesan dari tetangga Jisoo jadi mikir lagi, mungkin emang mereka ga keganggu sama sekali.
"Bun, besok Jisoo mau kerumah Pak Jaehyun." Ujar Jisoo pada Bundanya, hendak meminta izin tapi malah kena semprotan dari Jin.
"Ngapain lu?! Anjir lu sukanya om-om Dek?" Kontan saja Jisoo melempar potongan timun kearah Abangnya yang paling nyebelin seanterio keluarga Kim.
"Diem deh Bang, gue smekdon tau rasa." Jisoo udah kesel sama Jin, ikut-ikutan aja padahal mah makan ya makan aja yakan?
"Ngapain kesana?" Tanya Bunda sembari meminum airnya dan menatap Jisoo penuh tanya.
"Disuruh dia buat ikut jogging, yaudah Jisoo ikut aja dari pada nilai Jisoo dikurangin." Jawab Jisoo santai, tapi lagi-lagi Jin mainnya kompor-komporan.
"Halah modus itu, mau deket-deket sama elu." Katanya sembari memasang muka-muka julid.
"Iya dia mau deket-deket sama gue soalnya gue cantik." Jisoo tersenyum lebar kemudian mengibaskan rambutnya kesamping, Irene yang berada disamping kirinya langsung mengomel karena kena sabetan rambut Jisoo.
"Nyesel gua ngomong." Gerutu si anak pertama yang langsung disambut tawa renyah Jisoo.
"Yaudah, nanti Ayah anter." Kata Bunda menatap Jisoo dan Ayah secara bergantian, sebagai jawaban Ayah hanya mengangguk.
***
Om Jaehyun nya aku umpetin dulu...Oh iya, alasan aku jadiin Suho anak kedua padahal Suho lebih tua dari Jin itu karena menurutku karakter Suho lebih cocok di karakter yang kedua, ya... gitu aja sih siapa tau kalian heran kan

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐝 𝐌𝐞 | 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨 [𝟐]
Hayran Kurgu°° ꒰ 𝐄𝐍𝐃 ꒱ °° Jisoo akui gurunya itu tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ© 𝐉𝐀𝐃𝐀𝐒𝐎𝐗𝐗