Jisoo melihat Jaehyun yang nampak menghela napasnya, Jisoo tidak tahu apa yang salah dengannya. Justru ia merasa Jaehyun yang salah.
"Kamu emang gini ya?" Tanya Jaehyun tiba-tiba sambil balik menatapnya.
Jisoo mengerutkan dahinya bingung. "Gini gimana?"
Jaehyun menghela napas lagi. Sebenarnya diantara Jaejoong dan Sandara, siapa yang Jisoo warisi sifatnya?
"Pantes saya liat kamu ga pernah deket sama cowo, orang kamunya aja begini." Ucap Jaehyun lagi. Gadis itu semakin bingung.
"Mon maap nih, Pak. Bisa ga kalo ngomong jangan sepotong-potong?" Ujar Jisoo yang terlihat jengah, Jisoo ga suka sama orang yang kalo ngomong setengah-tengah kaya Jaehyun.
"Diantara Ayah sama Bunda kamu, siapa yang paling ga peka?" Tanya Jaehyun lagi, matanya yang tajam menatap sepenuhnya kearah Jisoo, memperhatikan wajah gadis itu yang terlihat makin kebingungan, namun juga masih sempat-sempatnya untuk berpikir.
"Bunda." Jawab Jisoo singkat, Bunda Dara emang orang yang paling ga pekaan di rumahnya. Walau sebenernya dia gatau Bundanya itu emang ga peka atau pura-pura ga peka, karena setiap dia ngode ke Bunda Dara pasti Bundanya itu ga bakal enggeh.
Jaehyun mengerjapkan matanya sebanyak tiga kali lalu mengangguk. "Lanjutin tuh, masih ada sekardus lagi." Ucap Jaehyun sembari menunjuk-nunjuk kardus tepat disamping Jisoo dengan dagunya.
"Yaelah, Bapak!"
"Apa?"
Jisoo menatap Jaehyun kesal, ia mendengus kasar sebelum akhirnya mengambil buku dengan kasar juga.
"Heh, jangan dibanting-banting nanti rusak." Sentak Jaehyun langsung ketika melihat Jisoo menaruh bukunya dengan tidak santai.
Jisoo tidak menanggapi ocehan Jaehyun, ia hanya diam dengan masih menaruh buku dengan kasar hingga menimbulkan suara grasak-grusuk. Jisoo melakukan aktivitasnya tanpa melirik Jaehyun sedikitpun, ia hanya fokus pada buku digenggamannya. Jaehyun yang sadar kalau Jisoo sudah kembali kesal padanya hanya tercengar-cengir tidak jelas.
Selama itu pula ia selalu memperhatikan Jisoo yang bolak-balik, orang mungkin akan langsung bosan jika terus-terusan menatap Jisoo yang mondar-mandir mengambil buku lalu menaruhnya dirak. Tapi itu tidak berlaku bagi Jaehyun, menurutnya apa yang sedang ia lakukan adalah hal yang menyenangkan, karena ini Jisoo.
Buku sudah habis dan Jisoo sudah selesai menaruh semua buku ketempatnya, gadis itu mendudukan tubuhnya dikursi sebrang Jaehyun. Ia nampak kelelahan walaupun tidak mengeluarkan keringat, namun bisa Jaehyun lihat napas Jisoo yang memburu.
Satu hal yang membuat Jaehyun heran dari Jisoo, selain memiliki sifat yang tidak pekaan. Jisoo juga jarang sekali mengeluarkan keringat, pernah sekali Jaehyun melihat Jisoo yang berkeringat namun itu terlihat sangat sedikit, padahal ia memutari lapangan sekolah yang luas sebanyak sepuluh putaran.
Ya, Jaehyun tahu itu tidak penting. Namun tetap saja ia berhasil dibuat keheranan.
Menyingkirkan keheranannya, Jaehyun kembali memperhatikan Jisoo. Bedanya, kali ini ia memperhatikan wajah Jisoo, ia melihat kening Jisoo yang memerah, tidak terlalu besar namun warnanya sangat kentara.
"Itu kenapa?" Tanya Jaehyun sembari menunjukan jarinya kearah kening Jisoo.
"Hah?" Jisoo kontan meraba keningnya sendiri, dan ia dapat merasakan ada sedikit benjolan disana. Seketika Jisoo langsung mengehela napas dan membatin, Nayeon sialan.
"Tadi di jorogin sama Nayeon, terus kena tembok." Tutur Jisoo singkat, dan sepertinya ia tidak sadar telah mengeluarkan logat Sundanya didepan Jaehyun.
"Sakit?"
"Engga, soalnya ini tanda temboknya sayang sama saya, soalnya dia nyium saya sampe benjol gini." Jawab Jisoo asal yang mana sukses membuat Jaehyun tertawa renyah. Untung perpustakaan lagi sepi-sepinya jadi mau gimanapun bebas, penjaganya juga entah sejak kapan udah ga ada didepan meja yang biasa buat penjaga perpustakaan. Pergi istirahat atau ketoilet mungkin, yakali penjaga perpusnya goib, bisa tiba-tiba ilang.
Kini gantian Jisoo yang memperhatikan Jaehyun yang sibuk meredakan tawanya, kalau dilihat-lihat wali kelasnya ini ganteng juga ya? Ya maksudnya dia emang ganteng, tapi kalo liat Jaehyun senyum atau ketawa kaya gini, wajahnya keliatan lebih bersinar aja gitu.
Bersinar kaya cahaya ilahi.
ENGGA,
Bercanda.
Tanpa sadar Jisoo mengembangkan kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman, senyum Jaehyun ini tuh udah kaya virus corona. Menular.
Perlahan Jaehyun benar-benar menghentikan sisa tawanya, ia terlihat membalas menatap Jisoo dan kemudian tersenyum manis kearahnya.
Akibatnya Jisoo seperti tersedak ludahnya sendiri, ia terbatuk-batuk sendiri entah karena apa. Sepertinya tatapan Jaehyun sangat berpengaruh padanya.
Astaga, memalukan rasanya ketika bersikap seolah-olah salah tingkah didepan orang yang setiap harinya membuat kita kesal.
"Jisoo, saya dijodohin." Ucap Jaehyun tiba-tiba, ada sedikit harapan jika gadis itu akan terkejut.
Namun nyatanya Jisoo tidak terkejut sama sekali, bahkan setelah mendengarnya Jisoo hanya menatap Jaehyun tanpa mengatakan apapun.
"Ya, bagus. Ada yang mau sama Bapak." Balas Jisoo akhirnya.
"Maksud kamu selama ini ga ada yang mau sama saya?" Tanya Jaehyun sambil menyipitkan matanya menatap Jisoo.
Jisoo menganggukkan kepalanya menjawab Jaehyun.
Jaehyun berdecak samar, "Ga ada yang mau sama saya, soalnya saya sukanya sama kamu."
Hah?
***
HALOHHHHH, APA KABAREUUUU? Semoga baik-baik aja ya kalian, aku minta maaf banget karena updatenya sangatlah ngaretㅡalias lama, karena kemarin itu hpku rusak makanya jadi gabisa nulis deh :(Tapi tenang aja, aku bakal usahain cerita ini selesai sampai happy ending hohoho, aku nargetin cerita ini ga nyampe banyak, karena aku nargetinnya cuma nyampe 20an aja, yang berarti...
8 chapter lagi🤫
And, aku itu sebenernya pengen double up, supaya ga satu-satu amat, chapter ini juga pendek banget. Cuma nyampe 700 kata, tapi...
CAPEK MEREKA CAKEP BANGET
Btw saya sangat syok pas liat postingan slide ke 1 nya om jehyon, kek.. WAHHHHH
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐝 𝐌𝐞 | 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨 [𝟐]
Fanfiction°° ꒰ 𝐄𝐍𝐃 ꒱ °° Jisoo akui gurunya itu tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ© 𝐉𝐀𝐃𝐀𝐒𝐎𝐗𝐗