"Pak." Panggil Jisoo sembari menatap Jaehyun disebrangnya, Jaehyun yang sedang melahap makanannya menatap Jisoo dengan alis yang terangkat.
"Jangan kurangin nilai saya ya Pak? Sumpah saya bercandaan doang Pak." Ungkap Jisoo, gadis itu memohon agar nilainya tidak dikurangi, bisa-bisa kalo Bunda Dara liat bakal ngamuk ntar.
Ini sudah tiga hari semenjak Jaehyun mengatakan akan mengurangi nilainya, dan hari ini Jisoo sudah mengatakan jangan mengurangi nilainya sebanyak enam kali. Padahal Jaehyun hanya bercanda tapi ternyata Jisoo menganggapnya dengan serius.
Lagi pula Jaehyun tidak akan seenaknya mengurangi nilai Jisoo, karena gadis itu sudah banyak membantunya mana mungkin Jaehyun akan mengurangi nilai Jisoo? Yang ada Jaehyun akan menambahkan nilainya. Tapi sepertinya mengerjai Jisoo sekali lagi akan sangat menyenangkan.
Jaehyun mengambil botol air mineral, membukanya lalu menenguknya. Kemudian menatap gadis didepannya dengan mencoba menahan senyumnya yang sebentar lagi akan terlihat.
"Kalau saya ga jadi ngurangin nilai kamu, saya bakal dapet apa?" Tanyanya dengan masih menahan senyumnya, sementara Jisoo nampak sedang berpikir.
"Saya bakal ngelakuin apa aja yang Bapak suruh, asalkan jangan kurangin nilai saya." Ucapnya dengan sangat mantap, apa boleh buat. Kalo ini yang bisa bikin Jisoo ga kehilangan nilainya Jisoo siap menerima apapun resikonya.
Pertahanan Jaehyun runtuh, pada akhirnya pria itu tersenyum juga. "Kalau kamu ngebantah, saya bisa hukum kamu kan?" Tanpa pikir panjang Jisoo langsung menganggukan kepalanya, astaga kenapa gadis ini sangat lucu? Jisoo berbeda dengan gadis-gadis yang biasa Jaehyun temui.
"Besok sabtu ke apartemen saya." Ujar Jaehyun sembari melahap suapan terakhirnya.
Jisoo mengeryitkan dahinya dan menatap Jaehyun heran. "Mau ngapain Pak?"
"Besok jadwal saya buat jogging, kamu sekalian ikut." Jisoo nampak menimang-nimang, apakah harus dia ikut bersama Jaehyun? Ah masa bodo, dari pada nilainya dikurangin.
"Jam berapa Pak?"
"Pagi."
"Ya pagi jam berapa Bapak? Pagi juga ada jamnya lah."
"Jam setengah delapan kamu harus udah ada disana." Jaehyun lihat Jisoo yang kini mengangguk, tangan mungil gadis itu bergerak untuk mengambil airnya dan saat hendak membuka tutup botolnya Jisoo nampak kesusahan.
Jisoo mengacungkan air mineralnya dihadapan wajah Jaehyun, pria itu sebenarnya mengerti apa maksud Jisoo. Tapi Jaehyun lebih suka melihat Jisoo kesal, alhasil ia hanya menatap botol dan wajah Jisoo secara bergantian.
Jisoo mendengus lalu berdecak. "Tolong bukain Pak, susah." Jaehyun terkekeh, kemudian tangan kekarnya bergerak mengambil air itu dari gengaman Jisoo dan membuka tutup botol dengan mudahnya.
Jisoo ternganga, kenapa pas dia yang buka itu tutup botol gamau kebuka? TERUS PAS JAEHYUN YANG BUKA ITU TUTUP BOTOL DENGAN SEKALI PUTER LANGSUNG KEBUKA?! Ok fiks, tu botol minum pilih kasih.
Tau aje yang ganteng lo pantai. Sergas Jisoo dalam hati, sebelum akhirnya menerima air mineralnya dan mengucapkan terimakasih pada Jaehyun.
Jaehyun hanya membalasnya dengan berdeham rendah dan memperhatikan Jisoo yang kini mulai menempelkan bibirnya pada bibir botol lalu meneguk airnya dengan rakus. Tidak, Jaehyun tidak salah fokus dengan cara minum Jisoo.
Tapi dia salah fokus pada bibir Jisoo.
What do you think Jaehyun?!
Dengan cepat Jaehyun mengeleng-gelengkan kepalanya agar tersadar dari pikiran kotor yang sempat lewat diotaknya, bisa-bisanya pikiran kotor kaya gitu muncul pas lagi sama murid sendiri.
"Kenapa Pak? Pusing?" Tanya Jisoo saat melihat gelagat aneh dari Jaehyun.
"Engga, cepet abisin. Jam istirahat bentar lagi selesai." Jisoo mencebik tapi tetap melakukan yang Jaehyun perintahkan.
"Kalau dirumah kamu ngapain?" Tanya Jaehyun, sebenernya iseng aja sih, dari pada gabut ngeliatin Jisoo doang sedangkan makanan dia udah abis.
Jisoo menelan makanannya lalu menatap Jaehyun, bersiap untuk bercerita kisah dirinya dan sang Kakak yang tiap hari kerjaannya berantem terus.
Kringggg!!!!
Tapi baru aja mangap bel sekolah udah bunyi, menandakan jam istirahat udah selesai. Didalam hati Jisoo mengumpat, ga bisa di ajak kompromi banget dah padahal lumayan, Jisoo bisa curhat ke Jaehyun soal Jin sama Suho yang doyan banget gangguin dia.
Jaehyun sendiri hanya bisa tertawa melihat ekspresi Jisoo yang terlihat kesal. "Gausah ketawa Pak, suara ketawa Bapak serem."
Jaehyun meredakan tawanya dan berganti tersenyum. "Suara ketawa saya ganteng, emang kamu mirip kunti." Jisoo langsung melotot dan mendengus.
"Ganteng dari mana, suara Bapak itu kaya om-om tau ga?" Balas Jisoo yang tak ingin kalah, tapi bukannya kesal Jaehyun malah kembali tertawa.
"Udah-udah, cepet abisin abis itu ke kelas." Ujar Jaehyun sembari berusaha menghentikan tawanya.
"Bapak ga ikut?" Tanya Jisoo sambil melahap suapan terakhir dan meminum airnya.
Jaehyun mengeleng lalu menunjuk Pak Haechul yang hendak keluar, sendari tadi Jisoo berada diruangan Guru bersama Jaehyun. "Sekarang pelajaran Pak Haechul, kamu lupa?"
"Ga lupa sih, pura-pura lupa aja biar ga pusing soal matematika." Ucap Jisoo asal, untung Pak Haechul udah keluar jadi ga denger apa yang Jisoo ucapin.
Tawa yang sebelumnya belum reda kembali meledak saat mendengar pernyataan Jisoo yang terkesan terlalu jujur, Jaehyun tahu anak didiknya ga ada yang suka matematika. Katanya bikin pusing.
"Cepet sana ke kelas, saya cape kalo kamu disini terus." Ucap Jaehyun sembari menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya.
"Saya ga ngajak nguli Pak, bisa-bisanya Bapak cape."
"Jisoo!"
"Iya Pak ini keluar!"
Jaehyun baru bisa menghentikan tawanya saat Jisoo sudah benar-benar pergi, ia menghela napas lalu tersenyum. Untuk pertama kalinya ia kembali tersenyum setelah masa lalu yang kelam, dan itu karena Jisoo.
***
Haiii🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐚𝐜𝐡𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐝 𝐌𝐞 | 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨 [𝟐]
Fanfiction°° ꒰ 𝐄𝐍𝐃 ꒱ °° Jisoo akui gurunya itu tampan, tapi dia juga sangat menyebalkan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ© 𝐉𝐀𝐃𝐀𝐒𝐎𝐗𝐗