Part 22

1.3K 73 1
                                        

2 minggu kemudian..

Kay's pov

Seharusnya hari ini aku menepati janjiku pada Sherly untuk menjemputnya. Tapi pekerjaanku disini tidak bisa ditinggalkan begitu saja, termasuk urusanku untuk pergi ke Jerman.

Yap, akhirnya aku telah berhasil mendapatkan full beasiswa untuk melanjutkan study S1 IT ku disana. Sebenarnya aku tidak terlalu preasure dengan IT, aku lebih senang dengan akuntansi. Tapi aku senang dengan tantangan dan mencoba hal baru.

Kuliahku ini adalah hal baru untukku. Semoga saja aku bisa menikmatinya nanti.

Semalam aku sudah memberitahukan Sherly mengenai penundaan untuk menjemputnya. Dan seperti biasa, dia selalu menanggapinya dengan berlebihan. Bukan aku tidak memprioritaskannya, tetapi pekerjaanku membantu usaha papah juga salah satu prioritasku. Aku tidak ingin setengah-setengah dalam hal apapun, terutama pekerjaan.

"Oh gitu.. Jadi kamu nomor duain aku? Jadi kamu ga mau dateng kesini? Gamau ketemu aku?" Begitulah kira- kira jawabannya saat aku membertiahukannya.

Usaha papah jelas saja tidak mengenal kata wekend. Justru pada hari wekend, aku bisa benar-benar total. Mau bagaimana lagi, aku terlanjur mencintai pekerjaanku sekarang. Terlanjur merelakan semua waktu libur yang ku miliki untuk fokus dengannya dan melupakan beberapa hal yang perlu dilupakan.

Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 19.15, dan aku masih saja disini. Sebuah kantor berukuran kecil hanya ada 3 lantai di dalamnya. Aku sedang menghitung laporan keuangan yang menurutku kurang beres.

"Ya hallo.." Aku langsung mengangkat telepon tanpa membaca IDnya terlebih dahulu.

"Sya?" Satu-satunya orang yang memanggilku dengan nama itu adalah Vito. Orang yang baru saja aku kenal saat di sekolah Sherly. Dia adalah temannya Sherly. Dan sekarang dia cukup rajin menghubungiku. Biasanya sih hanya sms. Mungkin ada yang penting sehingga dia menelponku.

"Iya Vit. Gimana?" Aku masih tidak bisa mengalihkan mataku dari layar laptop di depanku ini.

"Sherly kecelakaan." Katanya dengan suara yang cukup panik.

"Hah? Serius lo??? Sekarang dia dimana?? Kondisinya gimana??" Aku langsung membereskan berkas di atas meja dan mematikan laptopnya dengan cepat.

"Iya, sekarang dia di IGD. Lumayan parah sih." Jawabnya lagi.

"Smsin gue rumah sakitnya. Gue kesana sekarang." Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil kunci mobil, mengunci ruangan dan langsung menjalankan mobil. Aku sudah tidak memikirkan yang lainnya lagi.

Tanpa sadar muncul rasa bersalah yang dalam. Seharusnya hari ini aku menemuinya. Jika dia bersamaku, mungkin dia tidak akan sampai seperti ini. Argh!

**

Sembari menunggu perjalanan, mari kita sekilas mengingat kembali perkenalanku dengan Vito.

"Vito sini!" Sherly berteriak pada seseorang yang tidak aku kenal. Aku mengikuti arah matanya. Ada seorang lelaki yang menghampirinya dengan senyum yang terus berkembang.

"Cie.. Bahagia banget sih.. Pagi-pagi udah senyum-senyum mulu." Aku pun hanya menjadi penonton saja.

"Mengawali pagi tuh harus dengan happy. Biar bisa happy terus harinya." Jawab lelaki yang tadi dipanggil Vito itu. Suaranya tidak terlalu berat. Untuk ukuran cowok, dia bisa ku anggap pendek. Tapi tatapan matanya seperti mengintimidasi orang.

"Haiss. Kamu tuh.. Oiya, kenalin dong. Ini yang namanya Kay. Dia penasaran banget loh sama kamu Kay." Sherly mengenalkanku dengannya. Dia mengulurkan tangannya, dan aku menerimanya.

imposibble (girl x girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang