Author's pov
"Maaf untuk sakit yang aku kasih. Maaf sayang.." sebuah butiran bening berhasil lolos dari mata Kay, dan tanpa ia sadari sebenarnya sedari tadi Putri masih tetap terjaga.
Ia sengaja pura-pura tidur agar dapat mengetahui apakah Kay akan benar-benar terus menemaninya atau tidak.
Hatinya sudah sangat bergejolak sejak Kay mengucapkan berbagai pertanyaan untuknya. Tapi ia terus berusaha untuk tetap tenang. Berusaha membiarkan Kay mengutarakan sesuatu yang tidak bisa diutarakannya secara langsung.
Dia menunggu Kay memberikan alasan mengenai penolakannya kemarin. Putri sangat berharap Kay akan melanjutkan ucapannya.
"Maaf aku gak bisa.." Ucapnya lagi kali ini dengan suara isakan yang lebih terdengar di telinga Putri.
'Kamu kenapa Kay? Kamu kenapa nangis kaya gini? Apa ada yang salah sama aku?' Putri hanya mampu membalasnya dalam hati.
Dia tahu betul Kay tidak akan menjawab pertanyaannya itu jika dia terbangun sekarang juga. Tapi mendengar isakannya yang menyayat hati, membuat Putri tidak bisa lagi membendung hatinya.
Dia sengaja menggerakkan kepalanya berlawanan arah dengan Kay, dan satu detik kemudian, butiran bening itu kembali jatuh dari wajah Putri. Menangisi Kay untuk kesekian kalinya.
Keduanya menangis dalam diam, menangis dalam ketidaktahuan apa yang sebenarnya begitu membuat mereka berat dan terasa ada yang kurang. Ada perasaan yang mengganjal satu sama lain.
Ada yang tidak beres dengan perasaan keduanya.
Putri masih menebak-nebak sendiri apa yang tidak bisa untuk Kay? Kenapa dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan justru menangis?
'Apa yang bikin kamu kaya gini Kay?'
Sesaat mereka kembali diam. Hanya isakan Kay yang cukup terdengar. Sementara tangis Putri sama sekali tidak dapat terhenti begitu saja.
"Kenapa sesulit dan sesakit ini Put?" Ucap Kay kembali. Tangisnya semakin deras.
Ia meringkukkan kepalanya di samping kepala Putri. Sengaja agar suara tangisnya tidak dapat terdengar oleh yang lain, terutama Putri.
Keduanya kembali berhujan air mata tanpa disadari satu sama lain. Mereka memang tidak berbicara secara langsung.
Tapi sepertinya ada gejolak yang butuh pelepasan di dalam hati mereka. Ada yang tertahan selama ini. Dan itu sangat menyakitkan keduanya.
Entah kapan semua bisa terjawab.

KAMU SEDANG MEMBACA
imposibble (girl x girl)
RastgeleKarena hati hanya mampu memendam rasanya sendiri... menebak sesuatu yang hanya menjadi harap dan karena kepastian yang menjadi tidak pasti adalah permasalahan kedua hati "semoga kamu bahagia" ..... *kay*