Part 16

1.7K 85 10
                                        

Kay's pov

Aku sudah membersihkan diri dan bersiap untuk menutup hari ini di hotel berbintang yang menjadi tempatku menyelesaikan hari sejak kemarin. Dan masih ada Sherly yang setia menemaniku. Aku berencana untuk segera kembali ke Jakarta esok atau lusa. Aku tidak ingin berlama-lama mengingat semua kenangan yang tengah ku kubur dalam.

"Kay, kamu ga buru-buru kan baliknya?" Sherly menghampiriku dengan handuk menutup kepalanya setelah mandi.

"Kalo ga besok ya lusa. Besok aku pulang dulu ke rumah. Kenapa?" Kataku sembari tetap dengan posisi tidurku.

"Ih.. Apaan coba. Masa cepet banget. Engga ahh.. Engga boleh."

"Idih.. Aku kan masih harus ngurus-ngurus beberapa hal di sekolah dulu." Aku duduk dan menata bantal senyaman mungkin untuk melanjutkan obrolan bersama sahabat terkasihku ini.

"Jangan.. Masa sebentar doang kita ketemunya. Yang lama lah.." Rengeknya bak anak kecil, membuatku gemas.

"Sherly.. Aku ga bisa. Ada yang harus ku urus secepatnya di sekolah. Lagian kita ketemu dari kemarin juga kali.."

"Iya sih.. Tapi kan kita belum ngobrol-ngobrol. Aku kan mau cerita banyak sama kamu."

"Yaudah nanti lagi. Kalo urusanku udah selese, terus kamu juga pas libur nanti aku kesini lagi deh.."

"Ih.. Ngga mau. Kamu tega banget masa udah mau pulang. Mau ninggalin aku." Wajahnya sangat sedih, membuatku benar-benar tidak tega. Hanya saja memang ada yang harus segera ku urus di Jakarta.

"Kamu jangan gitu dong.. Kamu tau kan aku gga bisa kalo kamu kaya gini."

"Ya makanya jangan pulang. Ya?" Dia menarik-narik lenganku seperti anak kecil yang minta sesuatu.

"Yaudah aku pulang lusa. Besok sama lusa aku anter ke sekolah, aku jemput juga. Oke?"

"Ah itu sih sama aja. Aku sekolah, ga bisa ngobrol."

"Ya terus? Kamu mau bolos ga sekolah biar bisa ngobrol sama aku?"

"Ya engga gitu juga Kay. Kamu jangan pulang lah.."

"Gini deh gini. Kamu tau banget kan aku paling ga bisa liat kamu ngrengek gini. Beneran ini berat. Tapi ada yang harus aku kerjain dulu. 2 minggu lagi aku pulang deh.. Gimana?"

"Lama Kay. 2 minggu itu lama. Lagian kamu suka janji palsu kalo udah urusan pulang."

"Ayo dong Sher.. Jangan gini. 2 mingu lagi aku jemput deh ya.. Kita ke Jakarta. Kamu kan janji mau nginep di apart aku." Aku berusaha membujuknya, tapi raut wajahnya tak kunjung berubah.

"Kamu sih gitu. Tega ah sama aku." Dia beranjak pergi, membuatku mengacak-acak rambut frustasi menghadapi keinginannya ini. Dia tau betul aku tidak akan menolak permintaannya. Tapi untuk kali ini aku betul-betul tidak bisa. Banyak yang harus ku urus. Aku harus menyiapkan untuk kelanjutan sekolahku. Padahal dia yang jelas-jelas menuntutku untuk serius menyiapkannya. Tapi selalu seperti ini akhirnya.

"Sher.. Serius deh. Aku harus ngurus beberapa hal di Jakarta. 2 minggu lagi aku pasti jemput kamu." Aku berbicara dengannya melalui cermin di depan kami. Dan dia hanya diam.

"Janji." Kataku dengan serius padanya. Dia tetap diam.

"Yaudah deh, maaaf.." Kataku menyerah. Aku benar-benar sudah lelah dengan pertengkaran emosi dalam diriku sendiri.

"Tapi boong.!" Teriaknya sembari merangkulku dari belakang. Aku hanya meliriknya saja.

"Ih kamu sensi deh.. Aku beneran kesel tau sama kamu. Tapi kan aku gamau kita berantem pas aku lagi kangen sama kamu." Mulai lagi dengan sikap manja yang selalu sukses membuatku kembali cair.

imposibble (girl x girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang