Part 25

12.3K 2.4K 1.2K
                                    

Hampura guys, kesalahan teknis. Nama Mamanya Dara Rebecca, aing malah nulis Kimberly. Emang bener-bener😭🖐️

•••

Sejak kemarin, Saddam tidak pulang ke apartemennya. Dia memilih menetap di rumah sakit, dia menjaga Dara di luar. Karena jika masuk ke dalam ruangan, dia yakin Dara tidak mau bertemu dirinya.

Saat ini, Saddam baru saja kembali. Dia membeli bubur di dekat komplek Dara, kesukaan gadis itu.

Dan disaat yang tepat juga, Pandu sepertinya akan keluar. Saddam memblokir jalannya dan menyodorkan beberapa bungkus bubur berbungkus Styrofoam. "Dara belum makan, kan?" tanya Saddam.

"Belum, Dam. Ini gue baru mau beli. Dia enggak mau makan sarapan rumah sakit soalnya."

"Kasih ini ke Dara, ya. Ini bubur kesukaan dia, tapi jangan bilang gue yang kasih." Saddam meraih tangan Pandu dan memberikannya pada cowok itu.

Pandu mengerutkan alisnya. "Kenapa?"

"Gue takutnya Dara malah enggak napsu makan kalau tahu itu dari gue." Saddam menghela napasnya. Nada suaranya terdengar sedih.

Padahal, Saddam ingin sekali menemani Dara di dalam. Dia juga ingin menyuapi Dara dan merawat gadisnya itu sampai sembuh.

"Kalian lagi berantem, ya?"

"Salah gue, Du."

Tanpa mereka sadari, sosok seorang wanita yang akan masuk ke dalam ruangan Dara memperhatikan mereka dan mendengar percakapannya. Karena posisi Saddam dan Pandu tidak jauh dari ruangan.

"Itu sekalian buat lo, Danu sama yang lain juga. Gue kayaknya mau pulang sebentar, mau ganti baju. Gue juga takutnya Selly belum makan. Gue titip Dara ya, Du. Kalau ada apa-apa kabarin gue. Gue pasti balik lagi, kok. Cari aja."

"Lo belum pulang?" tanya Pandu kaget.

Saddam menghela napasnya. "Gimana bisa gue pulang kalau penyebab Dara ada di sini itu gue, Du."

"Lo tidur di mana?"

Saddam tersenyum tipis dia memilih menepuk pundak Pandu beberapa kali. "Gue titip Dara ya, Du."

Pandu terpaku melihat sosok Saddam yang kini sudah melangkah pergi. Pandu tidak tahu apa yang terjadi pada Dara dan Saddam. Tapi Saddam terlihat begitu menyesal dengan apa yang terjadi.

Saddam juga terlihat begitu menyayangi Dara. Di saat mereka bertengkar begini, Saddam masih memberikan perhatian pada Dara.

•••

Pandu masuk ke dalam ruangan Dara.  Alisnya berkerut melihat sosok wanita yang tidak ia kenali tengah mengusap rambut milik Dara.

"Du, kenalin. Nyokap gue."

Pandu tersadar. Cowok itu langsung mencium tangan Mamanya Dara dan tersenyum. "Saya Pandu, Tante. Sahabatnya Dara."

"Kamu yang tadi ngobrol sama Saddam kan?" tanyanya.

Dara langsung menatap Mamanya. Alisnya berkerut. "Saddam?"

"Bener kan? Pacar kamu namanya Saddam?" tanya Rebecca menatap Dara.

Ragil mengabari Rebecca bahwa Dara kecelakaan. Dia yang posisinya masih berada di Indonesia tentunya langsung meluncur ke sini pagi ini.

Iya, dia belum kembali ke Jerman. Masih ada sesuatu yang harus ia pastikan di sini.

"Saddam enggak ada di sini, Ma. Kemarin dia pulang, Dara yang minta." Dara membuang arah pandangnya.

Rebecca menggeleng. "Dia di sini, Dara. Iya kan, Pandu?"

Dara : Hello You! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang