Sheifarai sampai di depan pintu kamar putri Marbelle, lalu wanita tersebut menendang pintu kamar sebelum dibukakan oleh salah seorang prajurit. Melihat ratu Sheifarai yang tengah emosi, membuat para prajurit yang berada di sana bungkam. Wanita tersebut melangkah dengan cepatnya, membuat pangeran Rekanafi berdiri untuk memberi hormat kepada sang ratu. Pria itu segera memetik jemarinya untuk menyadarkan putri Marbelle yang masih dalam keadaan terhipnotis. Hingga ketika gadis itu tersadar, dirinya terkejut kala melihat kemarahan dari ibunya.
Plak!
Tanpa menimang-nimang lagi, ratu Sheifarai menampar wajah putri Marbelle yang belum mengerti dengan keadaannya. Gadis itu tengah mencerna apa yang tengah terjadi.
"Kenapa bunda menamparku?" tanya putri Marbelle dengan memekik, karena tidak terima ditampar oleh ibunya.
"Karena kau memang pantas untuk ditampar, Marbelle!" balas ratu Sheifarai dengan kasar, wanita itu hendak melayangkan satu tamparan lagi tetapi tangannya ditahan oleh sang rata.
"Ada apa ini Sheifarai? Tadi aku dengar kau menendang pintu kamar Marbelle, lalu kini kau ingin menampar pemilik kamarnya. Sebenarnya ada apa ini?" tanya raja Meraandi yang bingung dengan tingkah istrinya.
Ratu Sheifarai menoleh ke arah suaminya, lalu berkacak pinggang. Wanita itu masih menahan amarah yang kini sudah mendidih di ubun-ubunnya.
"Kau tahu Suamiku? Dialah yang menyebabkan kekacauan ini!" teriak ratu Sheifarai, bersamaan dengan datangnya putri Delalimata bersama mahkota yang berada dalam genggamannya. Raja Meraandi mengernyit bingung, tidak mengerti akan ucapan ratu Sheifarai.
"Apa maksu—"
"Dialah pelaku pencurian mahkota Sheinafia!" tukas ratu Sheifarai dengan geram.
"Kenapa aku yang dituduh?" tanya putri Marbelle yang masih belum menyadari kedatangan putri Delalimata bersama mahkota milik kakaknya.
"Tidak usah mengelak lagi, Marbelle, karena kaulah pelakunya!" sentak pangeran Rekanafi dengan menatap dengan sorotan tajam.
"Sayang, kenapa kau ikut-ikutan menudingku seperti ini?" rengek putri Marbelle, membuat putri Delalimata jengah dengan tingkah lakunya.
"Tidak usah mengelak, kau sudah mengaku tadi. Kalau kau tak percaya, kau bisa lihat sendiri dengan kekuatanmu," sembur putri Delalimata yang melangkah mendekat ke arah mereka, hal itu membuat putri Marbelle bungkam ketika melihat masa lalu dirinya yang tadi mengaku ketika terhipnotis dengan pangeran Rekanafi.
"Sikapmu sangat tidak terpuji, Mar! Bunda sangat kecewa denganmu!" tukas ratu Sheifarai dengan perasaannya yang hampa. Wanita itu masih tak percaya dengan apa yang putrinya lakukan.
"Bagaimana bisa kau melakukan hal itu terhadap kakakmu sendiri, Mar?!" tanya raja Meraandi dengan murka, tidak percaya akan hal ini.
"Kau tahu, betapa lelahnya ayahmu ini mencaritahu tentang mahkota Sheinafia yang hilang?" sambung raja Meraandi dengan nada frustasi.
"Maafkan aku, Yah," ucap putri Marbelle yang kini tengah menangis, gadis itu merasa takut saat ini.
"Bunda, tenanglah, jangan terlalu emosi," bujuk putri Delalimata yang kini tengah membelai pundak ratu Sheifarai.
"Bagaimana aku bisa diam, De? Ketika aku tahu bahwa putriku melakukan kejahatan kepada saudaranya sendiri?" tanya ratu Sheifarai yang sudah terpancing dengan emosi.
Keadaan di kamar putri Marbelle semakin memanas, gadis itu melirik ke arah pangeran Rekanafi yang sejak tadi duduk diam di tempatnya, tidak membuka suara sama sekali. Hingga tiba-tiba ratu Sheifarai meremas dadanya yang terasa sakit, wanita itu merunduk karena tak mampu untuk berdiri lagi.
"Lebih baik sekarang kita menjemput Sheina, aku merindukannya," ajak ratu Sheifarai di tengah-tengah rasa sakit yang dirasakannya.
Melihat kondisi istrinya, raja Meraandi segera membopong tubuh sang ratu untuk dibawanya kembali ke kamar mereka.
"Kau harus meminum obat dulu, baru kita menemui Sheinafia," ucap raja Meraandi, yang diangguki oleh istrinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
FantasyCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...