"Astaga, tuan Putri, kau tidak perlu bersusah-susah mencari bahan makanan. Kau tidak boleh kelelahan," ungkap wanita paruh baya itu, yang langsung diangguki oleh para gadis lainnya. Mereka semua mengenal putri Sheinafia, tetapi tidak menyangka kalau gadis itu akan diasingkan ke Pelosok Hutan ini.
Mereka pikir anggota baru mereka adalah anggota biasa, ternyata salah seorang penting dari salah satu kerajaan di negeri ini. Bahkan banyak dari mereka yang mengidolakan gadis berambut merah tersebut, selain karena kekuatannya yang luar biasa, gadis itu memiliki wajah cantik dan sikap terpuji.
"Ah, tidak terima kasih, Bibi. Tapi aku akan ikut mencari bahan makanan malam ini," tolak putri Sheinafia secara halus, bagaimana gadis itu membiarkan para penduduk negeri yang terasingkan mencari bahan makanan, sedangkan gadis itu hanya duduk santai berdiam diri. Putri Sheinafia tidak akan setega itu.
Penolakan tersebut, membuat mereka benar-benar percaya dengan berita yang mengatakan bahwa putri Sheinafia bukan hanya cantik, tetapi memiliki hati yang baik. Berbeda dengan berita mengenai adiknya yang terkenal kasar dan pemarah. Berita itu sudah menjadi berita publik yang sampai di kerajaan tetangga.
"Kau benar-benar ingin ikut, tuan putri?" tanya seorang gadis, ingin memastikan bahwa putri Sheinafia benar-benar menolak tetap tinggal di gubuk atau ikut menyusuri hutan.
"Lebih baik kau di gubuk saja, aku takut kau tersesat Shei," bisik Beeresha kepadanya, dengan cepat putri Sheinafia menggeleng dan menolak saran dari Beeresha.
"Panggil aku Sheinafia," pinta putri Sheinafia kepada gadis yang tadi bertanya kepadanya, "ya, aku akan ikut dengan kalian."
"Baiklah kalau itu maumu, tuan putri," ucap wanita paruh baya tadi dengan patuh.
Putri Sheinafia berdecak sebal, lagi-lagi dirinya mendengar kata 'tuan putri'. Benar-benar membosankan ketika dimana-mana dirinya panggil dengan sebutan seperti itu.
"Dengar bibi, aku menghormatimu karena kau lebih tua dariku. Jadi jangan membuat rasa hormatku hilang, dengan mengucap kata 'tuan putri'! Aku tidak membutuhkan jabatan di sini, kita semuanya sama! Jadi, di sini kalian bisa memanggil dengan Sheinafia!" tutur putri Sheinafia dengan tegas, gadis itu ingin menegaskan bahwa pangkat mereka sama di Pelosok Hutan ini.
Seketika wanita paruh baya itu langsung bungkam, dirinya tidak berani membantah salah seorang anggota kerajaan yang di agungkan oleh God. Walaupun kini putri Sheinafia telah diasingkan, tetapi tetap saja darah bangsawan masih mengalir di tubuhnya. Sheinafia segera melangkah menyusuri hutan lebih dahulu, meninggalkan yang lainnya yang terdiam di tempat.
Mereka semua menganga tak percaya, pertama kalinya seorang anggota kerajaan tidak ingin dipanggil dengan hormat. Biasanya meski di luar kerajaan pun, mereka ingin dihormati dan disegani. Namun berbeda dengan putri yang kali ini mereka temui, gadis itu sama sekali tidak gila jabatan.
"Kalian cepat susul putri Sheinafia! Ah, maksudku Sheinafia, cepat kalian susul! Jangan sampai gadis itu tersesat di dalam hutan!" titah Jeslfly kepada mereka semua.
Beeresha langsung berlari menyusul majikannya ke dalam hutan, takut terjadi sesuatu dengan putri Sheinafia. Sedangkan gadis yang menjadi kekhawatiran tersebut sibuk memetik sayur-mayur yang ada di hutan tersebut.
Setelah dirasanya sayuran itu sudah cukup untuk di bawa ke tempat tinggalnya kini, gadis itu beranjak dari sama. Namun di tengah perjalanan, gadis itu merasa ada yang mengamatinya. Tiba-tiba saja putri Sheinafia menghentikan langkahnya, dan berniat berbalik untuk melihat sang pelaku.
Namun, ternyata sang pelaku berada tepat di belakangnya, membuat putri Sheinafia terlonjak kaget di tempat.
"Siapa namamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
FantasyCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...