"Sheina pasti merasa syok setelah mengetahui pelakunya adalah Marbelle," ujar Heksama diangguki oleh yang lainnya.
"Pastinya, tetapi dia harus bisa menerima semuanya. Memang tidak mudah untuk dilakukan, apalagi untuk mengikhlaskan. Namun, inilah hidup, banyak hal yang datang tak terduga. Penuh akan rintangan dan kenyataan yang pahit. Kita pun harus menerimanya dengan lapang dada, tidak boleh dendam kepada sang Pencipta yang telah menakdirkannya ini semua. Karena akan bahaya jika kita terhanyut dalam dendam yang kita bangun sendiri." Heksama bertepuk tangan setelah Asa selesai bicara, membuat Asa mendelik kesal melihat tingkah aneh sahabatnya.
Mungkin jika kelainan ingin membunuh itu tidak ada dalam diri Heksama, pria tersebut akan menjadi pria yang humoris. Sayangnya kelainan itu harus ada, membuat pria itu kadang terlihat konyol, kadang pula terlihat menyeramkan.
"Di mana Je?" tanya Rooney yang tak melihat wujud gadis itu di sana.
"Menjaga Marbelle," jawab Hesidea yang diangguki oleh Rooney.
"Rekanafi, aku meminta izin kepadamu, karena aku akan melamar Sheina," ujar Rogfave masih dengan memejamkan matanya, mereka tak bingung lagi dengan tingkah Rogfave. Karena itu kebiasaan Rogfave ketika berkumpul dengan mereka dulu.
"Kau sedang mimpi?" tanya Erkinsous yang baru sampai bersama dengan Oldish.
"Tidak, dia memang sering begitu." Rooney lah yang menjawab, membuat pria itu mengangguk.
"Tumben kau ingin berkumpul dengan kami," sindir Heksama dengan sinis, pria itu tahu kalau Erkinsous kurang suka dengan kelompok mereka ketika pria itu tengah menjalankan tugasnya. Terlebih ketika mereka kecil dulu, Erkinsous dan Heksama pernah berselisih karena memperebutkan putri kerajaan Sekrueme.
"Aku hanya ingin berkumpul dengan kalian," ujar Erkinsous dengan santai, lalu ikut duduk di sana.
"Rekanafi, kau belum merespon ucapanku tadi," ucap Rogfave, yang membuat Rekanafi menghembuskan napasnya.
"Terserah kalian, aku bukan ayahnya Sheinafia yang harus merestui hubungan kalian, kan? Lagipula perjodohan kami sudah batal," ujar Rekanafi dengan perasaan yang tak rela, hal itu membuat Rogfave mengangguk dalam tidurnya.
"Kuharap ada Hachi di sini, agar kita tahu bagaimana perasaan Rekanafi saat ini," kelakar Heksama berhasil membuat mereka semua tertawa, kecuali Rekanafi.
"Ah, membahas tentang Hachi, seketika aku jadi merindukannya," ujar Heksama sembari melirik ke arah Asa yang santai di tempatnya.
"Asa tak memiliki rasa kepada Hachi, jadi berhentilah menggodanya," bisik Yersel kepada Heksama, pria itu langsung mengangguk dengan malas.
"Ah ya, mengenai Hachi, kemarin kelompoknya mengirimkan aku surat. Di bilang ingin ke tempat kita, tetapi kusuruh di untuk berjaga di sana dulu, takut para penyusup datang," ungkap Erkinsous, selaku ketua surat-menyurat. Pria ini yang bertugas untuk menerima dan mengirim surat untuk kelangsungan perang nanti.
Mengenai Hachi, gadis itu adalah kerabat mereka dan bertugas menjaga perbatasan negeri Diamond.
"Ah aku lupa, besok aku akan dikirim ke perbatasan kerajaan untung berjaga-jaga di sana," ujar Delalimata, gadis itu memang baru diberi tugas untuk berjaga-jaga di perbatasan Kerajaan. Tugas mereka dipadukan dengan kekuatan masing-masing.
"Kita belum menyusun rencana, jika kau pergi siapa yang akan memblokir rencana kita agar tidak terlihat oleh orang lain?" tanya Yersel bingung.
Delalimata mengangkat bahunya, pertanda tidak tahu. "Aku juga bingung, biasanya aku berada di kerajaan bersama kalian," ungkap gadis itu yang juga tak mengerti.
"Ada yang tidak beres!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
FantastikCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...