"Bagaimana aku bisa percaya ketika melihat tingkahmu begini? Coba sekarang kau tanya pada hatimu, apa alasanmu tidak ingin menemuinya selain masih menyimpan dendam?" tanya Hesidea telak, membuat putri Delalimata bungkam di tempatnya.
"Baiklah aku akan menemuinya! Tapi ini bukan untuk pangeran Rekanafi, tetapi untuk membuktikan bahwa aku benar-benar tidak menyimpan dendam untuknya!" tukas putri Delalimata lalu masuk ke dalam kolam besar di tengah kamarnya.
***
Putri Delalimata segera keluar dari kamarnya, saat ini waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Buru-buru gadis itu berjalan menyusuri koridor istana yang sangat panjang, hingga langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan sang Raja kerajaan Krewiazhe—ayahnya.
"Ayah dengar kau mendapat surat dari pangeran Rekanafi, benarkah itu?" tanya raja Hilman—ayah putri Delalimata—sambil tersenyum-senyum.
"Iya, Yah," jawab gadis itu sekenanya, kini gadis itu malah tidak sabar untuk bertemu dengan pangeran Rekanafi.
Dengan cepat putri Delalimata melompat ke atas kudanya, dengan mengenakan gaun kerajaannya. Sesampainya gadis itu di tempat mereka piknik bisanya, gadis itu melihat pangeran Rekanafi yang tengah duduk di sana. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat yang ditujunya, karena memang sangat dekat dengan kerajaan Krewiazhe.
"Maaf, aku terlambat," ucap gadis itu kepada pangeran Rekanafi yang tengah menunduk di atas kursi panjang di bawah pohon Cemara.
Pangeran Rekanafi langsung mendongak kala mendengar suara putri Delalimata, pria itu melihat sahabat lamanya berdiri di sana. "Duduklah," tukas pangeran Rekanafi, membuat putri Delalimata mau tak mau harus duduk. Gadis itu pasti akan merasa pegal jika terlalu lama berdiri di tempatnya.
"Jadi, ada apa kau memanggilku ke tempat ini?" tanya putri Delalimata yang tidak ingin berbasa-basi, karena gadis itu ingat dengan perlakuan kasar sahabatnya ini ketika mereka berada di kerajaan Bluebove.
Pangeran menoleh untuk menatap gadis berambut kuning dengan perpaduan matanya yang berwarna biru tersebut. Pria itu merasa tidak enak untuk meminta tolong kepada gadis yang kemarin telah dikasari oleh dirinya, terlebih gadis itu adalah sahabatnya sejak kecil. Sangat canggung rasanya ketika mereka berdua duduk berdua untuk membahas masalah pria itu, tetapi hanya gadis itulah yang bisa membatunya saat ini.
"Hmm, sebelumnya aku ingin meminta maaf atas tindakanku saat itu, De. Aku tidak bermaksud untuk berlaku kasar denganmu, kemarin aku terlalu emosi ketika mendengar Marbella mengatakan bahwa koneksinya terblokir dengan begitu saja, dan kini aku mengaku salah. Aku juga akan menerima apapun hukuman darimu," ucap pria itu dengan rasa bersalahnya. Mendengar pangeran Rekanafi meminta maaf, gadis itu merasa lega.
Akhirnya masalah kemarin terselesaikan, persahabatan mereka kembali seperti semula. Kini mereka harus bisa membantu putri Sheinafia untuk kembali ke kerajaan bagaimanapun caranya.
"Kalau begitu, sebagai hukumannya antar aku menemui Sheina, dan kau yang harus meminta izin kepada ayahku," ujar putri Delalimata dengan melempar senyuman sinisnya.
"Baiklah, kita akan menemui Sheina gadis licik. Lagi pula aku pun merindukannya, tetapi kita akan pergi setelah kau membantuku," ujar pangeran Rekanafi dengan sama sinisnya dengan putri Delalimata.
"Sial, bagaimana bisa begitu? Itu tidak adil! Jika aku membantumu, aku ingin kau bersedia menuruti 2 permintaanku!" protes putri Delalimata karena gadis itu merasa dirugikan. Mendengar ucapan putri Delalimata, sang pangeran tertawa lepas.
"Baiklah aku setuju dengan permintaanmu gadis licik, sekarang katakan apa permintaanmu?" tanya pria itu di sela tawanya.
"Untuk itu, belum aku pikirkan Re. Intinya sekarang kita harus membahas tentang dirimu dulu, ada apa ini? Apa kau sedang terjebak dalam masalah?" tanya putri Delalimata, karena jarang-jarang pangeran Rekanafi mendapatkan masalah seperti saat ini, terlebih sepertinya pria itu membutuhkan kemampuannya.
"Sepertinya iya, aku tengah terjebak di dalam rencana seorang bocah, saat ini aku curiga dengan Marbelle, De."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
FantasyCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...