"Aku melihat aura dengan cahaya kuning dalam dirinya, awalnya aku bingung kenapa dia begitu bahagia. Setelah kuselidiki lebih dalam, ternyata dia bahagia karena berhasil menjalankan misinya. Yakni, menjadi orang kepercayaan salah satu raja," ungkap Rogfave.
"Kau menyimpulkan hal itu darimana?" tanya Oldish.
"Kemarin aku menyelinap masuk ke dalam kamar Haasnu, menukar sebelah sandalnya. Lalu aku kirimkan surat ke Marbelle untuk memastikan gagasanku dan Rogfave." Rooney yang menjawab pertanyaan Oldish.
Dengan segera Asa bangkit dari duduknya, membuat yang lain terkesiap di tempat. Pria itu pergi dengan langkahnya yang besar, tak ada yang berani mengikuti setelah melihat sorotan mata Asa yang cukup menyeramkan. Sorotan matanya seolah mengatakan bahwa dirinya ingin pergi sendiri tanpa ada yang menemani.
"Sudah biarkan saja," ujar Yersel kepada yang lainnya.
Sheinafia merapatkan dirinya kepada Rogfave, merasa bergidik di tempatnya.
"Jadi, apa yang Marbelle katakan?" tanya Hesidea kepada Rooney.
"Dia mengatakan bahwa Haasnu berkhianat dan menjalin kerjasama dengan klan musuh!" tukas Rooney dengan urat-urat lehernya yang menonjol, bahkan pria itu menggenggam tangannya erat-erat.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari Beeresha yang duduk tak jauh dari pintu, gadis itu menjerit dengan histeris bersamaan dengan kepala yang terjatuh di depan mata mereka.
"Astaga!" cicit Hesidea yang duduk di dekat Oldish.
Asa masuk ke ruang berkumpul mereka, dengan bibir yang masih terdapat bercak darah. Tangannya menggenggam pedang erat-erat, bibirnya tersenyum miring ke arah sahabat-sahabatnya.
"The end! Tak ada lagi pengkhianat ataupun penyusup di sini!" ujar Asa dengan santai, pria itu mengelap bibirnya dengan lengan yang tertutup pakaian.
"Asa, kau?" tanya Cross dengan tergagap, mereka semua bahkan bergidik di tempatnya. Mengingat bahwa Asa adalah manusia tak berperasa, sulit untuknya mengendalikan diri bahkan hati. Asa adalah satu-satu makhluk di dunia yang sulit mengendalikan emosi.
"Ya, aku membunuhnya. Ketika aku mendengar mereka akan bertemu, aku segera menuju tempat mereka berbicara dan memotong kepala mereka. Lalu aku lempar tubuh mereka ke luar kastil, dan kepalanya aku bawa ke hadapan kalian," ujar pria itu dengan santai seolah ini hanyalah masalah sepele, lalu pria itu duduk di tempatnya tadi.
"Lantas, bagaimana dengan raja Zouleen?" tanya Beeresha, masih dengan ekspresi takutnya.
"Serahkan saja padaku, aku akan menjelaskannya padanya nanti!" ujar Asa yang segera diangguki oleh Beeresha.
Setelah itu, hening. Tak ada satupun yang berani lagi untuk membuka suara, sekadar bertanya pun enggan. Mereka tak ingin membuat para pria yang memiliki keinginan untuk membunuh itu menjadi panas dan emosi. Intinya mereka tahu bahwa para pengkhianat dan penyusup telah dilenyapkan oleh Asa, dan darah pelaku tersangka tersebut sudah diminum oleh Asa.
***
"Sungguh, lagi-lagi aku merinding karena Asa," aku Hesidea dengan lemas.
"Shtt, Be, jangan katakan hal itu lagi!" tegur Sheinafia dengan lembut.
Saat ini Beeresha, Sheinafia dan Delalimata berada di dapur. Mereka tengah mengamati beberapa pelayan yang memasak untuk bekal para pangeran pergi ke perbatasan. Malam ini para pangeran akan dikirim ke perbatasan untuk bersembunyi dan menyiapkan diri mereka di sana. Perang akan terlaksana bulan depan, tetapi persiapan mereka dilakukan mulai hari ini. Mengingat bahwa klan musuh sudah mulai menyusup ke dalam istana, akan bahaya jika saat ini mereka bersantai ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
ФэнтезиCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...