Five

160 63 14
                                    

"Tunggu, De! Mengapa di masa depanmu, aku melihat kau, Marbelle dan pangeran Rekanafi berada di ruangan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu, De! Mengapa di masa depanmu, aku melihat kau, Marbelle dan pangeran Rekanafi berada di ruangan yang sama. Kalian seperti bertengkar, dan di sana tidak ada aku," ungkap putri Sheinafia yang tidak sengaja melihat sekilas masa depan putri Delalimata. Mendengar ucapan tersebut, sontak membuat putri Delalimata menghentikan tawanya. Gadis itu merasa bingung, memikirkan hal apa yang akan terjadi nantinya.

"Maafkan aku, tadi ketika kau tertawa aku tak sengaja melihat masa depanmu," sambung putri Sheinafia, merasa bersalah.

Sedangkan putri Delalimata, dirinya hanya tersenyum, sama sekali tidak merasa marah atas sikap sahabatnya tersebut. Namun gadis itu merasa penasaran, apa akan ada hal besar yang terjadi nantinya? "Sekarang katakan padaku, apa lagi yang kau lihat? Apa kau mengetahui apa yang akan terjadi?" tanya Delalimata yang langsung dibalas gelengan oleh Sheinafia.

"Di sana aku tidak bisa melihat apa-apa lagi, karena setelahnya semua kosong," ujar putri Sheinafia.

"Aku memang bisa melihat masa depan, De, tetapi semuanya terbatas. Itu pun aku hanya bisa melihat intinya saja, belum lagi aku harus simpulkan sendiri apa yang kulihat, lebih dari itu aku tidak bisa," jelas putri Sheinafia dengan lesuh, "aku bisa melihat masa depanmu beberapa tahun yang akan datang, apa kau ingin aku melihatnya?"

Putri Delalimata menggeleng, mencoba menolak. Gadis itu tidak sanggup untuk mengetahui masa depannya. Dirinya takut, bahkan sangat takut. "Kenapa?" tanya putri Sheinafia, karena mendapat penolakan dari sahabatnya itu. "Sejak dulu kau selalu suka bertanya padaku bagaimana masa depanmu," sambung putri Sheinafia.

"Aku tidak ingin tahu, terlebih jika masa depanku buruk nantinya," ungkap gadis itu, yang membuat putri Sheinafia mengangguk-angguk. Dirinya tidak mengerti, tetapi tidak ingin bertanya lebih dalam. Melihat putri Delalimata yang sepertinya tidak ingin ditanya lebih lanjut mengenai masalah ini.

"Baiklah kalau begitu," ujar putri Sheinafia.

"Kenapa kau tidak melihat masa depanmu saja?" tanya putri Delalimata, sebenarnya gadis ini penasaran. Mengapa putri Sheinafia tidak pernah melihat masa depannya.

"Huft, kau tahu? Aku tidak bisa melihat masa depanku sendiri, jika aku mencoba, aku malah akan hancur dari dunia ini. Kekuatanku tidak seperti milik kau dan Marbelle yang bisa disandingkan dengan diri sendiri. Sedangkan aku, tidak bisa, kekuatan ini sangat membahayakan," jelas gadis itu dengan perasaan sedih.

"Tapi kekuatanmu sangat istimewa, Shei!" ucap putri Delalimata dengan menggebu-gebu, membuat putri Sheinafia tersenyum karenanya.

"Sudahlah, lebih baik kita bahas yang lain. Jadi bagaimana hubunganmu dengan pangeran Rekanafi? Pastinya sudah cukup jauh," sambung putri Delalimata, yang langsung diangguki oleh putri Sheinafia.

Seketika wajah putri Sheinafia berseri-seri, membuat putri Delalimata tersenyum karena berhasil mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya, begitulah," ungkap putri Sheinafia dengan malu-malu.

"Wah-wah, ada apa ini? Sepertinya ada yang sedang bercurah cerita, tetapi bunda tidak diajak!" ujar ratu Sheifarai dengan nada merajuk. Kedua Putri itu langsung menoleh ke arah Ratu, lalu mereka tertawa secara bersamaan.

"Haha, putri Sheinafia sedang berbunga-bunga, kalau aku tahu pangeran Rekanafi akan datang pastinya aku akan ke sini besok. Karena aku datang, putri Sheinafia jadi tidak bisa bicara banyak dengan pangeran, melainkan denganku, Bun," ucap putri Delalimata sembari terkekeh.

"Ah, jadi begitu ya?" tanya ratu Sheifarai dengan nada jahilnya.

"Melihat kalian sudah sebesar ini, Bunda jadi tidak percaya bahwa kalian pernah mengalami masa-masa kecil. Dulu sekali, Sheinafia, Delalimata, dan pangeran Rekanafi, kalian selalu bersama. Bahkan kalian berdua sering kali menangis, karena diusili oleh pangeran. Tak terasa kalian sudah besar," sambung sang ratu dengan diakhiri tawa, sembari menerawang kejadian beberapa tahun silam.

"Ah, mengapa suasana menjadi mellow, begini?" tutur putri Sheinafia, yang membuat ratu Sheifarai tersenyum ke arahnya.

"Entahlah, Bunda juga tidak tahu. Ah iya, Bunda lupa, ini sudah sore, lebih baik kalian istirahat. Delalimata, kamu bisa meminta pelayan untuk mengantarmu ke kamar ya, Sayang," jelas ratu Sheifarai yang langsung diangguki oleh putri Delalimata. Setelahnya ratu Sheifarai berlalu meninggalkan mereka.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY CROWN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang