"Maaf, Pangeran, aku tidak bisa hidup dengan pria yang memiliki kelainan sepertimu," ucap putri Sheinafia kala itu.
"Shei, bersabarlah, aku berjanji akan menyembuhkan kelainan dalam diriku, setelah itu aku akan kembali," ujar pangeran Rogfave berusaha meyakinkan gadis yang kala itu berada di hadapannya.
"Baiklah, kau janji akan kembali, kan?" tanya putri Sheinafia yang tengah tersenyum sangat manis.
"Aku berjanji," ujar pangeran Rogfave dengan setengah keyakinan, karena pria itu tidak tahu bahwa kelainannya akan sembuh atau semakin menjadi.
Mengingat memori lama tersebut, membuat pangeran Rogfave urung untuk kembari bertemu dengan gadis itu. Karena putri Sheinafia pernah terang-terangan menolak kelainan dalam dirinya, membuat sang pangeran takut untuk tertolak lagi. Karena menurutnya, rasa patah hati lebih sakit dari pada luka setelah berperang. Patah hati tak dapat diobati oleh apapun bahkan dengan siapapun, sedangkan luka berperang dapat disembuhkan oleh obat racikan.
Saat ini keduanya terdiam di tempat, gadis berambut merah panjang tersebut memilih bungkam. Setelah membawa pangeran Rogfave mengelilingi istana, akhirnya gadis itu membawa sang pujaan ke taman kerajaan. Namun, sejak tadi keduanya bungkam, dengan posisinya putri Sheinafia berdiri di tempat sedang pangeran Rogfave duduk di kursi taman kerajaan yang panjang.
"Ada apa, Shei?" tanya pangeran Rogfave memecahkan suasana, jika pria itu turut bungkam maka mereka akan berada di taman ini hingga malam hari. Pria itu yakin sekali, ketika mengingat pertemuan pertama mereka dan pria itu mengikuti putri Sheinafia yang bungkam. Alhasil mereka berdiaman hingga malam hari.
Putri Sheinafia yang ditanya seperti itu jadi salah tingkah di tempat, seketika gadis itu bingung akan dirinya sendiri. "Aku ingin meminta maaf."
"Dimaafkan!" ucap pangeran Rogfave seraya berdiri, membuat putri Sheinafia terkesiap di tempat.
"Sudah tidak ada yang ingin kau ucapkan lagi, bukan? Kalau begitu, sampai nanti putri Sheinafia."
Gadis itu terbelalak di tempatnya ketika pangeran Rogfave melangkah melewati gadis itu, dirinya bingung. Ada apa dengan pria itu? Pikirnya. Hingga dengan nekat putri Sheinafia memeluk pangeran Rogfave dari belakang. "Kau kenapa?" tanya gadis itu dengan polosnya, membenamkan wajah di punggung sang pangeran.
"Aku sehat," sangkal pangeran Rogfave mencoba untuk mengalihkan pembahasan, malas untuk meladeni putri Sheinafia jika akhirnya mereka akan bertengkar.
Putri Sheinafia melepas pelukan tersebut, membuat pangeran Rogfave memutar tubuhnya. Menghadap kepada putri Sheinafia yang tengah merengut masam. "Menyebalkan! Bukan itu yang kumaksud!"
"Lalu, apa yang kau maksud?" tanya pangeran dengan memasang wajah polosnya, membuat sang putri memukul dada pria itu karena kesal.
"Mengapa kau menghindar? Bahkan tak membalas pelukanku tadi?" tanya gadis itu dengan menuntut, tak terima dengan sikap pangeran Rogfave kepadanya.
"Aku tak bersikap demikian, itu hanya perasaanmu saja. Lagipula, tadi aku hanya terkejut karena kau memelukku secara tiba-tiba, bukannya pangeran Rekanafi." Pangeran Rogfave bersedekap di depan putri Sheinafia yang seketika bungkam di tempatnya.
"Kenapa kau membahas tentang pangeran Rekanafi?" Putri Sheinafia bertanya dengan marah, karena gadis itu merasa bahwa sang pangeran ingin mengalihkan pembahasan.
Mendengar pertanyaan gadis itu, membuat sang pangeran tersenyum dengan sinis. Kemudian mengangkat sebelah alisnya sembari bersedekap mengikuti gaya putri Sheinafia. "Kenapa kau melakukan hal tadi, Shei?" Kening putri Sheinafia berkerut karena bingung ke arah mana pembahasan ini berlanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CROWN [END]
FantasiCerita ini tentang seorang putri bernama Sheinafia yang kehilangan mahkota serta kekuatannya, gadis itu terpaksa jauh dari pria yang dijodohkan dengannya. Akibat mahkotanya yang hilang, Sheinafia harus keluar dari kerajaannya. Itu sudah aturan dari...