Thirty-nine

11 11 0
                                    

"Sebenarnya aku hanya kepikiran dengan penyusup yang masuk ke kerajaan ini," alibi Delalimata, gadis itu tidak bisa jujur sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya aku hanya kepikiran dengan penyusup yang masuk ke kerajaan ini," alibi Delalimata, gadis itu tidak bisa jujur sekarang.

"Aku tak heran akan hal itu, karena setiap kerajaan pasti tak jauh akan adanya penyusup." Sheinafia tidak merasa terkejut setelah mengetahui fakta tentang penyusup tersebut, karena memang sejak dulu setiap kerajaan pasti memiliki penyusup bahkan pengkhianat.

"Tetapi aku takut, aku tak tahu orang itu penyusup atau pengkhianat! Jika dibiarkan kita semua bahkan negeri ini akan dalam bahaya." Mendengar hal itu Sheinafia mengangguk paham akan kecemasan Delalimata, dengan perlahan kedua tangannya bertumpu pada kedua pundak Delalimata yang terbuka.

"Bukankah sejak dulu negeri ini selalu terancam, De? Bahkan seluruh negeri pasti selalu terancam." Sheinafia menatap sahabat dengan dalam, meyakinkan Delalimata. Sedangkan Delalimata, dirinya takut jika Sheinafia melihat masa depannya.

"Sudah tenanglah, aku yakin penyusup itu akan tertangkap. Karena aku yakin, mereka akan menyelamatkan negeri ini," sambung Sheinafia sembari tersenyum. Hal itu membuat Delalimata tersenyum, karena Sheinafia tak curiga akan kebohongannya. Dan dirinya yakin bahwa Sheinafia tak melihat masa depannya.

'Maafkan aku, Sheina' gumam Delalimata dalam hatinya.

"Kau yakin, hanya itu yang mengganggu pikiranmu, De? Tak ada yang lain?" tanya Sheinafia yang tak yakin dengan cerita Delalimata. Bukannya gadis itu tak peduli akan penyusup di kerajaan, tetapi dirinya yakin bahwa mereka semua bisa mengatasi hal ini.

Sheinafia masih merasa masih ada hal yang disembunyikan oleh sahabatnya, tetapi gadis itu tak ingin memaksa sahabat lamanya itu. Sebenarnya bisa saja gadis itu menggunakan kekuatannya untuk mengetahui bahwa Delalimata akan berbohong padanya atau tidak, tetapi gadis itu tak ingin menyangkut pautkan hal ini dengan kekuatannya. Sebab gadis itu yakin, apapun sikap yang diambil Delalimata kali ini, pastinya memiliki alasan.

Delalimata memetik jemarinya, untuk menghapus kejadian tadi. Lalu dengan cepat gadis itu mengubah ekspresi wajahnya, ini kali pertama Delalimata menggunakan kekuatannya kepada sahabatnya. Di satu sisi gadis itu tak ingin melakukannya, tetapi di sisi lain dirinya tak punya pilihan lain. Karena sampai detik ini Delalimata pun belum mampu untuk menceritakan isi hatinya kepada siapapun.

"Ayo naik! Kita sudah berendam selama 2 setengah jam, kalian bisa sakit nanti." Delalimata menunduk dalam, merasa jahat karena menghilangkan separuh ingatan Sheinafia. Gadis itu merasa seperti Marbelle, berlaku sesuka hati untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Sheinafia keluar dari kolam, diikuti Beeresha dan Hesidea yang berada di sudut kolam. Delalimata mengikuti mereka, lalu meraih handuk yang tergantung di dinding kamar. Setelahnya mereka mengganti pakaian.

***

"Bagaimana? Apa kau berhasil meyakinkan para jajaran raja untuk menjadi orang kepercayaan mereka?" tanya pria berbaju hitam.

"Tentu saja! Semua tuntas, misi kita berhasil!" Mendengar hal tersebut, kedua pria itu tertawa bersamaan.

***

Saat ini, baik putri maupun pangeran tengah berkumpul di ruang kumpul mereka. Perkumpulan kali ini bertujuan guna membahas perihal pelaku pengkhianat dan penyusup yang berada di kerajaan.

"Jadi, bagaimana? Apa kau sudah menemukan pelakunya?" Erkinsous mengajukan pertanyaan kepada Rogfave. Pria itu lantas menggelengkan kepalanya.

"Aku belum menemukannya, tetapi aku curiga dengan seseorang," ujar Rogfave yang berhasil mengambil alih perhatian yang lainnya.

"Katakan, siapa yang kau curigai?" tanya Heksama dengan menggebu-gebu, tak sabar ingin menebas kepala sang pelaku.

"Asa, aku minta maaf, aku tak berniat untuk menyinggungmu. Aku malah curiga dengan Dovasanda, bukannya aku meragukan ayahmu dalam memilih prajurit. Hanya saja, semua terasa janggal untukku. Aku melihat aura lain darinya," ungkap Rogfave yang berhasil menarik atensi teman-temannya, untuk mendengarkan gagasan pria tersebut.

"Santai saja, lagi pula aku sama sekali tak tersinggung." Mendengarnya, Rogfave langsung mengangguk-angguk. Pria itu merasa lega karena Asa tak tersinggung dengan ucapannya barusan.

"Jadi katakan, apa saja yang kau lihat dari Haasnu?" sambar Yersel yang merasa tak sabar.

"Jadi katakan, apa saja yang kau lihat dari Haasnu?" sambar Yersel yang merasa tak sabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY CROWN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang