Ten

98 47 0
                                    

Hingga sampailah kuda yang akan mengantarkan putri Sheinafia dan Beeresha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga sampailah kuda yang akan mengantarkan putri Sheinafia dan Beeresha. Putri Delalimata yang memang membawa kudanya, segera menunggaki kuda tersebut. Putri Sheinafia dan Beeresha pun melakukan hal yang sama, karena yang akan mengantarkan putri Sheinafia adalah Fashulata, putri Delalimata beserta prajuritnya. Setelah mereka menunggaki kuda masing-masing.

"Kami izin berangkat, yang Mulia," izin Fashulata yang langsung disetujui oleh raja Meraandi.

***

Sejak tadi ratu Sheifarai tidak berhenti menangis di dalam kamarnya, wanita itu masih belum ikhlas dengan kepergian putrinya. Karena yang pasti putri Sheinafia tidak akan pernah kembali lagi, hal itu membuat ratu Sheifarai terpukul.

"Sayang, sudahlah jangan menangis lagi," bujuk raja Meraandi, karena sudah dua jam sejak kepergian putri Sheinafia, sang ratu tak kunjung menghentikan tangisnya.

"Yang Mulia, tamu perwakilan dari negeri tetangga sudah sampai," lapor salah seorang prajurit, yang membuat raja Meraandi mau tak mau meninggalkan istri tercintanya.

"Sekarang persiapkan dirimu Sheifarai, kita harus menyambut tamu-tamu kita!" titah raja Meraandi sebelum meninggalkan ruang tidurnya.

"Panggil putri Marbelle, suruh dia keluar segera mungkin, jangan sampai terlambat!" titahnya lagi kali ini kepada prajurit yang berjaga di dalam istana. Bukannya raja Meraandi tidak sedih, hanya saja dirinya tidak ingin suasana kerajaan dipenuhi oleh air mata. Terlebih ada aliansi kerajaan yang akan berkunjung, untuk membahas peperangan mendatang. Pria itu tidak ingin menunjukkan kesedihannya di depan para prajurit juga rakyatnya.

Di sini lain, pangeran Rekanafi tengah berkecamuk perasaan. Ada rasa tidak enak yang menghantui hatinya. Pria itu merasa kacau karena putri Sheinafia diasingkan, serta merasa tidak enak dengan putri Delalimata yang kemarin dituduhnya. Hal ini membuatnya kacau sekali.

"Permisi pangeran, saya ingin menginformasikan kalau para ketua aliansi sudah datang," ungkap sang prajurit.

Pangeran Rekanafi segera bangkit dari duduknya, lalu keluar dari ruang pengobatan istana tersebut. Entah mengapa pria itu memutuskan untuk mengurung diri di ruang pengobatan setelah kepergian putri Sheinafia. Rencana pangeran Rekanafi datang lebih dulu ke kerajaan Bluebove, untuk membahas lamaran serta pernikahanya dengan putri Sheinafia. Namun, semuanya gagal, membuat pangeran Rekanafi bingung. Pria itu ingin mencaritahu siapa sebenarnya pelaku di balik hilangnya mahkota putri Sheinafia. Tidak mungkin putri Delalimata, karena melihat reaksi gadis itu yang di luar prediksinya.

Pastinya ada seseorang yang telah mengincar mahkota itu sejak lama, tetapi siapa? Apa tujuan orang tersebut? Pria itu akan mengungkapkan kebenaran secepatnya.

***

Putri Sheinafia dan putri Delalimata berpelukan sangat erat, karena mereka akan berpisah. Terlebih putri Delalimata harus pulang ke kerajaannya, kedua gadis menangis sejak tadi. Bahkan di sepanjang perjalanan mereka menangis dalam kurun waktu tiga jam lamanya. Ya jarak dari kerajaan Bluebove ke Pelosok Hutan cukup jauh, memakan waktu selama tiga jam.

Fashulata langsung kembali ke kerajaan setelah selesai mengantarkan putri Sheinafia, karena mereka akan kedatangan tamu-tamu negeri. Sedangkan putri Delalimata masih tertahan di Pelosok Hutan, karena tidak tega meninggalkan sahabatnya.

"Pulanglah, De!" ujar putri Sheinafia, dirinya tidak ingin putri Delalimata pulang hingga larut malam. Karena kini hari sudah menyambut sore.

"Baiklah, aku pulang, Shei. Jaga dirimu, aku akan kembali lagi nanti. Beeresha, tolong kau jaga Sheinafia, ya!" ucap putri Delalimata lalu memeluk putri Sheinafia sekali lagi.

Setelahnya gadis itu mengintruksi para prajuritnya untuk kembali menunggaki kuda. Putri Sheinafia menatap kepergian sahabatnya dengan perasaan tidak rela, tetapi mau bagaimana lagi, beginilah takdirnya.

"Shei, ayo kita masuk," ajak Beeresha dengan lembut. Di Pelosok Hutan memang dipersiapkan gubuk-gubuk untuk mereka yang diasingkan, jadi mereka bisa memilih ingin tinggal di gubuk yang mana.

Putri Sheinafia perlahan mengikuti Beeresha yang mulai memasuki gubuk tersebut. Selain diasingkan, mereka yang kehilangan mahkota harus mencari makan sediri, pihak keluarga tidak ada yang boleh mengirimkan makanan. Bahkan menjenguk saja tidak boleh, hanya mereka yang tidak menaati aturan yang menjenguk saudaranya di Pelosok Hutan ini.

 Bahkan menjenguk saja tidak boleh, hanya mereka yang tidak menaati aturan yang menjenguk saudaranya di Pelosok Hutan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi gimana sama chapter ini?

Kira-kira siapa yang mencuri mahkota putri Sheinafia?

MY CROWN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang