20/20

2.2K 268 105
                                        

Ready for the last chapter?

Jeffrey semakin kalang kabut sekarang, karena detak jantung istrinya semakin melambat hingga membuatnya terus menangis dan memukul kursi kemudi Jeffran.

"DIAM JEFFREY! JANGAN MEMBUATKU IKUT PANIK!"

Pekik Jeffran sembari melihat informasi tangki bensin yang sebentar lagi akan habis.

"Kalau istriku mati, aku juga akan ikut mati!"

Pekik Jeffrey sembari memeluk kepala Joanna erat sekali. Karena dia sudah putus asa saat ini. Sebab, tidak ada lagi yang bisa membuatnya senang kecuali istrinya ini.

Jeffran yang kesal langsung membanting setir ke semak-semak dekat tebing. Membuat Jeffrey hampir terjungkal kalau saja tidak dengan sigap memeluk istrinya dan bagian belakang kursi kemudi.

"BRENGSEK!"

"KAU YANG BRENGSEK! MATI-MATI! KAU PIKIR SETELAH MATI TIDAK ADA KEHIDUPAN LAGI!?"

Jeffrey diam saja, tagisnya semakin terdengar hingga membuat Jeffran tidak tega dan mulai melajukan mobil kembali.

Karena tidak ingin nyawa Joanna melayang karena kehabisan darah lagi, Jeffran memutuskan untuk kembali ke rumah karena orang tuanya pasti memiliki cara untuk menyembuhkan Joanna saat ini.

Ya, meskipun harus memakai ritual sesat lagi. Tidak apa-apa, yang terpenting Joanna bisa terselamatkan saat ini.

Ketika tiba di rumah, Jeffrey dan Jeffran sudah disambut oleh Jessica dan yang lain. Mereka tampak murka ketika melihat ceceran tisu berwarna merah dari selangkangan Joanna pada lantai marmer lobby rumah Yuno dan Jessica saat ini.

"Ma, jangan apa-apakan istriku, dia---"

Plak...

Jeffrey mendapat tamparan dari Jessica, sebelum akhirnya meminta dirinya bergegas menuju kamar kosong terdekat. Beruntung salah satu anggota sekte mereka adalah dokter kandungan. Sehingga Joanna dan bayinya bisa selamat meskipun harus mendapat donor darah dari beberapa orang di sana.

"Kau beruntung karena rumah ini masih memiliki fasilitas medis! Kalau tidak, bisa melayang nyawa istri dan anakmu saat ini!"

Ucap Jeffran menakut-nakuti Jeffrey yang saat ini sedang duduk bersender pada pintu kamar---tempat Joanna dirawat saat ini.

"Pergi mandi! Istrimu aman di sini!"

Jeffrey tampak enggan berdiri. Kalau saja Jessica tidak menarik tangannya kencang sekali, dia tidak akan mungkin mau bangkit dan meninggalkan Joanna dijaga oleh Jeffran dan yang lain. Karen para tamu yang datang sudah kembali ke ruang masing-masing. Kecuali dokter kandungan yang saat ini masih berada di ruangan bersama Joanna dan beberapa orang yang menjadi pendonor darah---termasuk Yuno, si tuan rumah acara malam ini.

Jeffrey bergegas membersihkan diri, dia juga mengambil beberapa baju ganti dan pembalut untuk istrinya nanti.

Kasihan Jeffrey, Ma. Istrinya juga tidak salah apa-apa. Lebih baik biarkan mereka lepas dari kita.

Tidak bisa! Adikmu bisa cacat dan bahkan mati jika keluar dari sekte kita! Biarkan istri dan anaknya tetap tinggal di sini, sampai mereka luluh sendiri dan ikut melebur seperti kita saat ini!

Jeffrey mulai berjalan mendekat. Kedua matanya sudah berkaca karena tidak tahu akan hal apa lagi yang sedang disembunyikan keluarganya.

Sejak kecil, dia sudah biasa hidup keras. Selalu melakukan berbagai kegiatan akademis dan pemujaan sesuai jadwal. Tidak pernah bergaul dengan dunia luar kecuali jika ada hal mendesak datang.

JEFFRAN & JEFFREY [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang