Satu tahun lalu, ketika Joanna keguguran---Jeffrey adalah orang pertama yang Joanna lihat ketika membuka mata. Dia juga satu-satunya orang yang menemani dirinya ketika dikirat dan menenangkan dirinya ketika bayi tujuh bulan yang telah dikandung dikeluarkan secara paksa.
Joanna ingat sekali, saat itu---Jeffrey menahan tangis setelah melihat bayinya yang telah terbentuk sempurna sudah tidak bernyawa lagi.
Belum lagi ketika melihat darah yang menyelimuti tubuh si bayi sehingga membuat Joanna refleks menjerit dan berusaha bangun guna melihat bayinya lebih jelas lagi.
Namun sayangnya, usaha Joanna tidak berhasil karena proses pengeluaran ari-ari belum selesai sehingga membuatnya harus kembali menahan sakit sembari menggigit lengan kanan Jeffrey guna menahan jerit.
Ini akibatnya karena suka membangkang! Sok percaya diri bisa menjaga diri padahal sedang hamil besar! Kalau sudah keguguran, sekarang mau bagaimana? Aku menyesal karena telah merestui kalian!
Jangan dengarkan Mama. Ada atau tidak ada anak, kita aka tetap bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joanna sedang menatap hidangan makan malam dengan nanar. Jantungnya tidak berhenti berdebar, sebab masih khawatir dengan keadaan Jeffrey sekarang.
Ini masih setengah rahasia yang baru Joanna ungkap. Namun Yuno dan Jessica sudah seperti sekarang. Apalagi kalau sampai mereka tahu bahwa Senna ternyata bukan anak Jeffran, melainkan anak adiknya.
Sebenarnya, Joanna tidak akan membenci Senna kalau saja Jeffrey tidak mengusulkan nama Senna pada nama anak Elena yang sengaja diganti karena sering sakit-sakitan sejak enam bulan ke belakang.
Karena nama itu mirip dengan nama anak mereka. Seanna---yang dimakamkan sekitar lima bulan sebelum anak Elena ganti nama.
Tetapi, Joanna masih punya hati. Dia tidak mungkin tega membeberkan rahasia ini setelah Jeffrey dan Elena dihukum seperti ini. Sebab, bisa saja mereka langsung dialalap api kalau sampai Yuno dan Jessica tahu tentang siapa ayah biologis Senna yang asli.
"Makan!"
Seru Jessica ketika melihat Joanna yang tidak kunjung berbicara dan menyentuh alat makan.
"Ma, Pa... bagaimana kalau kita panggil dokter keluarga? Mereka bisa meninggal kalau---"
"Joanna, kukira kamu sudah paham tentang keluarga kita. Di sini, tidak akan ada yang namanya penghianatan! Begitu juga dengan Jeffrey, kalau kau tidak mau menerimanya---biarkan dia seperti sekarang! Menebus kesalahan dengan membusuk di dalam. Kalauapun dia ingin keluar, hanya kamu yang bisa lakukan!"
Ujar Jessica menjelaskan, karena tiba-tiba saja dia merasa sangat emosinal setelah mengingat kejadian beberapa tahun silam. Ketika hubungan gelap Yuno dan Elena terbongkar.
Joanna merasa dilema. Antara sedih, kasihan dan marah. Marah karena dia begitu lemah dan masih saja merasa iba pada Jeffrey yang jelas-jelas telah menyakiti dirinya begitu banyak.
Brak...
Joanna langsung memundurkankursi makan. Kemudian berlari menuju ruangan tempat Jeffrey pingsan.
Joanna manusia, dia mana tega melihat manusia lain tersiksa. Terlebih itu Jeffrey, suaminya. Laki-laki yang sampai detik ini masih dia cinta.
"Mau apa kamu!? Masih mau menyelamatkan laki-laki brengsek itu?"
Cegah Jeffran yang entah sejak kapan sudah berada di depan pintu ruangan Jeffrey berada.
"Jeffran, tolong minggir! Jeffrey bisa mati! Adikmu bisa mati!"
"Bukankah seharusnya kau senang? Mereka sudah mendapat balasan yang setimpal, mereka sudah---"
Joanna menggeleng pelan, tangisnya kembali keluar setelah melihat Jeffrey yang ternyata sudah berdiri dan memakai pakaian serba hitam seperti Jeffran.
"Biarkan aku masuk!"
Jeffran masih menghalangi Joanna yang ingin melihat bagaimana keadaan Jeffrey pasca mendapat 100 cambukan karena aduannya.
"Jeffrey! Jeffrey! Jeffrey!"
Seru Joanna setelah melihat siluet laki-laki dengan punggung bungkuk dan membelakangi pintu yang telah sedikit terbuka.
Iya, itu Jeffrey. Dia masih memunggungi Joanna. Rambut yang awalnya basah terkena keringat dan darah, kini sudah mengering sempurna. Mungkin karena jendela lantai dua yang sudah terbuka lebar sehingga membuat angin malam berhembus begitu kencang.
Namun, tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap. Joanna langsung pingsan setelah Jeffrey menoleh dan menatap tajam dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayo main tebak-tebakan, kira-kira siapa villain di sini?