12 | Miya Adiwarna

259 55 4
                                    

| Miya Adiwarna |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Miya Adiwarna |

Pagi yang cerah untuk jiwa yang cerah pula. Rey baru saja pulang jogging bersama Satya saat mama dan Runi berada didapur menyiapkan sarapan. Pemandangan yang sangat sedap dipandang oleh kedua orang laki-laki itu karena melihat sang terkasih tengah sibuk mondar-mandir didapur masih memakai piyama tidur, rambut diikat asal dan wajah sembab khas orang bangun tidur.

"Senang tidak? Melihat Runi pagi-pagi begini?" - Satya menyenggol Rey yang berdiri disampingnya tengah mengelap peluh

Rey mengangguk. "Kaya gini ya pa rasanya? Ngelihat cewe yang kita sayang banget dalam keadaan gemesin gitu? Pantes aja papa sering senyum-senyum sendiri ngelihatin mama didapur."

Satya mengangguk. "Rasanya membuat candu kan? Ingin melihat terus."

Rey kembali mengangguk. Matanya tak lepas dari Runi yang sibuk bolak-balik membuka kulkas dan kadang menggerutu kecil atau menguap karna masih mengantuk. Menggemaskan sekali sih!

Rey dan Satya kompak duduk disofa ruang tv. Sudah berganti baju dan sudah mandi pastinya. Runi dan Yena tak sadar jika pasangan bapak anak itu sudah duduk rapi di ruang tv menunggu panggilan untuk sarapan.

Sampai akhirnya Runi melewati ruang tv dan berjengit kaget melihat Rey dan Satya yang sudah duduk dengan tenang menonton berita pagi.

"Kapan pulangnya? Kok gak kedengeran?" - tanya Runi membuat Rey dan Satya kompak menoleh

Rey tersenyum kemudian bangkit berjalan ke arah Runi dan memeluk gadis itu sekilas lalu mengecup puncak kepala Runi.

"Selamat pagi." - ucap Rey memeluk Runi

Runi tersenyum kemudian mengangguk. "Pagi juga, Rey."

Satya tersenyum melihat interaksi kedua orang itu. Terlihat sangat menggemaskan.

"Pagi anak gadis papa." - Satya berujar tanpa menoleh karena fokus menonton berita

"Pagi paa." - Runi

Runi kemudian melepaskan pelukan Rey. "Mau mandi dulu ya?"

Rey tersenyum kemudian mengangguk. Ia mengelus lembut puncak kepala Runi dan mengecupnya sekali lagi sebelum Runi masuk ke dalam kamar yang di pakai olehnya sementara.

Rey kemudian kembali duduk disebelah Satya dan ikut menonton tv. Sementara itu Yena datang membawa sepiring buah apel dan menaruhnya di atas meja.

"Makan buah dulu ya." - Yena mengecup sekilas kening Satya dan Rey setelah meletakkan piring buah itu

Membuat pasangan bapak anak itu tersenyum lembut kompak mengangguk. Selanjutnya Yena pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya untuk mandi.

INEFFABLE | Na Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang