7 | Berdamai

263 64 4
                                    

| Berdamai |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Berdamai |

Yena bernyanyi kecil sambil berjalan menuju apartemen anaknya. Untuk bertemu kembali dengan Runi. Gadis cantik favoritnya saat ini. Walaupun diluar masih hujan dan angin yang kencang tak mempengaruhi Yena sama sekali.

Yena membuka pintu apartemen dengan pelan. Terlihat sangat sunyi. Yena menggeleng pelan karena melihat tv yang menyala, sepiring buah apel dan segelas berisi kopi yang masih setengah. Pasti tadi malam Rey bergadang pikir Yena.

Dipukul 07.30 pagi ini Yena sangat bersemangat. Yena perlahan membuka pintu kamar Rey dengan pelan agar tak menimbulkan bunyi.

Saat pintu sudah terbuka, Yena tak menemukan Rey diatas tempat tidur. Hanya pemandangan kasur yang berantakan tapi tak ada orang diatasnya.

Yena masuk mengecek ke segala penjuru ruangan. Kemudian ia berjalan ke arah kamar mandi dan mengetuknya pelan.

Tok...tok...tok...

"Ata, kamu didalam sayang?" - Yena

Tidak ada jawaban. Yena mencoba membuka pintu itu ternyata tak terkunci. Dengan pelan membuka pintu itu jaga-jaga siapa tau Rey memang ada didalam.

Setelah membuka pintu. Tak ada orang didalam kamar mandi. Yena berpikir sebentar. Apa ata dikamar Runi?

Yena dengan cepat keluar dari kamar Rey dan beralih ke kamar yang berada tepat disamping kamar Rey. Ternyata pintu kamar itu tak tertutup rapat memudahkan Yena untuk mengintip.

Dengan sangat pelan Yena mengintip ke dalam kamar. Benar ternyata dugaan wanita itu. Rey satu kamar dengan Runi.

Yena tersenyum senyum sendiri melihat pemandangan di depannya saat ini.

Rey tengah sibuk menepuk-nepuk punggung Runi yang bergumam kecil dengan kerutan didahinya. Dapat Yena lihat Runi meremat dengan erat kaos yang dikenakan oleh Rey.

Runi menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Rey membuat pemuda itu meletakkan dagu diatas kepala Runi.

"Ssttt...saya disini Runi jangan takut." - Rey

Hati Yena menghangat mendengar ucapan Rey yang menenangkan Runi.

Yena masih mengintip dari celah pintu tak lama kemudian suara Rey terdengar membuat Yena terkejut.

"Mah, masuk aja." - Rey

Yena tersenyum kemudian membuka pintu itu lebar-lebar. "Runi masih tidur ya?"

Rey mengangguk. "Semaleman tidurnya gak tenang banget. Kayanya dia takut banget sama petir."

Yena mengangguk mendengar itu. Ia berjalan ke arah tempat tidur dan duduk disamping Runi yang membelakanginya karena memeluk Rey.

Dengan lembut Yena mengelus rambut Runi. "Kasihan anak cantik mama."

"Badannya panas lagi." - Yena

INEFFABLE | Na Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang