EPILOG

600 53 18
                                    

Runi tersenyum berjalan menyusuri area yang tenang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Runi tersenyum berjalan menyusuri area yang tenang ini. Dengan sebuket bunga di tangannya dan satu bingkai foto. Gadis itu sendirian kini, tak ingin di temani oleh siapapun.

Sampai langkahnya berhenti pada satu pusara yang di kini penuh dengan bunga dan tempelan foto.

Runi kembali tersenyum dan meletakkan buket bunga itu di samping bingkai foto seseorang yang tersenyum lebar lalu ia duduk disamping pusara itu.

Runi mengelus lembut nisan di depannya ini. Kemudian mengelus lembut nama yang tertera di nisan tersebut.

Rey Amerta

"Sayang, aku dateng.." - ucap Runi pelan masih mengelus lembut nisan itu

"Gimana kabar kamu hari ini? Baik?" - Runi

Walaupun tak ada jawaban dari Rey, Runi tetap berbicara sendiri. Bercerita didepan pusara. Setidaknya itulah yang dilakukan olehnya selama satu tahun belakangan ini.

Runi saat ini sudah jauh lebih baik.

Pada bulan pertama kepergian Rey, Runi masih  murung bahkan mengurung diri dikamarnya berhari-hari. Ia hanya keluar dari rumah jika terpaksa atau rindu pada Rey. Maka ia akan duduk ditaman tempat pertama kali mereka berjumpa seharian penuh. Bahkan gadis itu memilih cuti dari kuliahnya.

Pada bulan kedua kepergian Rey, kondisi Runi memburuk. Ia sama sekali tak keluar dari kamarnya. Sampai pada minggu ke 2 gadis itu tak keluar dari kamar, Fayra membuka kamar gadis itu secara paksa dari luar.

Dan menemukan Runi yang sudah tergeletak dengan darah yang keluar dari pergelangan tangan kirinya.

Runi mencoba bunuh diri.

Fayra langsung membawa Runi ke rumah sakit. Daren lah pula lagi yang merawat Runi. Yena dan Satya langsung datang ke rumah sakit ketika mendapat berita Runi mencoba bunuh diri.

Bahkan Yena sempat pingsan mendengar kabar itu.

Setelah melalui proses panjang. Runi akhirnya sadarkan diri setelah 2 minggu dinyatakan koma. Denyut nadinya sangat lemah dan memang dari diri Runi sendiri tak memiliki keinginan untuk hidup.

Daren sudah sempat berkata pada Fayra agar ikhlas. Tapi ternyata kenyataan berkata lain. Tepat 2 minggu Runi tertidur tenang, akhirnya mata yang selalu terlihat sembab selama 2 bulan itu terbuka.

Yena dan Fayra bahkan merasa sangat senang saat Runi membuka matanya.

"Kenapa aku disini? Aku mau nyusul Rey, bun." - lirih Runi menatap kosong langit-langit kamar rawat inapnya

INEFFABLE | Na Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang