"2 Choco Red Velvet, 2 Tiramisu Cookies dan 1 Salted Caramel."
Sakura mengulang pesanan pelanggannya sembari mengambil kue-kue itu dari etalase. Membungkusnya dengan plastik satu persatu kemudian memasukannya ke kardus kue.
"Ini pesanannya, silakan datang kembali." Ucap gadis itu sembari memberikan pesanannya dan tersenyum lebar.
Sakura mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru toko. Ia sedikit lega, antrean pelanggan sudah mulai kosong dan gadis itu akhirnya bisa mundur perlahan. Ia mengatur napasnya kemudian duduk di bangku plastik belakang sembari menunggu pelanggan lain datang. Ya, setiap akhir minggu toko kue ini memang sering dibanjiri pesanan. Ramai sekali.
"Kak, stok Choco Original menipis." Ujar Misa sembari berbisik dari tirai dapur pada Sakura.
"Ah... Kalau begitu kau yang berjaga di kasir. Aku akan membuat stok kue yang kosong."
"Baik Kak."
Sembari menunggu Misa berganti pakaian, Sakura kembali berdiri dan melayani seorang pelanggan yang baru datang dengan senyuman lebar.
"Selamat datang." Ucapnya lagi.
.
Untuk menghasilkan kue yang konsisten, pembuatan adonan kue biasanya dilakukan oleh satu orang. sisanya membantu mencetak, resting, packing dan mencuci perabotan. Sejak kemarin toko ini memang sangat ramai. Dalam sehari Sakura bahkan bisa membuat adonan dalam jumlah banyak sampai 2-3 kali karena stoknya yang cepat habis.
"Ini tolong dicetak." Ucap Sakura sembari mendorong mangkuk berisi adonan kue pada adik-adiknya.
Sakura duduk sejenak. Mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memperjelas pengelihatannya setelah fokus membuat kue dan berdiri cukup lama.
"Tebalnya seperti ini Kak?" Tanya seorang gadis berambut hitam yang menunjukan hasil cetakannya pada Sakura.
"Ya." Jawabnya singkat sembari menyunggingkan senyuman dan kembali memijat pelipisnya yang terasa pusing.
"Ibu Tsunade menyuruh Kakak ke panti asuhan. Kak Sakura sibuk tidak?"
Sakura mendongak menatap seorang lelaki yang menghampirinya sembari memiringkan kepala, menatap wajah Sakura yang tengah menunduk dari bawah.
"Tidak. Baik tunggu sebentar."
Sakura berdiri, mencoba berjalan dengan kedua kakinya namun baru beberapa langkah dari sana pandangannya tiba-tiba gelap.
Dan dia tidak sadarkan diri.
***
Lagi. Bangku di sebelahnya kosong.
Lelaki bersurai raven itu menaruh buku dan satu buah pulpen ke atas meja. Merasa dejavu karena di hari ketiga tahun ajaran baru, bangku milik Sakura kosong seperti tahun sebelumnya.
Ya, tahun ini mereka ada di tingkat dua, dan lagi-lagi mereka berada di kelas yang sama meskipun pembagian kelas dilakukan secara sistem. Menjadi teman satu kelas dengan Sakura untuk kedua kalinya bukanlah hal yang buruk. Gadis itu sering membantunya mengerjakan tugas yang sulit dan setidaknya selalu ada onigiri yang bisa ia ambil dari kotak makannya setiap makan siang.
Ia segera mengambil ponsel dari sakunya dan mengetikan pesan singkat pada gadis itu.
To : Sakura
Kau kenapa? Jangan menyedihkan, cepat sembuh!"Hei, itu pacarmu bukan?"
Sasuke yang baru saja mengetik pesan mendongak kemudian mengarahkan pandangannya pada pintu kelas. Seperti biasa, di jam istirahat Shion selalu datang ke kelasnya untuk mengajak makan siang bersama. Ya, alasan lainnya mungkin karena ia belum mendapat teman-teman dekat di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Soul
FanfictionSemua ikatan itu terjalin atas dasar cinta. Tetapi percaya atau tidak, hal itu tidak terjadi dalam hubungan kita. Kecuali hanya satu sisi saja, "Aku mencintaimu, tetapi kau tidak." . . Sasuke x Sakura Naruto © Masashi Kishimoto