When We We're Young I (Sakura)

1.3K 162 3
                                    

Sakura menghentikan langkah kakinya dan mendongak menatap bangunan sekolah megah yang berada di depannya. Tokyo Internasional High School merupakan sekolah termahal dan terelit di wilayah Kanto. Dan Sakura, dia akan menimba ilmu di sini selama tiga tahun bersama Gaara.

"Sekolah ini memang luar biasa. Tetapi jangan terlalu berekspektasi lebih juga." Ucap Gaara yang ikut berhenti dan menatap arah pandangan gadis itu yang terpesona pada bangunan dan luas sekolah barunya.

Sakura dan Gaara adalah murid yang beruntung karena mendapat beasiswa di sekolah ini. Meraih nilai ujian nasional tertinggi di prefektur Kanto menjadi tiket mereka menginjakan kaki di sini. Tak hanya itu, karena prestasi mereka yang sangat banyak semasa sekolah, panti asuhan yang menaungi mereka pun menjadi lebih dikenal orang dan dihampiri banyak donatur. Yang dulu hanya sebuah rumah kecil, kini membuat bangunan baru yang cukup luas untuk menampung lebih banyak anak-anak yang bernasib sama seperti mereka.

"Kau di kelas 1-3."

Gaara menghentikan langkah kakinya di kelas 1-1. Menunjuk letak kelas Sakura yang hanya diselingi satu kelas lain dengannya.

Sakura sedikit gugup. Ini adalah kali pertama ia masuk sekolah setelah seminggu lalu dirawat karena sakit demam berdarah. Ia belum punya teman kelas sama sekali. Satu-satunya orang yang ia kenal di sekolah ini hanya Gaara seorang. Sayang sekali mereka tidak berada di kelas yang sama.

Sakura mengatur napasnya kemudian menggeser pintu kelas.

"Selamat pagi." Sapanya seraya masuk kelas dan duduk di barisan ke empat di samping kiri, sesuai dengan denah duduk yang terpasang di kelas.

Semua tampak menatap ke arahnya. Melihat dari ujung kaki hingga kepala dan beberapa orang juga saling berbisik.

Sakura tidak tahu apa yang mereka pikirkan tentang dirinya. Yang pasti ia sedikit cemas, biasanya sekolah elit seperti ini selalu mendiskriminasi orang-orang yang hanya bermodalkan beasiswa seperti dirinya bukan?

Gadis miskin yang berpenampilan lusuh dan cupu.

"Tugas Anko-sensei, kau sudah?"

"Eh, memangnya ada tugas?"

"Ada. 30 soal kalau tidak salah."

"Kau sudah?"

"Belum."

Sakura hanya mendesah. Memperhatikan teman-temannya yang sudah duduk berkelompok dan mengobrol banyak hal satu sama lain.

"Kita hanya perlu bilang kalau tugasnya terlalu banyak dan belum selesai."

"Yup. Tugas individu sebanyak 30 soal selama satu minggu itu terlalu banyak bukan?"

"Aku setuju. Belum lagi dengan tugas-tugas yang lain."

Sakura hanya tersenyum tipis mendengar obrolan teman-teman kelasnya tanpa sengaja. Sekolah ini boleh saja menjadi unggulan di antara sekolah lain. Tetapi tentang kedisiplinan dan tanggung jawab, sepertinya mereka tidak lebih baik dari teman-teman sekolahnya dulu.

Apalagi seorang lelaki berambut gelap yang dengan santainya datang mepet ke kelas dan masuk bersamaan dengan guru yang akan mengajar pagi ini.

Unbroken SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang