"Bu, stok makanan kita sepertinya hampir habis."
Sakura berjongkok menatap isi kulkas yang dipenuhi wadah-wadah yang sudah kosong. Stok sayuran, ikan, roti, susu, telur hanya tersisa sedikit dan beberapa bahkan sudah habis.
Tsunade yang tengah mencuci piring menoleh. "Ah benarkah? Terakhir Ibu hanya mengecek beras, yang lainnya belum."
Sakura mengambil botol berisi air putih dan menuangkannya ke gelas. "Beras memang masih banyak, tapi itu!" Tunjuknya pada lemari dapur dan kulkas.
"Kalau begitu tolong list bahan apa yang sekiranya harus dibeli. Setelah itu kau bisa meminta uang ke Shizune."
Sakura menganggukan kepalanya dan mengambil secarik kertas dan pulpen dari laci. Menulis berbagai bahan makanan dan perkiraan nominal uang yang harus dibawa. Sebenarnya bahan makanan untuk malam ini masih ada, tetapi gadis itu tidak yakin kalau itu akan cukup untuk besok pagi.
"Sebanyak itu?" Lelaki yang baru datang itu ikut duduk di meja makan. Ia mengambil apel di keranjang kemudian melahapkannya ke mulut.
Sakura menganggukan kepalanya. "Kau akan mengantarku 'kan?"
"Ah-"
"Kalau Gaara sibuk, kau bisa berbelanja dengan Konohamaru atau Moegi." Saran Tsunade yang baru selesai dan ikut duduk di meja makan.
"Sakura pergi denganku saja Bu, tak apa."
Mendengar jawaban dari Gaara, gadis itu tersenyum dan memberikan kertasnya pada Tsunade. "Aku ke kamar Kak Shizune dulu, tolong cek listnya ya Bu."
***
Sakura mendongakan kepalanya ke atas. Menatap langit sore yang tiba-tiba mendung, padahal saat ia pergi dari panti asuhan tadi, langitnya cerah sekali.
"Bisnya tiba, ayo!" Ujar Gaara yang menarik tangannya menuju bis kota.
Sakura mengikuti langkah kaki lelaki itu menuju bis. Duduk di kursi belakang dan mengobrol banyak hal dengan lelaki itu.
Semenjak ia berpacaran dengan Gaara sebenarnya gadis itu tidak merasakan banyak hal yang berbeda. Normalnya ia memang sering menghabiskan waktu dengan lelaki itu. Mereka sering pergi berbelanja bersama, belajar bersama, memasak, mengajari anak-anak belajar dan masih banyak lagi.
Sakura memang sempat cemburu pada kedekatan Gaara dengan temannya beberapa waktu lalu, namun pada kenyataannya, kedekatan Gaara dengan gadis manapun tidak bisa menembus hubungannya dengan Sakura. Sakura selalu menjadi yang pertama untuk Gaara, begitupun sebaliknya.
"Maaf susu yang di atas itu Gaara!" Tunjuk Sakura pada susu cair yang berada di rak paling atas dan tidak terjangkau olehnya.
"Ada lagi?" Tanya lelaki itu sembari memasukan susunya ke dalam keranjang.
Sakura membuka catatannya kemudian mengangguk. "Kita ke kios buah."
Seusai berbelanja, langkah Sakura terhenti menatap air hujan yang turun cukup deras. Dengan barang belanjaannya yang cukup banyak, ia dan lelaki itu memilih berteduh di depan supermarket dan duduk di tangga sembari menikmati minuman panas dan camilan.
"Hujan seperti ini biasanya tidak akan lama." Ucap lelaki itu yang menyesap moccachino-nya.
"Ah kau benar."
"Sekarang hujan dan kau malah membeli es krim."
Sakura terdiam dan menatap es krim yang tengah ia makan. Membeli es krim saat pulang dari supermarket memang kebiasaannya, tidak peduli cuaca panas atau dingin sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Soul
FanfictionSemua ikatan itu terjalin atas dasar cinta. Tetapi percaya atau tidak, hal itu tidak terjadi dalam hubungan kita. Kecuali hanya satu sisi saja, "Aku mencintaimu, tetapi kau tidak." . . Sasuke x Sakura Naruto © Masashi Kishimoto